Angin Kencang yang Menghajar Kota Batu Berkecapan 80 Km Perjam

Selasa, 22 Oktober 2019 12:52 WIB

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berbincang dengan para pengungsi saat mengunjungi posko pengungsian di Balai Desa Punten, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, Senin, 21 Oktober 2019. Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan dua hal yang harus diprioritaskan setelah bencana, yakni perbaikan segera fasilitas umum. TEMPO/Abdi Purmono

TEMPO.CO, Malang - Bencana angin kencang yang melanda tiga desa di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, telah memaksa seribuan orang mengungsi. Angin juga merusak puluhan rumah dan warung, fasilitas umum, memutus jaringan listrik dan mengganggu jaringan komunikasi.

Angin kencang menghajar Desa Sumber Brantas, Desa Gunungsari, dan Desa Sumbergondo pada Sabtu, 19 Oktober 2019, mulai pukul 23.00 WIB sampai Minggu siang. Kerusakan terparah dialami warga Dusun Jurangkuali dan Desa Lemahputih, Desa Sumber Brantas.

Sejumlah warga yang dijumpai di Pos Komando Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu menyebut angin kencang itu bukanlah puting beliung. Mereka tahu, puting beliung memiliki bentuk yang mirip belalai gajah atau seperti selang pada alat penyedot debu (vacum cleaner) dan biasanya terjadi di siang hari.

Hartono, 55 tahun, seorang pengungsi dari RT 02 RW 02 Dusun Jurangkuali, mengatakan, angin kencang dari segala arah dan menimbulkan gemuruh suara yang terkadang mirip suara knalpot blong atau suara helikopter yang hendak mendarat. Lalu, anginnya seolah menyatu untuk kemudian memencar lagi ke semua arah.

“Semalaman saya dan keluarga tidak bisa tidur. Anginnya terus-menerus muncul hampir tiap empat atau lima menit. Genting rumah saya dan rumah-rumah tetangga berjatuhan dihajar angin,” kata Hartono kepada Tempo, Senin sore, 21 Oktober 2019. Ia bersama keluarga dan para tetangga mulai mengungsi pukul 5 sore hari Minggu kemarin.

Advertising
Advertising

Kesaksian serupa disampaikan Riyati dari Dusun Krajan, Kecamatan Sumber Brantas. Perempuan berusia 54 tahun ini mengibaratkan angin kencang itu seperti angin bertengkar yang datang dari segala arah. Gemuruh suaranya mirip suara hujan deras saat anginnya belum bertemu dengan angin lain. Kalau anginnya bertemu, suaranya mirip knalpot blong.

“Kalau kami nyebutnya angin kemrosong,” kata Riyati, yang diamini sejumlah pengungsi.

Hartono dan Riyati kompak menyatakan bahwa desa mereka sudah biasa didatangi angin kencang saat memasuki pergantian iklim. Tapi, angin kencang yang muncul 19-20 Oktober lalu merupakan angin terkuat hantamannya sepanjang yang bisa mereka ingat dan rasakan.

Fenomena kemunculan angin ribut itu dijelaskan oleh Kepala Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas II Malang (Stasiun Klimatologi Karangploso) Aminudin Al Roniri melalui keterangan tertulis yang diterima Tempo pada Senin siang.

Angin kencang yang menghajar Desa Sumber Brantas pada Sabtu-Minggu, 19-20 Oktober 2019, berkecepatan maksimal 80 kilometer per jam. Kecepatan ini melebihi kecepatan maksimal 60 kilometer per jam yang dipantau Stasiun Klimatologi Karangploso.

Secara umum, wilayah Jawa Timur sedang berada pada masa peralihan atau pergantian iklim. Hal ini ditandai dengan peningkatan kecepatan angin timuran. “Peningkatan kecepatan angin yang terjadi di wilayah tersebut juga disebabkan adanya kebakaran hutan yang cukup luas di kawasan Gunung Arjuna,” tulis Aminudin.

Logikanya, kebakaran hutan meningkatan suhu. Suhu yang meningkat secara drastis dan luas menurunkan tekanan udara sehingga kecepatan angin meningkat. Kondisi ini juga dipengaruhi oleh daerah kejadian yang berupa dataran tinggi berbukit. Pusaran-pusaran angin dapat lebih mudah terbentuk di daerah tersebut. “Kondisi ini akan meluruh seiring dengan datangnya musim penghujan (diprakirakan bulan November),” ujar Aminudin.

Kepala Observasi BMKG Stasiun Klimatologi Karangploso Anung Suprayitno menambahkan, instansinya memprediksi angin kencang berpotensi terjadi di Desa Sumber Brantas dan desa tetangga terdekat hingga lima hari ke depan. Kondisi ini berangsur mereda saat musim hujan tiba.

Berita terkait

Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

4 jam lalu

Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan awan atau terjadinya hujan di sebagian wilayah Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

5 jam lalu

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada

Baca Selengkapnya

Gempa Terkini Kembali Getarkan Bawean, Kenapa Masih Terus Terjadi?

11 jam lalu

Gempa Terkini Kembali Getarkan Bawean, Kenapa Masih Terus Terjadi?

BMKG mencatat gempa terkini yang guncangannya bisa dirasakan terjadi di Bawean, Gresik, Jawa Timur, pada Minggu pagi ini, 5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Kelembapan Udara Bisa Sampai 100 Persen

13 jam lalu

Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Kelembapan Udara Bisa Sampai 100 Persen

Prediksi cuaca Jakarta hari ini, Minggu 5 Mei 2024, diawali dengan cerah berawan merata di seluruh wilayahnya pada pagi ini.

Baca Selengkapnya

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

1 hari lalu

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

Saat tubuh terpapar suhu ataupun hawa panas, respons alami tubuh adalah dengan memproduksi keringat untuk mendinginkan diri.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

1 hari lalu

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

Fenomena heatwave di sebagian wilayah Asia selama sepekan belakangan tidak terkait dengan kondisi suhu panas di Indonesia

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

1 hari lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

1 hari lalu

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

BMKG memastikan suhu panas di Indonesia masih bagian dari kondisi tahunan, seperti kemarau, bukan akibat heatwave.

Baca Selengkapnya

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

1 hari lalu

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

BMKG memprakirakan kondisi cuaca suatu area berdasarkan data numerik. Hujan ringan, sedang, dan lebat dibedakan berdasarkan intensitas airnya.

Baca Selengkapnya

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

1 hari lalu

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

Prakiraan cuaca BMKG memperkirakan cuaca Jakarta hari ini cerah berawan dan hujan ringan. Sebagian wilayah waspada potensi hujan disertai petir.

Baca Selengkapnya