Orangutan Korban Karhutla Diselamatkan, Satu Matanya Buta

Reporter

Antara

Editor

Yudono Yanuar

Senin, 30 September 2019 19:56 WIB

BKSDA Kalbar Seksi Konservasi Wilayah 1 Ketapang bersama IAR Indonesia kembali menyelamatkan satu orangutan jenis kelamin jantan yang diperkirakan berusia 20 tahun di Desa Tanjungpura, Kecamatan Muara Pawan, Kabupaten Ketapang. (ANTARA/Istimewa)

TEMPO.CO, Jakarta - BKSDA Kalbar Seksi Konservasi Wilayah 1 Ketapang bersama IAR Indonesia kembali menyelamatkan satu orangutan jantan yang diperkirakan berusia 20 tahun di Desa Tanjungpura, Kecamatan Muara Pawan, Kabupaten Ketapang.

Manajer Lapangan IAR Indonesia, Argitoe Ranting dalam keterangan tertulisnya kepada Antara di Pontianak, Senin, 30 September 2019, mengatakan kegiatan penyelamatan orangutan itu menindaklanjuti laporan warga. Tim Orangutan Protection Unit (OPU) IAR Indonesia melakukan verifikasi pada hari Selasa (24/9).

"Orangutan jantan dewasa itu berada di sepetak hutan yang telah terfragmentasi karena sebagian sudah terbakar, sehingga Sabtu kemarin (28/9), orangutan itu berhasil diselamatkan dengan pembiusan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," ujarnya.

Pada saat dilakukan pemeriksaan, diketahui bahwa mata kanan orangutan itu mengalami kebutaan. "Saat ini orangutan itu sudah berada di dalam penanganan tim medis IAR Indonesia. Mereka melakukan perawatan dan pengobatan yang diperlukan dan akan memastikan kondisi kesehatannya sudah pulih total sebelum orangutan ini dilepas kembali ke alam," katanya.

Ia menambahkan, dalam kurun waktu dua minggu IAR Indonesia dan BKSDA Kalbar sudah menyelamatkan empat orangután karena rumahnya (hutan) musnah terbakar. Banyaknya orangutan yang perlu diselamatkan dalam waktu sesingkat ini menjadi bukti bahwa gelombang besar penyelamatan orangután seperti pada kasus Karhutla tahun 2015 sangat mungkin terulang kembali.

Kepala BKSDA Kalbar Sadtata Noor menyatakan penyelesaian konflik satwa dan manusia memerlukan kebijakan dan langkah-langkah yang lebih bersifat komprehensif dan berjangka panjang.

Penyelamatan dalam bentuk rescue atau pun relokasi tidak menjawab kebutuhan jangka panjang penyelamatan satwa liar. Untuk itu, pemerintah bersama para mitra dan masyarakat harus lebih berani berdialog merumuskan langkah-langkah nyata di lapangan yang mampu menjawab permasalahan konflik satwa dan manusia, katanya.

Direktur Program IAR Indonesia, Karmele L Sanchez menambahkan, pihaknya sangat membutuhkan kolaborasi dan kerja sama dari masyarakat untuk memastikan bahwa orangutan yang masuk di kebun atau di areal manusia, tidak diganggu, tidak disakiti dan tidak dibunuh.

"Bukan hanya karena ada undang-undangnya, tetapi karena kita juga harus memahami bahwa orangutan sedang mengalami ancaman yang cukup besar, dan habitatnya semakin berkurang," katanya.

"Kami memberi apresiasi kerja sama dari tim mitra serta masyarakat setempat yang segera melaporkan keberadaan orangutan ini, karena dengan adanya Tim Rescue dari BKSDA dan IAR Indonesia, orangutan masih bisa melangsungkan kehidupannya dan kebun masyarakat bisa aman dari kerusakan," katanya.

Berita terkait

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

22 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

Sepanjang tahun lalu, 5 warga Timor mati digigit buaya dan 10 luka-luka. Tahun ini sudah satu orang yang tewas.

Baca Selengkapnya

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

35 hari lalu

Teralihkan Covid-19, Sehelai Rambut Harimau Jawa Sempat Mendekam 3 Tahun di Bandung

Lewat publikasi ilmiah, sampel sehelai rambut itu dipastikan dari seekor harimau jawa.

Baca Selengkapnya

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

39 hari lalu

Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

Ekolog satwa liar Sunarto menjelaskan konflik Harimau Sumatera dengan manusia akibat beberapa faktor termasuk kondisi individual dan habitatnya.

Baca Selengkapnya

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

40 hari lalu

Lebih Dekat Ihwal Harimau Sumatera yang Dilaporkan Berkeliaran di Pasaman Barat Sumbar

Setelah dikonfirmasi BKSDA kembali, satwa dilindungi harimau sumatera itu diketahui sudah keluar dari saluran air namun masih sempat berkeliaran.

Baca Selengkapnya

Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

42 hari lalu

Harimau Terlihat di Pasaman Barat, BKSDA Sumatera Barat Turunkan Tim

BKSDA Sumatera Barat melaporkan adanya harimau Sumatera di bak penampung di Desa Kajai Selatan, Kecamatan Talamau, Pasaman Barat.

Baca Selengkapnya

Penyebab Kebakaran 10 Hektare Lahan di Karimun Kepulauan Riau Masih Misterius

44 hari lalu

Penyebab Kebakaran 10 Hektare Lahan di Karimun Kepulauan Riau Masih Misterius

Di tengah banyaknya bencana basar di Indonesia, masih ada 10 Ha lahan terbakar di Kepulauan Riau. Sebabnya belum diketahui.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

48 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

KLHK Pantau Sembilan Provinsi yang Rawan Karhutla

50 hari lalu

KLHK Pantau Sembilan Provinsi yang Rawan Karhutla

Menteri KLHK Siti Nurbaya pantau provinsi rawan karhutla, dari Riau sampai Sulawesi Tengah.

Baca Selengkapnya

Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

51 hari lalu

Mengira Biawak, Warga Temukan Anak Buaya Berkeliaran di Tengah Sawah

Temuan anak buaya ini cukup mengejutkan warga Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Tulungagung. Dari mana asalnya?

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

4 Maret 2024

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

BKSDA Sumatera Selatan mencatat sebanyak 127 kasus konflik buaya dan manusia terjadi di Bangka Belitung dalam lima tahun terakhir.

Baca Selengkapnya