Kolam Raksasa Gas Metana Ditemukan di Dasar Laut

Reporter

Tempo.co

Editor

Erwin Prima

Rabu, 28 Agustus 2019 05:45 WIB

Untuk menghilangkan gas metana ini, para ilmuwan memutuskan untuk menyalakan api di lubang yang penuh dengan minyak bumi ini di tahun 1971. Saat itu diperkirakan api akan padam sendiri dalam waktu beberapa hari saja. Dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Wood Hole Ocenographic Institution (WHOI) berhasil menemukan bukti kandungan gas metana yang berasal dari sebuah kolam raksasa pada dasar laut.

“Kami terkejut dengan temuan kolam besar yang mengandung metana abitotik di kerak dan mantel samudera,” ucap Frider Klein, pemimpin ekpedisi WHOI, sebagaimana dikutip Eurek Alert pekan lalu.

Mereka menganalisa sampel batu yang berasal dari mantel beserta kerak samudera yang dikumpulkan dari berbagai lautan di dunia. Terdapat 160 batu dari berbagai pegunungan samudera, zona subduksi seperti cekungan busur muka (forearc) Mariana, dan bagian penggalan kerak samudera yang disebut ofiolit.

Teknik spektroskopi dan mikroskopi digunakan pada hampir semua lokasi dari laut yang telah diteliti. Hasil menunjukkan bahwa batu mengandung sejumlah metana dan sebagian besar hidrogen. Metana dan hidrogen dapat tetap tersimpan dalam batu selama rentang waktu geologis hingga diekstraksi dengan pemecahan atau patahan olivine host.

“Mengidentifikasi sumber abiotik metana dasar laut merupakan permasalahan yang telah kami hadapi selama bertahun-tahun. Ini merupakan asal dari energi kimia yang terbentuk oleh geologi,” ucap Jeffrey Seewald, ahli geokimia laut dari WHOI.

Selain itu, metana juga dapat ditemukan pada beberapa tempat di tata surya, seperti Europa milik Jupiter. Fakta tersebut turut membantu peneliti dalam mengungkap pola adaptasi kompenen metana yang dapat bertahan di tata surya tanpa adanya air atau aktivitas hidrotermal.

“Inklusi fluida dapat terbentuk pada batuan kaya olivin, yang dapat beradaptasi dengan air di beberapa benda langit milik tata surya. Formasi mereka mungkin memiliki kunci implikasi bagi keberlanjutan hidup mikroba di luar Bumi,” seperti yang tertulis pada prosiding National Academy of Science yang dipublikasi pada 19 Agutus 2019.

Proses ini kemungkinan telah terjadi sejak timbulnya lempeng tektonik dan mungkin telah mendukung ekosistem mikroba dalam lingkungan geologis yang beragam. Ventilasi atau tempat pelepasan sumber bahan bakar dari bebatuan memiliki potensi dalam mempertahankan bentuk kehidupan tanpa bahan makanan lain.

Siklus produksi dan pelepasan bahan kimia ini menjadi faktor penting dalam keberlangsungan hidup organisme darat dan laut sejak zaman dahulu di Bumi.

“Saat Volatil yang terjebak karena mekanisme ini bebas, mungkin akan muncul H2 (hidrogen) dan CH4 (metana) yang cukup untuk memasok ekosistem mikroba dengan donor elektron di lingkungan alami, dimana pembentukan H2 dan CH4 sebaliknya tidak akan menguntungkan,”

Selama ini, gas metana memang diketahui terkubur di dasar laut dan keluar melalui ventilasi laut dalam. Proses pembentukan metana abitotik terjadi akibat reaksi kimia. Namun, gas yang telah ditemukan tidak mengandung bahan organik ataupun makhluk hidup. Sehingga asal mula terbentuknya gas metana pada bawah air masih sulit dimengerti oleh para peneliti.

SCIENCE ALERT | EUREKA ALERT | CAECILIA EERSTA

Berita terkait

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

3 jam lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

2 hari lalu

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.

Baca Selengkapnya

Bareskrim Polri Tangkap 5 Kurir Peredaran Sabu Lintas Laut Jaringan Malaysia-Aceh

8 hari lalu

Bareskrim Polri Tangkap 5 Kurir Peredaran Sabu Lintas Laut Jaringan Malaysia-Aceh

Peredaran sabu itu dilakukan lintas laut dari jaringan Malaysia-Aceh.

Baca Selengkapnya

Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

20 hari lalu

Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

Lebih dari 1.100 migran dan pengungsi termasuk 121 anak-anak tanpa pendamping diselamatkan di lepas pantai selatan Italia dalam waktu 24 jam

Baca Selengkapnya

18 Warga Gaza Tewas Akibat Bantuan Via Udara, 12 Diantaranya Tenggelam di Laut

32 hari lalu

18 Warga Gaza Tewas Akibat Bantuan Via Udara, 12 Diantaranya Tenggelam di Laut

Setidaknya 12 warga Palestina tenggelam setelah mereka berenang ke Laut Gaza saat mencoba mendapatkan bantuan yang diterjunkan dari udara

Baca Selengkapnya

Bantuan Kemanusiaan yang Dikirim lewat Laut Tiba di Utara Gaza

38 hari lalu

Bantuan Kemanusiaan yang Dikirim lewat Laut Tiba di Utara Gaza

World Central Kitchen mengkonfirmasi 200 ton bantuan kemanusiaan sudah tiba di utara Gaza pada Jumat, 15 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

KKP Umumkan Lokasi Pembersihan Hasil Sedimentasi di Laut

42 hari lalu

KKP Umumkan Lokasi Pembersihan Hasil Sedimentasi di Laut

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengumumkan lokasi pembersihan hasil sedimentasi di laut.

Baca Selengkapnya

Salurkan Bantuan ke Gaza, AS Hingga Qatar Sepakat Buka Pelabuhan Ashdod Israel

44 hari lalu

Salurkan Bantuan ke Gaza, AS Hingga Qatar Sepakat Buka Pelabuhan Ashdod Israel

Para menlu dari AS hingga Qatar sepakat membuka pelabuhan Ashdod, Israel, sebagai jalur pelengkap dalam menyalurkan bantuan ke Gaza

Baca Selengkapnya

PBB Minta Dunia Fokus pada Distribusi Bantuan ke Gaza Lewat Jalur Darat

50 hari lalu

PBB Minta Dunia Fokus pada Distribusi Bantuan ke Gaza Lewat Jalur Darat

Juru bicara PBB mengatakan penyaluran bantuan ke Gaza melalui laut atau udara merupakan hal baik, namun menekankan perlunya fokus pada jalur darat.

Baca Selengkapnya

Kiara dan Walhi Serukan Penghentian Eksploitasi Kawasan Pesisir dan Laut Jawa Timur

50 hari lalu

Kiara dan Walhi Serukan Penghentian Eksploitasi Kawasan Pesisir dan Laut Jawa Timur

Kiara dam Walhi menilai, pengesahan Perda RTRW Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2023 mengancam keberadaan kawasan laut di Jawa Timur.

Baca Selengkapnya