Temuan Situs Petirtaan Jombang, Diduga Dibangun Sebelum Majapahit

Selasa, 29 Oktober 2019 13:39 WIB

Ekskavasi (penggalian) Situs Petirtaan Sumberbeji, Dusun Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Jombang, Jawa Timur, yang dilakukan Agustus hingga Oktober 2019. Situs ini diduga dibangun zaman raja Airlangga pendiri Kerajaan Jenggolo dan Kadiri abad 11 sebelum masa kerajaan Singhasari dan Majapahit. TEMPO/Ishomuddin

TEMPO.CO, Jakarta - Situs petirtaan yang ditemukan di dasar sendang atau kolam air Dusun Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Jombang, Jawa Timur, diduga dibangun zaman Airlangga sebelum Majapahit.

“Dugaan kami mengarah ke sana, bisa jadi situs petirtaan ini dibangun sebelum masa Majapahit dan masih direhab atau dirawat di zaman Majapahit,” kata arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur Wicaksono Dwi Nugroho yang memimpin ekskavasi situs petirtaan Sumberbeji, Senin, 28 Oktober 2019.

Menurutnya, salah satu temuan di situs petirtaan Sumberbeji yang paling berkaitan dengan ketokohan Airlangga dalam sejarah kerajaan di Jawa adalah arca pancuran berupa Garuda hewan mitologi burung setengah manusia. “Sebagai penganut Hindu Syiwa, Airlangga sangat memuja Dewa Wisnu,” kata Wicaksono.

Cerita tentang Dewa Wisnu dalam mitologi Hindu tersebut digambarkan dalam kitab Mahabharata. Salah satu bagian cerita dalam kitab tersebut menceritakan tentang Garuda atau Garudeya. Garuda memiliki kepala, paruh, dan sayap burung namun badan dan kakinya berupa badan dan kaki manusia. “Garuda merupakan tokoh yang jadi tunggangan Dewa Wisnu,” kata Wicaksono.

Arca pancuran air Garuda di area Situs Petirtaan Sumberbeji, Dusun Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Jombang, Jawa Timur. Situs yang digali dan diteliti Agustus hingga Oktober 2019 ini diduga dibangun zaman raja Airlangga pendiri kerajaan Jenggolo dan Kadiri abad 11 sebelum Singhasari dan Majapahit. TEMPO/Ishomuddin

Advertising
Advertising

Arca Garuda yang ditemukan di situs petirtaan Sumberbeji masih menempel kuat di dinding pembatas petirtaan sebelah barat dari pancuran utama. Arca tersebut terbuat dari batu andesit yang menempel di dinding batu bata.

Bentuk dan ukiran arca Garuda tersebut relatif masih utuh dan bagus. Guratan ukiran masih tampak jelas dan terjaga karena arca beserta situs petirtaan terendam air dan tertimbun endapan lumpur atau tanah yang mengeras selama ratusan atau ribuan tahun.

Arca Garuda tersebut menghadap ke timur laut dengan kedua sayap terbentang dan kepala serta paruhnya menghadap ke kiri atau utara. “Tangan kirinya memegang kendi kecil dengan lubang air sebagai pancuran, kaki kirinya menginjak kepala ular, dan tangan kanannya memegang ekor ular,” kata Wicaksono.

Bukti lain yang mengindikasikan situs petirtaan Sumberbeji sudah ada sebelum zaman Majapahit adalah temuan pecahan benda yang terbuat dari keramik porselen diduga pecahan mangkok atau guci khas Tiongkok. “Berdasarkan kualitas bentuk dan warnanya, beberapa fragmen (pecahan) porselen yang ditemukan khas buatan zaman Dinasti Song dan Yuan,” kata Wicaksono.

Dinasti Song berkuasa sejak abad 10 hingga 13 masehi atau sudah ada sebelum Majapahit yang berkuasa di abad 12 hingga 15 masehi. Sedangkan Dinasti Yuan berkuasa di abad 13 sampai 14 masehi atau masih semasa Majapahit. Porselen zaman Dinasti Song dan Yuan sama-sama berwarna khas hijau seladon. “Namun buatan Dinasti Song lebih glossy (mengkilap),” ujarnya. Selain Tiongkok, pecahan benda berbahan keramik porselen juga ada yang terindikasi buatan Vietnam. “Buatan Vietnam biasanya lebih kasar dan kurang rapi,” katanya.

Selain arca Garuda dan pecahan benda berbahan keramik porselen, tim BPCB juga menemukan sejumlah batu bata yang ukurannya banyak digunakan sebelum zaman Majapahit. “Ukurannya lebih besar dari batu bata zaman Majapahit,” kata Wicaksono.

BPCB Jawa Timur telah meregister Situs Sumberbeji sebagai cagar budaya dan merekomendasikan ke Pemerintah Kabupaten Jombang agar ditetapkan sebagai cagar budaya tingkat kabupaten. Kepala BPCB Jawa Timur Andi Muhammad Said mengatakan situs petirtaan Sumberbeji ini termasuk unik dan penting. “Melihat kondisinya, itu bukan petirtaan biasa, (tapi) petirtaan bangsawan,” katanya.

BPCB masih fokus pada penyelamatan struktur bangunan situs maupun penelusuran benda atau bagian bangunan yang terlepas dari struktur bangunan. Tim juga sedang mengkaji berbagai jenis benda, artefak, atau temuan yang masih menempel di area situs maupun benda yang terlepas dari struktur bangunan area petirtaan. “Dari situ bisa dikaji bangunan ini zaman siapa dibangun,” katanya.

