Sambunesia Nozzle, Semprotan Pemadam Karhutla Karya Sambusir

Selasa, 10 September 2019 16:15 WIB

Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau berusaha memadamkan semak belukar yang terbakar saat terjadi kebakaran lahan gambut di Pekanbaru, Riau, Rabu, 31 Juli 2019. Satgas Karhutla Provinsi Riau terus berupaya melakukan upaya pemadaman kebakaran lahan yang masih terjadi di beberapa wilayah di Provinsi Riau, agar bencana kabut asap tidak terulang kembali. ANTARA

TEMPO.CO, Palembang - Sambusir Yusuf, 59 tahun, menemukan alat pemadam api yang diberi nama Sambunesia Nozzle. Alat semprot ini diklaim lebih efektif memadamkan karhutla atau kebakaran hutan dan lahan.

Tahun ini dia baru saja melakukan penyempurnaan agar hasilnya semakin baik. “Model terbaru lebih sederhana tapi bisa memadamkan hingga 15 titik dalam waktu bersamaan,” katanya, Rabu, 10 September 2019.

Secara fisik, alat ini sudah mengalami berbagai penyempurnaan dan modifikasi di antaranya, Sambunesia sudah bisa memasukkan zat adiktif. Selama ini zat adiktif dicampur di dalam kanal atau di tangki penampungan air tanpa perbandingan dosis yang jelas. Biasanya zat tambahan ini letaknya di belakang mesin sehingga penyebarannya tidak merata.

Dengan alat temuannya ini, zat adiktif tetap di dalam kemasan dan diposisikan di depan. Kemudian menurut Sambusir, dosis campuran perbandingan antara air dan zat adiktif bisa dikontrol.

“Cara ini dipastikan lebih hemat bila dibandingkan dengan penggunaan helikopter Water Boombing,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Saat ini Sambunesia Nozzle sudah dipakai oleh perusahaan Hutan Tanaman Industri, kementerian KLHK, Manggala Agni di Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumsel, Kalteng, Kalbar dan Kaltim.

Menurut Sambusir, alat ini sangat ampuh untuk pemadaman di lahan gambut. Dia merinci, pemadaman selama ini menggunakan 1 unit pompa kecil yang hanya bisa memadamkan pada 1 titik. Dengan alat ciptaannya, satu regu pemadam bisa memadamkan 4-5 titik api secara bersamaan.

Sedangkan penggunaan pompa besar cara lama hanya bisa memadamkan 5-6 titik api dengan alatnya bisa 10-15 titik api secara bersamaan.

Alat semprot Sambunesia Nozzle karya Sambusir Yusuf digunakan untuk memadamkan api.

Keunggulan berikutnya, pemadaman dengan cara lama hanya mampu bekerja maksimal 5 jam sedangkan dengan alat ini bisa bekerja 24 jam. Hal itu bergantung pada kesiapan mesin pompa dan sumber air.

Hal lainnya yang tak kalah penting, Sambunesia nozzle lebih memanusiakan para RPK. Pasalnya alat bisa ditinggal dan cukup dipantau dari jauh setelah diletakkan atau ditanam pada kondisi yang dikehendaki. Demikian juga dengan cara kerja alat ini lebih efektif karena bisa menembakkan air hingga kedalaman 3 meter. Cara ini juga efektif untuk membuat sekat basah agar api tidak melebar karena Sambunesia diciptakan dengan radius pembasahan 15-20 meter per unit.

Pada bulan Mei 2008 ia dan rekannya menemukan ukuran yang ideal dan langsung dibuat prototipenya dengan diberi nama “Rpvc Wongkito”. Setelah melalui 2 tahapan: Protipe pertama Rpvc Wongkito dari tahun 2006 – 2008 dan prototipe kedua Sambu Ponti ke Sambunesia dari tahun 2015 – 2016, saat ini alat tersebut dikenal sebagai nosel multifungsi.

Disebut multifungsi karena dari 3 jenis nosel: nosel variable atau nosel tunggal, nosel spray atau sprinkle dan nosel gambut dirangkai dalam satu kesatuan yang dapat menyemprotkan air dari mesin pompa. Alat ini dapat digunakan untuk membasahi lahan sehingga dapat mencegah, menghambat dan mematikan aliran api baik api horizontal maupun api vertikal pada lahan yang terbakar baik pada lahan mineral maupun lahan gambut bahkan dapat mematikan api gambut di bawah permukaan. “Alatnya bisa menembus kedalaman hingga 4 meter.”

