BMKG: Aktivitas Zona Megathrust Bengkulu Perlu Diwaspadai

Reporter

Antara

Editor

Yudono Yanuar

Selasa, 15 Oktober 2019 18:33 WIB

Peta zona gempa megathrust. (Pusat Studi Gempa)

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Mitigasi dan Gempa Bumi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan peningkatan aktivitas gempa di zona megathrust Bengkulu yang ditandai dengan dua gempa bumi pada Selasa, 15 Oktober 2019 perlu diwaspadai dengan meningkatkan edukasi mitigasi.

"Setiap peningkatan aktivitas gempa di wilayah ini patut kita waspadai, karena di zona ini memiliki catatan sejarah gempa besar dan memicu tsunami pada masa lalu," ujar Daryono di Jakarta, Selasa.

Gempa dengan magnitudo 5,9 dengan episenter di laut pada jarak 154 km arah Baratdaya Bengkulu terjadi pada Selasa (5/10) pukul 05.23 WIB. Gempa kedua dengan magnitudo 5,0 terjadi pukul 10.00 WIB dengan episenter juga di laut terletak pada jarak 152 km arah Baratdaya Bengkulu.

Kedua gempa tersebut, menurut Daryono berkedalaman dangkal di zona megathrust, yaitu zona subduksi landai yang merupakan bidang kontak antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia.

Titik hiposenter kedua gempa berada di bawah punggungan busur luar (outer arc ridge) dari sistem subduksi Sumatera.

Hasil analisis menunjukkan bahwa gempa tersebut memiliki mekanisme sumber pergerakan naik (thrust fault) yang merupakan ciri mekanisme gempa megathrust.

Guncangan gempa yang pertama dirasakan cukup kuat dalam skala intensitas III-IV MMI di Seluma, dan di Kepahiang III MMI. Beberapa warga Bengkulu hingga Seluma sempat berlarian ke luar rumah akibat terkejut guncangan kuat yang terjadi secara tiba-tiba. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami.

Berdasarkan catatan sejarah, gempa besar pernah terjadi di Bengkulu pada 1833 dengan magnitudo 8,9. Selanjutnya adalah gempa kuat Bengkulu yang terjadi berturut-turut pada 12 September 2007 berkekuatan magnitudo 8,5 dan 13 September 2007 dengan magnitudo 7,9. Untuk diketahui, wilayah pesisir Bangkulu merupakan kawasan rawan tsunami.

"Karena itu, masyarakat wajib memahami evakuasi mandiri dengan menjadikan gempa kuat yang dirasakan di pesisir sebagai peringatan dini tsunami. Selain itu tata ruang pantai perlu diperhatikan dengan berbasis risiko bencana tsunami," katanya.

Masyarakat juga perlu terus mendapatkan edukasi mitigasi terkait cara selamat saat terjadi gempa bumi dan tsunami, selain juga memahami pentingnya bangunan tahan gempa bumi. Semua ini penting untuk diwujudkan agar masyarakat dapat merasa aman hidup di daerah rawan bencana.

Berita terkait

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

1 hari lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

1 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

1 hari lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

2 hari lalu

Korban Gempa Garut Belum Dapat Bantuan dari Pemda

Korban gempa di Kabupaten Garut, Jawa Barat, belum mendapatkan bantuan, baik bantuan sosial pangan ataupun yang lainnya. Pemerintah daerah beralasan masih melakukan pendataan. Bantuan akan diberikan setelah verifikasi dan validasi data.

Baca Selengkapnya

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

2 hari lalu

Korban Gempa Garut Belum Tersentuh Bantuan Pemkab, Kerugian Mencapai Rp 12,6 Miliar

Data terakhir korban gempa mencapai 464 rumah rusak.

Baca Selengkapnya

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

2 hari lalu

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

Lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar

Baca Selengkapnya

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

2 hari lalu

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

2 hari lalu

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

Badan Geologi menaikkan status Gunung Ruang menjadi Awas dan memperingatkan potensi lontaran batuan pijar dan tsunami.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

2 hari lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

2 hari lalu

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

Dengan naiknya status aktivitas Gunung Ruang tersebut, daerah bahaya kembali diperlebar menjadi radius 6 kilometer. Termasuk waspada potensi tsunami

Baca Selengkapnya