Dukung Ibu Kota Baru Indonesia, Ini Peran BPPT
Reporter
Tempo.co
Editor
Erwin Prima
Kamis, 17 Oktober 2019 12:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza mengatakan BPPT telah ditunjuk menjadi tim koordinasi strategis yang fokus kepada perencanaan wilayah, tata ruang dan pertanahan untuk ibu kota baru Indonesia di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kertanegara, Provinsi Kalimantan Timur.
"Kami akan kerahkan tidak hanya kepada satu bidang saja, tapi juga banyak sektor yang dapat disentuh oleh inovasi dan teknologi yang dimiliki BPPT," ujar Hammam Riza, usai hadir dalam pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro di kantor Kementerian PPN Jakarta, 16 Oktober 2019.
Menurutnya, BPPT juga akan memberikan kontribusi untuk membantu di bidang lingkungan hidup dan kebencanaan, karena saat ini pun BPPT sedang mengembangkan teknologi Early Warning System.
"Jadi kami memberi rekomendasi juga agar di ibu kota baru ini dapat memanfaatkan teknologi dalam setiap aspek kebencanaan, baik dari sisi mitigasi, saat bencana, hingga pasca bencana seperti evakuasi, dan lain-lain", tambah Hammam.
Selain itu, kata Hammam, BPPT akan berkontribusi mendorong penerapan teknologi masa depan yang tepat, untuk diimplementasikan di ibukota baru, seperti teknologi pengelolaan sampah, air, energi, IT, transportasi, dan lainnya.
Hammam menambahkan, membangun ibukota yang ideal berbasis pada penerapan teknologi, tentunya juga dapat menghela pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Hal ini dapat dilakukan mulai dari mempersiapkan clustering pada industri baru hingga membangun daerah tanpa menyebabkan kerusakan terhadap lingkungan.
"Bagaimana clustering terhadap industri-industri baru seperti kendaraan listrik, dan membangun sebuah daerah dengan menggunakan teknologi ramah lingkungan, diharapkan tidak terjadi kerusakan terhadap hutan lindung," tegas Hammam.
Sementara Menteri PPN Bambang Brodjonegoro pada kesempatan itu mengatakan, pemetaan tugas masing-masing Kementerian dan Lembaga tidak serta merta membatasi ruang gerak dalam memberikan kontribusi, dan pandangan dalam pembangunan ibu kota baru.
"Jika BPPT atau lembaga dan kementerian lain memiliki hasil penelitian, inovasi yang bagus untuk diterapkan di kota baru seperti transportasi, energi baru, ini kita terbuka sekali", pungkasnya.