Suarakan Climate Strike, Greenpeace Indonesia Gelar Long March

Jumat, 20 September 2019 15:51 WIB

Greenpeace Indonesia dan berbagai koalisi peduli lingkungan melakukan long march dari Masjid Cut Meutia sampai Taman Aspiras, Jakarta Pusat iuntuk menyuarakan perubahan iklim, Jumat, 20 September 2019. TEMPO/Khory

TEMPO.CO, Jakarta - Green Peace Indonesia bersama 50 komunitas peduli lingkungan menggelar aksi dalam Climate Strike, protes krisis iklim dan lingkungan. Menurut Juru Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia Arkiyan Suryadharma, aksi ini menyuarakan tentang perubahan iklim.

"Kita mendorong pemerintah untuk lebih peduli lingkungan dan harus menuntaskan masalah iklim ini. Karena banyak hal yang dilakukan perusahaan juga pemerintah yang kurang pro aktif untuk menuntaskan perubahan iklim," ujar Arki di sela-sela aksi, di Jakarta Pusat, Jumat, 20 September 2019.

Peserta aksi melakukan long march dari titik temu di Masjid Cut Meutia menuju Taman Aspirasi, Jakarta Pusat. Peserta aksi berjumlah sekitar 200 sampai dengan 300 orang. Kemudian, selama perjalanannya, masa aksi terus bertambah.

Menurut Arki, Indonesia sangat rentan terhadap perubahan iklim, sehingga Greenpeace sebagai supporting aksi tersebut mencoba mendorong pemerintah untuk lebih peduli dengan lingkungan. Aksi tersebut digelar selama sepekan, mulai hari ini sampai 27 September 2019.

Aksi ini mengikuti seruan aksi iklim dari aktivis lingkungan muda Greta Thunberg asal Swedia dengan turun ke jalan dalam kegiatan bertajuk "Jeda untuk Iklim" guna mendukung Global Climate Strike

"Aksi ini digelar di beberapa kota, ada di Bali, Semarang dan Surabaya. Tapi waktunya enggak setiap hari, ada yang hari ini, pokoknya selama seminggu itu. Ada juga yang menggelar dua kali," tutur Arki. "Ini diikuti berbagai kalangan dan umur."

Peserta aksi sendiri terdiri dari berbagai kalangan mulai dari anak-anak, remaja sampai para orang tua. Selain itu, mereka juga membawa perangkat aksi seperti spanduk dengan berbagai tulisan bertema lingkungan dan bendera berwarna-warni.

Selain itu, ada juga peserta aksi yang hadir dengan membawa sepeda listrik, motor listrik, mobil dengan panel surya, sampai kereta komando aksi bertenaga panel surya. Masa aksi bertambah ketika sampai di Balai Kota DKI Jakarta dan berhenti sejenak, lalu dilanjutkan.

"Jadi kita sebagai penerus bangsa harus lebih peduli dengan masa depan kita. Perubahan iklim ini bukan efeknya bukan untuk hari ini saja tapi untuk ke depannya, anak cucu kita. Saya berharap masyarakat Indonesia bisa lebih sadar lagi mengenai perubahan iklim," kata Arke.

Aksi Climate Strike diakhiri di Taman Aspirasi depan Istana Negara, Jakarta Pusat. Kedatangan peserta aksi disambut dengan kelompok musik yang memainkan gamelan dengan membawakan berbagai lagu daerah.

Berita terkait

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

2 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

3 hari lalu

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

Greenpeace Indonesia mengapresiasi langkah KKP yang menangkap kapal ikan pelaku alih muatan (transhipment) di laut.

Baca Selengkapnya

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

19 hari lalu

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono klaim bahwa pembangunan IKN akan membawa manfaat bagi semua pihak.

Baca Selengkapnya

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

21 hari lalu

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

Aktivis Greta Thunberg ditangkap lagi setelah dibebaskan dalam unjuk rasa menentang subsidi bahan bakar minyak.

Baca Selengkapnya

Penggemar K-Pop Minta Hyundai Mundur dari Investasi penggunaan PLTU di Kalimantan

23 hari lalu

Penggemar K-Pop Minta Hyundai Mundur dari Investasi penggunaan PLTU di Kalimantan

Penggemar K-Pop global dan Indonesia meminta Hyundai mundur dari investasi penggunaan PLTU di Kalimantan Utara.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Grab Evaluasi SOP Pelayanan Buntut Kasus Pemerasan, Pesawat Jet Pribadi Harvey Moeis untuk Sandra Dewi

31 hari lalu

Terpopuler: Grab Evaluasi SOP Pelayanan Buntut Kasus Pemerasan, Pesawat Jet Pribadi Harvey Moeis untuk Sandra Dewi

Terpopuler: Grab Indonesia evaluasi SOP pelayanan buntut kasus pemerasan, deretan barang mewah dari Harvey Moeis untuk artis Sandra Dewi.

Baca Selengkapnya

Komitmen Iklim Uni Eropa Dipertanyakan, Kredit Rp 4 Ribu Triliun Disebut Mengalir ke Perusak Lingkungan

33 hari lalu

Komitmen Iklim Uni Eropa Dipertanyakan, Kredit Rp 4 Ribu Triliun Disebut Mengalir ke Perusak Lingkungan

Sinarmas dan RGE disebut di antara korporasi penerima dana kredit dari Uni Eropa itu dalam laporan EU Bankrolling Ecosystem Destruction.

Baca Selengkapnya

Rp 19.842 triliun Kredit Global ke Grup Perusahaan Berisiko Iklim, Ada RGE dan Sinarmas

33 hari lalu

Rp 19.842 triliun Kredit Global ke Grup Perusahaan Berisiko Iklim, Ada RGE dan Sinarmas

Walhi dan Greenpeace Indonesia mengimbau lembaga keuangan tidak lagi mendanai peruhasaan yang terlibat perusakan lingkungan dan iklim.

Baca Selengkapnya

Pulau Balang Tidak Masuk IKN, Otorita Klaim Lebih mudah Jaga Dugong dan Pesut

34 hari lalu

Pulau Balang Tidak Masuk IKN, Otorita Klaim Lebih mudah Jaga Dugong dan Pesut

Tetap saja pembangunan IKN dinilai akan membuat tekanan terhadap habitat satwa liar. Dan bukan hanya dugong dan pesut, tapi 23 spesies.

Baca Selengkapnya

Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

40 hari lalu

Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

Wilayah yang paling terdampak risiko kekeringan ekstrem, adalah Ibu Kota Negara atau Nusantara.

Baca Selengkapnya