Situs petirtaan Sumberbeji ditemukan di lahan tanah kas desa seluas kurang lebih 5 ribu meter persegi dimana di lahan tersebut terdapat sendang atau kolam air yang digunakan untuk irigasi pertanian. Setelah dilakukan penggalian, luas areal petirtaan yang sementara tampak dan tergali mencapai sekitar 400 meter persegi. Lokasi situs ini terpendam di dasar kolam dengan kedalaman sekitar 2-3 meter dari permukaan tanah atau bibir kolam. Ketinggian struktur bangunan situs bervariasi antara 1,2 hingga 1,5 meter.

Areal petirtaan terdiri dari parit saluran air sebagai hulu atau tempat air masuk sepanjang 14,1 meter dan tinggi 0,69 meter; dinding pembatas petirtaan berbentuk kotak ukuran 19,7 x 17,1 meter; pancuran utama berbentuk kotak ukuran 6 x 6 meter; dan parit saluran air sebagai hilir berbentuk melengkung mengarah timur laut dengan panjang sementara 11,95 meter. Di Pancuran utama berbentuk bujur sangkar tersebut terdapat beberapa lubang atau lorong kecil vertikal, horisontal, dan diagonal sebagai saluran pembagi air.

Sejak survei penyelamatan dan penggalian (ekskavasi) Juli hingga awal Oktober 2019 sementara sudah ditemukan 12 jaladwara atau arca pancuran atau saluran air yang sudah terlepas atau copot dari tempatnya menempel. Jaladwara tersebut memiliki motif ukiran bermacam-macam seperti bunga teratai, makara, dewa atau tokoh, binatang, dan lain-lain. Makara adalah makhluk mitologi Hindu berwujud binatang dengan bagian depan seperti gajah, buaya, atau rusa, dan memiliki ekor seperti ekor ikan atau ekor naga.

ISHOMUDDIN

Berita terkait

AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

11 jam lalu

AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

Jaksa New York mengembalikan barang antik yang dicuri dari Kamboja dan Indonesia. Dari Indonesia, ada peninggalan Kerajaan Majapahit.

Baca Selengkapnya

Profil 3 Pemimpin Perempuan di Kerajaan Majapahit

3 hari lalu

Profil 3 Pemimpin Perempuan di Kerajaan Majapahit

Tak hanya dipimpin raja, Majapahit pernah dipimpin perempuan. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Istana Pagaruyung 17 Tahun Lalu, Ini Keistimewaan Istana di Kota Batusangkar Sumbar

28 Februari 2024

Kebakaran Istana Pagaruyung 17 Tahun Lalu, Ini Keistimewaan Istana di Kota Batusangkar Sumbar

Istana Pagaruyung pernah alami kebakaran pada 17 tahun lalu. Berikut sejarah dan keistimewaan istana di Kota Batusangkar, Sumbar.

Baca Selengkapnya

Mengenal Kampung Majapahit Mojokerto, Ini Daya Tariknya

23 Januari 2024

Mengenal Kampung Majapahit Mojokerto, Ini Daya Tariknya

Berikut daya tarik Kampung Majapahit, Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Ilmuwan Temukan Tiga Lapis Peradaban Tanah Situs Kumitir Mojokerto

15 Januari 2024

Ilmuwan Temukan Tiga Lapis Peradaban Tanah Situs Kumitir Mojokerto

Penelitian geo akeologi menemukan lapisan usia tanah era Medang, Singasari dan Majapahit di Situs Kumitir.

Baca Selengkapnya

Borobudur Writers and Cultural Festival 2023 Digelar di Malang, Penghormatan untuk Edi Sedyawati

11 November 2023

Borobudur Writers and Cultural Festival 2023 Digelar di Malang, Penghormatan untuk Edi Sedyawati

Malang dipilih sebagai lokasi penyelenggaraan Borobudur Writers and Cultural Festival karena tempat ini penting dalam penelitian Edi Sedyawati

Baca Selengkapnya

5 Cagar Budaya di Gunung Penanggungan, Dianggap Suci sejak Dulu

6 November 2023

5 Cagar Budaya di Gunung Penanggungan, Dianggap Suci sejak Dulu

Gunung Penanggungan dianggap suci sejak dulu, banyak cagar budaya yang berasal dari abad ke-10

Baca Selengkapnya

Kebakaran di Gunung Penanggungan, Gunung Suci di Mojokerto dalam Prasasti Cunggrang dan Kisah Bujangga Manik

3 November 2023

Kebakaran di Gunung Penanggungan, Gunung Suci di Mojokerto dalam Prasasti Cunggrang dan Kisah Bujangga Manik

Gunung Penanggungan kebakaran pada Kamis, 2 November 2023. Bagaimanakah profil dan sejarah gunung suci yang disebut dalam prasasti dan kisah kuno?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Museum Nasional Pemilik 190 Ribu Koleksi Artefak dan Benda Sejarah, Ini Kata Pengelola

17 September 2023

Kebakaran Museum Nasional Pemilik 190 Ribu Koleksi Artefak dan Benda Sejarah, Ini Kata Pengelola

Museum Nasional ditetapkan sebagai instansi pemerintah pusat dengan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum di bawah naungan Kemendikbud ristek

Baca Selengkapnya

Disbud DIY Temukan Wadah Air Diduga dari Era Majapahit di Situs Cagar Budaya Keputren

6 September 2023

Disbud DIY Temukan Wadah Air Diduga dari Era Majapahit di Situs Cagar Budaya Keputren

Fragmen gerabah wadah air tanpa tutup berukir diduga peninggalan Majapahit pada abad ke-13

Baca Selengkapnya