Aktivis Greta Thunberg Masuk Nominasi Nobel Perdamaian

Kamis, 26 September 2019 07:08 WIB

Siswa Swedia berumur lima belas tahun, Greta Thunberg, memimpin aksi sekolah dan duduk di luar Riksdagen, gedung parlemen Swedia, untuk meningkatkan kesadaran akan perubahan iklim pada 28 Agustus 2018 di Stockholm, Swedia.[MICHAEL CAMPANELLA / Getty Images/Business Insider]

TEMPO.CO, Jakarta- Aktivis remaja Greta Thunberg dinominasikan untuk mendapatkan penghargaan Nobel Perdamaian atas upayanya memerangi perubahan iklim. Gadis 16 tahun asal Swedia itu adalah pemimpin pemogokan sekolah mingguan yang inspiratif.

Pada Jumat pekan lalu, Thunberg menjadi salah satu dari ratusan ribu siswa di seluruh dunia yang membolos sekolah dan turun ke jalan untuk aksi iklim. Aksi tersebut disebut sebagai Youth Climate Strike yang diperkirakan berlangsung di lebih dari 130 kota di Amerika Serikat, dan di 90 negara.

"Semakin banyak orang mulai menyadari situasi dan bahwa kita sedang menghadapi krisis," kata Thunberg kepada CBS News, baru-baru ini. "Dan saya pikir itu menakjubkan melihat ratusan ribu anak-anak dari seluruh dunia menyadari hal ini dan membuat suara mereka didengar. Mengapa kita harus pergi dan belajar untuk masa depan yang mungkin tidak ada lagi?"

Thunberg menanamkan benih gerakan ketika Swedia mengadakan pemilihan parlemen September tahun lalu. Pada saat itu Thunberg yang masih 15 tahun itu, bolos sekolah selama tiga minggu dan duduk di luar gedung Parlemen negara itu dengan tanda menuntut tindakan radikal dari pemerintah tentang perubahan iklim.

Bahkan protesnya berlanjut setelah pemilihan umum berakhir. Usahanya mendapat perhatian para pemimpin dunia ketika dia menyampaikan pidato di konferensi iklim PBB pada bulan Desember 2019.

"Saya hanya berpikir bahwa tidak ada yang terjadi dan tidak ada yang melakukan apa pun untuk melawan perubahan iklim," katanya. "Dan kemudian saya berpikir, 'jika tidak ada yang melakukan sesuatu, saya harus melakukan sesuatu.' Ketika saya bertambah tua, saya ingin melihat ke belakang dan mengatakan saya melakukan apa yang saya bisa saat itu."

Dia segera mendapatkan banyak pengikut di media sosial untuk pekerjaannya, dan gerakan yang dia mulai menyebar ke negara-negara lain di seluruh Eropa dan di seluruh dunia. Menurut organisasi Hadiah Nobel, setiap anggota pemerintah nasional dapat mencalonkan seorang individu untuk penghargaan perdamaian.

Freddy Andre Ovstegard dan dua anggota parlemen Norwegia lainnya memilih Thunberg karena kepemimpinannya dalam perang melawan perubahan iklim. "Kami telah mencalonkan Thunberg, karena ancaman iklim mungkin merupakan salah satu kontribusi paling penting untuk perang dan konflik," kata Ovstegard kepada surat kabar Norwegia VG. "Gerakan besar-besaran yang dijalankan Thunberg adalah kontribusi perdamaian yang sangat penting."

Thunberg mengatakan bahwa ketika ditanya mengenai dicalonkannya dirinya sebagai peraih Nobel Perdamaian, dia mengaku baru mendengarnya. Dan dia tidak tahu bagaimana harus bereaksi.

"Ada beberapa orang yang mencalonkan saya dan saya tahu yang pertama mungkin sebulan yang lalu dan kemudian lebih banyak orang pada waktunya, tapi saya pikir itu tidak bisa dipercaya," katanya.

