Kudo, Platform yang Membantu Warung Menjadi Toko Online

Reporter

Antara

Editor

Yudono Yanuar

Rabu, 28 Agustus 2019 09:00 WIB

CEO Kudo Agung Nugroho saat ditemui di Kudoplex, Jakarta, Selasa (27/8/2019). (ANTARA News/Natisha Andarningtyas)

TEMPO.CO, Jakarta - Agung Nugroho dan Albert Lucius membuat platform Kudo untuk membantu masyarakat kelas menengah ke bawah. Upaya ini dirintis sejak mereka berkuliah di UC Berkeley, AS pada 2014.

"Kami berdua selalu berpikir bagaimana caranya meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan teknologi," kata Agung kepada ANTARA di kantor Kudo di Jakarta, Selasa, 27 Agustus 2019.

Kudo, kependekan dari Kios untuk Dagang Online, bermula dari observasi mereka terhadap warung dan pedagang tradisional yang belum tersentuh teknologi. Padahal, teknologi bisa membantu para pedagang konvensional untuk meningkatkan produktivitas dan menambah pendapatan mereka.

Agung memberi contoh bagaimana layanan panggilan moda transportasi (ride-hailing) mengubah pola kerja para sopir ojek pangkalan. Berkat teknologi digital, para pengemudi lebih produktif dan tidak banyak menghabiskan waktu menunggu di pangkalan.

Bagaimana dengan warung dan pedagang kecil? Agung, yang sejak 2018 menggantikan Albert sebagai CEO Kudo, menilai hal yang sama dapat terjadi pada warung dan pedagang kecil. Teknologi akan membantu produktivitas para pedagang dan mentransformasi model bisnis mereka.

"Tradisional sejak awal memang bertolak belakang dengan teknologi. Tapi, di situ lah seninya," kata Agung tentang perubahan model bisnis warung.

Melalui Kudo, toko kelontong yang sebelumnya menjual kebutuhan sehari-hari dapat juga berjualan pulsa, baju, kosmetik bahkan tiket pesawat berkat kemitraan mereka dengan berbagai platform e-commerce.

Kudo, yang menyasar daerah di luar kota besar di Indonesia, juga memfasilitasi masyarakat yang belum bisa atau enggan berbelanja di platform e-commerce untuk berbelanja produk di sejumlah toko daring (online) melalui toko kelontong.

Namun, kemampuan para pedagang tradisional berbanding terbalik dengan konsumen, apalagi di kota besar, yang sudah akrab dengan teknologi dan berbelanja online.

Kudo tidak bisa hanya membuat platform. Mereka perlu terjun langsung ke lapangan untuk mengajari para pedagang bagaimana memanfaatkan platform Kudo untuk menambah penghasilan.

Agung dan Albert merancang platform Kudo dengan tampilan sesederhana mungkin agar agen, sebutan untuk mitra, tidak kesulitan untuk menggunakannya.

"Kami punya tim di lapangan untuk mengedukasi mereka," kata Agung, yang juga alumnus Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 2007 itu.

Kudo tidak segan berinvestasi untuk mengedukasi agen mereka. Agung mengatakan para pedagang tradisional itu perlu masuk ke ekosistem jika akan masuk ke industri digital Indonesia agar dapat memberikan dampak luas.

Dari sisi bisnis, Agung menilai pedagang tradisional akan terjamah teknologi dan masuk ke platform jual-beli online. Maka, strategi jemput bola yang dilakukan Kudo itu merupakan aksi yang cocok untuk menyikapi tren bisnis itu.

Hampir bangkrut
Hanya saja, misi Agung dan Albert untuk mengajari pedagang memakai platform digital tidak sesederhana fakta di lapangan. Agung harus bergulat dengan berbagai cara agar orang memahami sistemnya dan bersedia menggunakan Kudo.

Agung mengenang tidak ada satu pun pedagang tradisional yang tertarik untuk menggunakan Kudo pada masa-masa awal uji coba platform itu.

"Sudah launching, nggak ada yang mau pakai. Satu orang pun nggak ada yang mau pakai," kata Agung.

Kenyataan itu tidak lantas membuat Agung mundur. Semangatnya justru semakin menggebu untuk mencari tahu kebutuhan para pedagang agar Kudo bisa lebih dekat ke target pasar mereka.

Agung dan timnya memetakan apa saja yang diperlukan seorang pedagang tradisional. Para pedagang, lanjut Agung, sebenarnya membutuhkan tambahan pendapatan, peningkatan jumlah pelanggan, dan harga produk yang murah untuk menunjang bisnis mereka.

Keengganan para pedagang untuk memakai platform Kudo justru berbuah inovasi produk hingga platform itu berkembang seperti sekarang.

Kudo bahkan hampir bangkrut pada suatu waktu jelang penggalangan dana.

"Awal fund-raising, pernah beberapa hari lagi hampir bangkrut. Tapi karena ada usaha luar biasa dan invisible hands dari atas, semuanya kembali on track".

