Inggris Uji Kapal Militer Nirawak, Masa Depan Perang Laut

Jumat, 13 September 2019 08:14 WIB

Kapal tak berawak Inggris diujicoba di Sungai Thames. (Doc.SWNS)

TEMPO.CO, Jakarta- Angkatan Laut Inggris sedang menguji teknologi terobosan yang memungkinkan mereka mengontrol kapal tak berawak dari jarak jauh. Armada kapal tak berawak (USV), digambarkan sebagai masa depan perang laut.

Kapal itu mampu mendeteksi ranjau bawah laut dan memata-matai kapal musuh tanpa membahayakan pelaut. Dibekali teknologi MAST-13, memungkinkan kapal sepanjang 13 meter inj menjelajahi beberapa mil di depan kapal perang dan memperingatkan mereka akan bahaya potensial.

"Ini benar-benar masa depan perang di laut. Kita bisa melihat apa yang terjadi di area lain dengan unmanned aerial vehicle atau UAV dan mobil tanpa pengemudi. Saya tahu bahwa hal ini pada akhirnya akan mempengaruhi industri maritim juga," ujar Kepala teknolog BAE System Mike Woods, dikutip Dailymail, Kamis, 12 September 2019.

Drone laut ini mampu melakukan melaju 45 knot (84kmh), dan dapat beroperasi hingga 10 hari dengan menempuh jarak ratusan km. Kapal harus dikontrol oleh dua anggota pasukan di ruang operasi kapal perang, satu orang mengendalikan kapal dan yang lainnya mengoperasikan senjata.

Raksasa pertahanan dan kedirgantaraan BAE Systems mulai mengerjakan proyek 5 juta Poundsterling itu pada 2015. Kapal diluncurkan pada konferensi Peralatan Pertahanan dan Keamanan Internasional (DSEI) di London minggu ini.

Teknologi ini merupakan langkah besar ke depan dalam interaksi antara manusia dan mesin. Alat menggabungkan teknologi otonom canggih dengan kemampuan manusia untuk mengatasi banyak tantangan yang dihadapi dalam kondisi sulit di laut.

"Kapal menjaga pelaut dari bahaya sementara memungkinkan mereka untuk menanggapi skenario yang semakin bervariasi. Seringkali tak terduga yang mereka hadapi setiap hari, dan membantu pengambilan keputusan lebih cepat dalam situasi yang kompleks dan ambigu," tutur Woods.

Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Tony Radakin menyambut gembira kapal laut nirawak ini, karena berpotensi meningkatkan kemampuan angkatan laut. "Saya berharap dapat melihat perkembangan lebih lanjut teknologi sensornya," kata Radakin.

Saat ini, kapal yang disebut Pacific 24 Rigid Inflatable Boats dikerahkan untuk pengintaian. MAST-13 dikembangkan di bawah program NAVYX yang dirancang mempercepat pengembangan, pengujian dan uji coba teknologi modern, dengan tujuan menjadikannya beroperasi pada kecepatan yang tidak mungkin terjadi sebelumnya.

Dibangun dari lambung almunium, kapal ini ditenagai dua mesin diesel 550bhp, kapal dirancang untuk menjadi kapal ringan dan berkecepatan tinggi. Ini akan beroperasi di luar garis pandangu kapal perang, artinya Angkatan Laut dapat melakukan misi pengintaian tanpa mengirim manusia ke zona bahaya.

DAILY MAIL | NAVAL TECHNOLOGY

Berita terkait

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

7 jam lalu

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

Cradle of Filth tak hanya sebuah band metal, mereka simbol keberanian untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, kegelapan, dan imajinasi lintas batas.

Baca Selengkapnya

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

17 jam lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

18 jam lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

1 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

2 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

2 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

3 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

4 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

6 hari lalu

Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

The Black Dog, pub di London mendadak ramai dikunjungi Swifties, setelah Taylor Swift merilis album barunya

Baca Selengkapnya

Penumpang di Ternate Tujuan Manado Beralih Gunakan Kapal Antarpulau

8 hari lalu

Penumpang di Ternate Tujuan Manado Beralih Gunakan Kapal Antarpulau

Sejumlah penumpang di Kota Ternate, Maluku Utara tujuan Manado, Sulawesi Utara, beralih menggunakan kapal antarpulau lintas Kota Ternate-Manado.

Baca Selengkapnya