Penghargaan Nobel Perdamaian akan diumumkan pada Oktober dan diberikan pada Desember. Jika Thunberg menang, dia akan menjadi penerima termuda setelah sebelumnya aktivis pendidikan perempuan Malala Yousafzai asal Pakistan yang berusia 17 tahun ketika dia menerimanya.

CBS NEWS | NOEWEGIA VG

Berita terkait

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

28 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

42 hari lalu

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

Aktivis Greta Thunberg ditangkap lagi setelah dibebaskan dalam unjuk rasa menentang subsidi bahan bakar minyak.

Baca Selengkapnya

Presiden Serbia: Tak Akan Akui Kemerdekaan Kosovo, meski Diganjar Nobel Perdamaian

20 Januari 2024

Presiden Serbia: Tak Akan Akui Kemerdekaan Kosovo, meski Diganjar Nobel Perdamaian

Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengatakan bahwa menghargai aspirasi warga Serbia lebih penting daripada mengakui kemerdekaan negara tetangga Kosovo.

Baca Selengkapnya

Profil Muhammad Yunus Penerima Nobel Perdamaian Asal Bangladesh yang Divonis 6 Bulan Bui

3 Januari 2024

Profil Muhammad Yunus Penerima Nobel Perdamaian Asal Bangladesh yang Divonis 6 Bulan Bui

Muhammad Yunus, penerima nobel perdamaian dari Bangladesh divonis bersalah dan bui 6 bulan. Berikut profil dan gerakan yang dilakukannya.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Bangladesh Hukum Peraih Nobel Muhammad Yunus Enam Bulan Penjara

2 Januari 2024

Pengadilan Bangladesh Hukum Peraih Nobel Muhammad Yunus Enam Bulan Penjara

Pelopor keuangan mikro ini dituduh oleh PM Bangladesh Sheikh Hasina 'menghisap darah' masyarakat miskin.

Baca Selengkapnya

Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian: Rakyat Iran akan Menang Melawan Penguasa

10 Desember 2023

Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian: Rakyat Iran akan Menang Melawan Penguasa

Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Narges Mohammadi optimistis rakyat Iran pada akhirnya akan mengatasi otoritarianisme pemerintah

Baca Selengkapnya

Masih Ditahan Iran, Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Menerima Penghargaan Diwakili Anaknya

10 Desember 2023

Masih Ditahan Iran, Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Menerima Penghargaan Diwakili Anaknya

Hadiah Nobel Perdamaian akan dibagikan di Oslo pada Minggu 10 Desember 2023, tetapi pemenangnya Narges Mohammadi, saat ini berada di penjara Iran

Baca Selengkapnya

Anak-anak Narges Mohammadi Siap Tak Bertemu Ibu Mereka Lagi

9 Desember 2023

Anak-anak Narges Mohammadi Siap Tak Bertemu Ibu Mereka Lagi

Anak-anak remaja pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Iran Narges Mohammadi yang dipenjarakan khawatir mereka tidak akan pernah bertemu ibu mereka lagi.

Baca Selengkapnya

Mengenang Nelson Mandela, Bapak Demokrasi Afrika Selatan Meninggal 10 Tahun Lalu

6 Desember 2023

Mengenang Nelson Mandela, Bapak Demokrasi Afrika Selatan Meninggal 10 Tahun Lalu

Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela menerima lebih dari 250 penghargaan internasional sepanjang hidupnya, termasuk Nobel Perdamaian 1993.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Ingin Makan Malam Bersama Tiga Tokoh Ini, Siapa Saja Mereka?

5 Desember 2023

Anies Baswedan Ingin Makan Malam Bersama Tiga Tokoh Ini, Siapa Saja Mereka?

Capres Anies Baswedan menjawab pertanyaan peserta FPCI Sabtu lalu, tentang tiga orang yang ingin ia datangi untuk makan malam. Siapa saja?

Baca Selengkapnya