Sementara itu Syafrul Yunardi, Kepala seksi pengendalian kebakaran hutan dan lahan, Dinas Kehutanan Sumsel mengatakan untuk memadamkan api, pihaknya menggunakan beragam jenis peralatan darat seperti pompa apung, pompa jinjing, jet shutter, mobil pemadam, kendaraan personel RPK, dan bor gambut.

Sedangkan untuk daerah jauh dari jangkauan manusia dan peralatan, tim darat mengerahkan helikopter. Satuan tugas darat dan udara, katanya sangat efektif bila bekerja secara berbarengan sehingga dalam satu waktu dari kepala hingga ke ekor api bisa dipadamkan. “Kami juga gunakan Sambunesia Nozzle yang bisa menembus kedalaman lahan gambut,” kata Syafrul.

Berita terkait

Kabut Asap Selimuti Kota Dumai, Kondisi Udara Memburuk

36 hari lalu

Kabut Asap Selimuti Kota Dumai, Kondisi Udara Memburuk

Kabut asap yang menyelimuti udara Dumai berasal dari kebakaran lahan di beberapa titik, dan kiriman dari perbatasan dengan Kabupaten Bengkalis.

Baca Selengkapnya

Penyebab Kebakaran 10 Hektare Lahan di Karimun Kepulauan Riau Masih Misterius

40 hari lalu

Penyebab Kebakaran 10 Hektare Lahan di Karimun Kepulauan Riau Masih Misterius

Di tengah banyaknya bencana basar di Indonesia, masih ada 10 Ha lahan terbakar di Kepulauan Riau. Sebabnya belum diketahui.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

44 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

KLHK Pantau Sembilan Provinsi yang Rawan Karhutla

46 hari lalu

KLHK Pantau Sembilan Provinsi yang Rawan Karhutla

Menteri KLHK Siti Nurbaya pantau provinsi rawan karhutla, dari Riau sampai Sulawesi Tengah.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

57 hari lalu

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya

Perbedaan Operasi TMC Banjir Demak dan Teknologi Modifikasi Cuaca Penanganan Karhutla

20 Februari 2024

Perbedaan Operasi TMC Banjir Demak dan Teknologi Modifikasi Cuaca Penanganan Karhutla

Teknologi Modifikasi Cuaca atau TMC digunakan untuk mengatasi dampak banjir Demak, Jawa Tengah. Ada bedanya dengan operasi TMC penanganan karhutla.

Baca Selengkapnya

Jangan Abaikan Bau Tak Sedap Berikut di Rumah, Risikonya Bisa Fatal

11 Februari 2024

Jangan Abaikan Bau Tak Sedap Berikut di Rumah, Risikonya Bisa Fatal

Sebagian bau tak sedap di rumah mungkin sudah dianggap biasa sehingga tak terlalu dipedulikan. Namun ada beberapa macam bau yang tak boleh diabaikan.

Baca Selengkapnya

Asap Pabrik Kimia Racuni Ratusan Warga Cilegon, Bukti Pencemaran Tunggu Uji Lab

30 Januari 2024

Asap Pabrik Kimia Racuni Ratusan Warga Cilegon, Bukti Pencemaran Tunggu Uji Lab

Dokumen yang diperoleh TEMPO menjelaskan kronologi insiden kebocoran pada pabrik kimia milik PT Chandra Asri di Cilegon tersebut.

Baca Selengkapnya

Luput Dibahas Debat Cawapres: Data Terbaru KLHK Catat Luas Karhutla 2023 Tembus 1,16 Juta Hektare

27 Januari 2024

Luput Dibahas Debat Cawapres: Data Terbaru KLHK Catat Luas Karhutla 2023 Tembus 1,16 Juta Hektare

Tak disinggung dalam debat cawapres, data terbaru KLHK mencatat luas karhutla 2023 mencapai 1,16 juta hektare. Di mana area kebakaran terluas?

Baca Selengkapnya

Badan Kehutanan Amerika Pantau Penanganan Kebakaran Hutan di Kalimantan Tengah

25 Januari 2024

Badan Kehutanan Amerika Pantau Penanganan Kebakaran Hutan di Kalimantan Tengah

Kepala Badan Kehutanan AS Randy Moore menghargai langkah Indonesia dalam mengatasi krisis iklim.

Baca Selengkapnya