Kayu Purba Berumur 19 Juta Tahun Ditemukan di Dasar Teluk

Kamis, 24 Oktober 2019 10:07 WIB

Fosil kayu berumur 19 juta tahun yang ditemukan di dasar laut Teluk Benggala (ukuran dalam cm). (pnas.org)

TEMPO.CO, Jakarta - Sisa-sisa kayu dari hutan purba telah ditemukan jauh di bawah laut, ribuan kilometer dari tempat asalnya yang bergunung-gunung. Para ilmuwan menemukan serpihan kayu berumur 19 juta tahun di lapisan endapan di dasar Teluk Benggala.

Peneliti yang dipimpin Sarah Feakins, dari University of Southern California, Los Angeles, mengebor lebih 3 km dari permukaan laut, mengambil sedimen dari 800 meter di bawah dasar laut. Dari hasil analisis sampel inti, tim dapat melihat bagaimana pohon disapu jutaan tahun yang lalu sebelum terperangkap di tanah.

"Penemuan fragmen kayu di lapisan butir kasar dari lapisan turbidite menunjukkan bahwa input kayu mungkin merupakan kontributor yang diabaikan untuk siklus (karbon organik) di Bengal dan di vagian benua lainnya dalam rentang waktu geologis," tulis peneliti.

Dengan melihat serpihan kayu di inti, tim dapat menentukan dari mana pohon-pohon itu berasal. Dalam kebanyakan kasus, mereka menemukan kayu itu dari pohon yang tumbuh di dataran rendah, dekat laut. Namun, satu lapisan ditemukan memiliki kayu dari pohon yang tumbuh tinggi di pegunungan Himalaya, sekitar 3,2 km di atas permukaan laut.

Dalam studi yang diterbitkan di PNAS, tim berpendapat bahwa pohon-pohon di dalam hutan kuno tumbang akibat hantaman air yang sangat besar. Pohon-pohon ini kemudian hanyut ribuan km di sepanjang gelombang besar air — dari angin topan, angin musim atau banjir.

"Temuan itu menyimpulkan karbon organik yang dikunci dalam batas benua mungkin lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya," tulis penelitian itu. "Perpindahan dan penguburan kayu yang cepat melambangkan jalur penyerapan CO2 atmosfer yang sangat efisien."

Tim mengatakan ini adalah bukti pertama yang menunjukkan pohon dapat diangkut ribuan km dari gunung ke laut dalam. Temuan mereka juga menjelaskan peran kayu dalam siklus karbon Bumi, cara karbon berpindah dari atmosfer ke planet dan organisme-organismenya.

Para ilmuwan saat ini bekerja untuk memahami siklus karbon, dengan para peneliti di AS meluncurkan Deep Carbon Observatory (DCO) lebih dari satu dekade lalu. Laporan baru-baru ini menunjukkan bahwa kurang dari 1 persen total karbon Bumi berada di atas permukaan - di lautan, di darat dan di atmosfer. Sisanya terkunci dalam kerak, mantel, dan inti planet ini.

NEWS WEEK | PNAS

Berita terkait

8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

7 hari lalu

8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperingati Hari Bumi dengan aktivitas yang menghargai dan melindungi planet ini. Berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya

Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

22 hari lalu

Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

Walaupun Indonesia tidak alami gerhana matahari total yang terjadi hari ini, tetapi ini merupakan fenomena menarik di dunia.

Baca Selengkapnya

Gerhana Matahari Total 8 April Akan Sebabkan Ledakan di Matahari, Ini Penjelasan BMKG

22 hari lalu

Gerhana Matahari Total 8 April Akan Sebabkan Ledakan di Matahari, Ini Penjelasan BMKG

Gerhana matahari total 8 April akan membuat ledakan-ledakan di matahari terlihat.

Baca Selengkapnya

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

25 hari lalu

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

Sistem yang disebut dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.

Baca Selengkapnya

Benarkah Bumi Akan Alami Kegelapan pada 8 April 2024?

32 hari lalu

Benarkah Bumi Akan Alami Kegelapan pada 8 April 2024?

Ahli Astronomi dan Astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin mengatakan informasi yang menybut Bumi akan mengalami kegelapan pada 8 April 2024 tidak benar.

Baca Selengkapnya

Inilah Daftar Kota di Seluruh Dunia dengan Durasi Puasa Ramadan 2024 Terpanjang

39 hari lalu

Inilah Daftar Kota di Seluruh Dunia dengan Durasi Puasa Ramadan 2024 Terpanjang

Umat Islam yang tinggal di negara-negara belahan bumi bagian utara harus berpuasa relatif lebih lama daripada bumi bagian selatan.

Baca Selengkapnya

SpaceVIP Tawarkan Makan di Ruang Angkasa, Biayanya Rp7,7 Miliar per Orang

43 hari lalu

SpaceVIP Tawarkan Makan di Ruang Angkasa, Biayanya Rp7,7 Miliar per Orang

Bukan hanya perjalanan ke ruang angkasa yang spesial, makanan yang disajikan pun istimewa hasil kolaborasi dengan chef restoran Bintang Michelin.

Baca Selengkapnya

Ilmuwan Temukan 5 Asteroid Paling Bahaya Bagi Bumi, Bisa Memusnahkan Manusia

25 Januari 2024

Ilmuwan Temukan 5 Asteroid Paling Bahaya Bagi Bumi, Bisa Memusnahkan Manusia

Para ilmuwan dan pakar tata surya mendeteksi lima asteroid yang paling berbahaya bagi bumi dan memusnahkan manusia.

Baca Selengkapnya

Ratusan Anak Muda di Jawa Barat Bahas Krisis Iklim di Festival Bumi Suaka 2023

18 Desember 2023

Ratusan Anak Muda di Jawa Barat Bahas Krisis Iklim di Festival Bumi Suaka 2023

Kegiatan ditujukan untuk membahas kontribusi anak muda dalam mendukung isu lingkungan dan mendorong kesadaran dampak krisis iklim.

Baca Selengkapnya

Komet Halley Memulai Perjalanan 38 Tahun Kembali Menuju Bumi

10 Desember 2023

Komet Halley Memulai Perjalanan 38 Tahun Kembali Menuju Bumi

Pertunjukan utama Komet Halley dimulai di langit pagi pertengahan bulan Juni.

Baca Selengkapnya