Usaha Agung dan tim Kudo pun berbuah manis. Platform itu sudah digunakan oleh 2,6 juta agen yang tersebar di 500 kota dan kabupaten di Indonesia. Kemasyhuran Kudo juga mampu memikat Grab yang pada 2017 mengakuisisi Kudo.

Agung mengakui banyak hal baru membawa dampak positif sejak mereka bergabung dengan Grab.

"Kami bisa tambah banyak kesempatan untuk agen, dengan Grab. Teknologi kami juga bisa masuk dan berkembang di Asia Tenggara," kata Agung tentang keuntungan penggabungan Kudo ke Grab.

Salah satu bentuk kemitraan Grab dengan Kudo, melansir situs resmi Kudo, adalah agen akan mendapat kemudahan jika mendaftar sebagai pengemudi Grab. Agen juga dapat mendaftarkan orang lain untuk bergabung sebagai pengemudi Grab dan akan mendapat sejumlah keuntungan tambahan, misalnya mendapat tambahan saldo di dompet digital Ovo.


Berita terkait

National Business Case Competition 2023 Kejar Mimpi Depok by CIMB Niaga: Inovasi Bisnis Digital Generasi Muda

25 Desember 2023

National Business Case Competition 2023 Kejar Mimpi Depok by CIMB Niaga: Inovasi Bisnis Digital Generasi Muda

National Business Case Competition 2023 Kejar Mimpi Depok by CIMB Niaga hadirkan inovasi generasi muda untuk menjawab masalah sektor bisnis digital

Baca Selengkapnya

Humane AI Pin akan Dikirimkan ke Pembeli pada Maret 2024

24 Desember 2023

Humane AI Pin akan Dikirimkan ke Pembeli pada Maret 2024

Setelah masa pre-order pada 16 November 2023, perusahaan Humane kini mengumumkan, perangkat AI ini akan mulai disalurkan pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Sederet Drakor Populer Rating Tinggi yang Dibintangi Bae Suzy

27 September 2023

Sederet Drakor Populer Rating Tinggi yang Dibintangi Bae Suzy

Bae Suzy kerap membintangi berbagai drama Korea dengan rating tinggi

Baca Selengkapnya

10 Drama dan Film Bae Suzy yang Terkenal dan Populer

25 September 2023

10 Drama dan Film Bae Suzy yang Terkenal dan Populer

10 drama dan film Bae Suzy yang terkenal dan populer, sambil menunggu drama Korea Donna! rilis bulan depan.

Baca Selengkapnya

Bermain Lebih dari 100 Drakor, Ini 5 Drama Hits yang Dibiintangi Kim Hae Sook

19 September 2023

Bermain Lebih dari 100 Drakor, Ini 5 Drama Hits yang Dibiintangi Kim Hae Sook

Aktris senior Kim Hae Sook telah berkecimpung dalam dunia seni peran selama puluhan tahun. Berikut adalah drakor populer yang dibintanginya.

Baca Selengkapnya

Bikin Melek Bisnis, Berikut 5 Rekomendasi Drakor tentang Business Lessons

31 Juli 2023

Bikin Melek Bisnis, Berikut 5 Rekomendasi Drakor tentang Business Lessons

Beberapa serial drama korea atau drakor mengangkat tema tentang bisnis. Nah, bukan hanya menonton tapi bisa pelajari soal bisnis pula.

Baca Selengkapnya

Kematian Misterius Tiantian Kullander, Bos Perusahan Kripto Tinggalkan Harta Rp 46,8 Triliun

11 Desember 2022

Kematian Misterius Tiantian Kullander, Bos Perusahan Kripto Tinggalkan Harta Rp 46,8 Triliun

Kematian bos perusahaan kripto Tiantian Kullander masih jadi misteri. Ia mennggal di tempat tidurnya di usia 30 tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Perusahaan Bisa Melakukan Bakar Uang?

3 September 2022

Mengapa Perusahaan Bisa Melakukan Bakar Uang?

Istilah bakar uang mengacu pada tingkat perusahaan menghabiskan kumpulan kasnya dalam skenario kerugian

Baca Selengkapnya

Hyundai Pilih 15 Peserta yang Ikut Program Start-up Challenge Indonesia 2022

16 Juni 2022

Hyundai Pilih 15 Peserta yang Ikut Program Start-up Challenge Indonesia 2022

Hyundai Motor Group baru-baru ini memutuskan untuk memilih 15 usaha sosial yang bakal mengikuti program Start-up Challenge Indonesia (HSC) 2022.

Baca Selengkapnya

East Ventures Berkomitmen untuk Terus Berinvestasi pada Wirausahawan Muda Potensial

3 Juni 2022

East Ventures Berkomitmen untuk Terus Berinvestasi pada Wirausahawan Muda Potensial

Bersama para pengusaha, perusahaan ini ikut membangun ekosistem digital Indonesia

Baca Selengkapnya