PT Petrokimia Gresik Gelar Jambore Petani Muda di 12 Kampus
Reporter
Muh. Syaifullah (Kontributor)
Editor
Erwin Prima
Jumat, 27 September 2019 07:27 WIB
TEMPO.CO, Yogyakarta - Dalam rangka menumbuhkan regenerasi petani dan agrosociopreneur di Indonesia, PT Petrokimia Gresik menggelar rangkaian program “Jambore Petani Muda” di 12 perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia, salah satunya Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta.
Direktur Utama Petrokimia Gresik Rahmad Pribadi menerangkan Jambore Petani Muda merupakan upaya konkrit Petrokimia Gresik untuk menumbuhkan ketertarikan generasi milenial terhadap pertanian.
Selain mendukung upaya pemerintah meregenerasi petani, program ini juga ingin melahirkan pengusaha muda pertanian yang mampu memberikan dampak sosial atau agrosociopreneur di Indonesia.
“Regenerasi petani menjadi isu penting yang perlu diperhatikan seluruh pihak,” kata Rahmad Pribadi di sela Jambore Petani Muda 3 yang digelar di Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Rabu, 25 September 2019.
“Mahasiswa, sebagai generasi milenial punya kontribusi yang penting karena petani kita tua dan gaptek (gagap teknologi). Kami melihat disini universitas bisa menjadi katalisator,” tambahnya.
Dalam kegiatan ini, berbagai ide kreatif generasi milenial di bidang pertanian yang berorientasi profit ditampung. Nantinya dua belas tim terbaik dari setiap PTN akan mendapat kesempatan memaparkan idenya secara langsung di hadapan dewan juri.
Tiga ide bisnis terbaik akan memperoleh dana untuk pengembangan bisnis dan mendapat mentoring khusus langsung dari pimpinan perusahaan di bidang pertanian dan agroindustri
Di zaman digital ini, kata Dekan Pertanian UGM Jamhari, kaum milenial bisa menggarap sektor pertanian. Salah satunya membuat aplikasi desa apps yang bisa dimanfaatkan oleh para petani untuk berkonsultasi.
Ia menambahkan, dunia pertanian menghadapi beragam persoalan. Salah satunya adalah minimnya minat generasi muda untuk terjun ke bidang pertanian. Maka menjadi tantangan untuk mengajak generasi muda menekuni sektor ini.
“Fakultas Pertanian UGM memiliki Agroenterpreunership Education Program (AEP). Program pendidikan kewirausahaan hasil kerja sama dengan Kagama Pertanian diharapkan dapat melahirkan banyak pelaku socioenterpreunership terutama di bidang pertanian,” kata dia.
Sementara Kepala Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan Pendidikan BPPSDMP (Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian) Kementerian Pertanian Inneke Kusumawati berharap ke depan dapat tumbuh lebih banyak lagi petani muda yang terdidik.
“Perguruan tinggi diharapkan dapat mencetak petani milenial berkualitas yang nantinya akan berkontribusi dalam pembangunan pertanian. Untuk menarik minat generasi milenial ke bidang pertanian bukanlah hal mudah,” kata dia.
MUH SYAIFULLAH