Habitat Dirusak, Buaya di Babel Jadi Ancaman Warga

Reporter

Antara

Editor

Yudono Yanuar

Rabu, 30 Oktober 2019 14:31 WIB

Buaya muara sedang berjemur di atas batu Pantai Bangka Belitung (Babel.antaranews.com/Aprionis)

TEMPO.CO, Jakarta - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bangka Belitung mengharapkan pemerintah daerah mengeluarkan kebijakan melindungi habitat buaya untuk menekan konflik dengan manusia di daerah itu.

"Kami berharap pemerintah mengeluarkan kebijakan pembatasan izin usaha penambangan, pembangunan pabrik, perumahan dan perkebunan di kawasan habitat buaya ini," kata Kepala Resort BKSDA Babel, Yusmono di Pangkalpinang, Rabu, 30 Oktober 2019.

Terakhir buaya muncul di Pantai Putat Belinyu, Bangka, pekan ini, seperti terlihat di video yang viral di media sosial. "Benar, buaya yang muncul sesuai video yang beredar di media sosial berada di pantai Putat," kata Kapolres Bangka AKBP Aris Sulistyono, Selasa.

Pada April lalu, seorang bocah tewas digigit buaya ketika mandi di sebuah sungai di Belitung Timur.

Kepala Resort BKSDA Babel, Yusmono, mengatakan saat ini konflik antara buaya dengan manusia sudah cukup tinggi, karena habitat hewan melata tersebut sudah semakin sempit akibat pembangunan pabrik, perumahan, perkebunan dan penambangan di sepanjang pantai, sungai, hutan rawa-rawa dan tempat berkembang biak buaya tersebut.

Selain itu, aktivitas menangkap ikan menggunakan alat tidak ramah lingkungan juga mengurangi populasi ikan sebagai makanan utama buaya.

"Kita harus melihat secara luas, kenapa kasus serangan buaya kepada manusia mengalami peningkatan. Tidak mungkin mereka menyerang jika habitatnya tidak terganggu oleh aktivitas manusia," ujarnya.

Menurut dia, perubahan habitat buaya sebagai kawasan industri, pemukiman, perkebunan dan pencemaran limbah tambang ini mengakibatkan buaya buas dan menyerang manusia.

"Jangan sampai habitat buaya ini semakin berkurang dan mereka semakin terdesak untuk berkembangbiak serta mencari makan, karena tidak ada kebijakan pemerintah untuk melindunginya," katanya.

Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangka Belitung, Aswind membenarkan maraknya kemunculan buaya di sungai, muara dan pantai, karena terganggunya habitat hewan tersebut.

"Salah satu cara mengurangi konflik dengan buaya ini, kita harus bisa memulai dari sejak dini yaitu memperbaiki lingkungan habitat tempat buaya berkembang dan mencari makan," katanya.

Menurut dia kerusakan lingkungan dan ekosistem tempat habitat buaya ini salah satu pemicu konflik dengan manusia.

"Kami berharap masyarakat tidak lagi merusak ekosistem aliran sungai. Mari kita jaga alam, karena ini moto pengurangan resiko bencana yang telah dicanangkan Kepala BNPB beberapa waktu lalu," katanya.

Berita terkait

BNPB Salurkan Dana Siap Pakai Rp 2,5 Miliar untuk Banjir di Sulawesi Selatan

3 jam lalu

BNPB Salurkan Dana Siap Pakai Rp 2,5 Miliar untuk Banjir di Sulawesi Selatan

BNPB menyalurkan dana siap pakai sebesar Rp 2,15 miliar kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan untuk penanganan darurat banjir dan tanah

Baca Selengkapnya

BNPB Kirim Helikopter dan Pesawat Caravan untuk Bantu Korban Banjir di Sulawesi Selatan

4 jam lalu

BNPB Kirim Helikopter dan Pesawat Caravan untuk Bantu Korban Banjir di Sulawesi Selatan

BNPB minta masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi curah hujan, khususnya pada wilayah yang masih terdampak banjir dan tanah longsor.

Baca Selengkapnya

BNPB: Banjir Wajo Renggut Satu Warga

5 jam lalu

BNPB: Banjir Wajo Renggut Satu Warga

Lebih dari 3.800 unit rumah terdampak banjir di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.

Baca Selengkapnya

Dua Dusun Sempat Terisolir Banjir di Kabupaten Enrekang, BNPB Ingatkan Risiko Longsor Susulan

23 jam lalu

Dua Dusun Sempat Terisolir Banjir di Kabupaten Enrekang, BNPB Ingatkan Risiko Longsor Susulan

Banjir dan longsor melanda Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, sejak Jumat dinihari lalu. Diipicu hujan intensitas tinggi pada 04.00 WITA.

Baca Selengkapnya

BNPB: Banjir dan Longsor di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan, Dua Dusun Masih Terisolir

23 jam lalu

BNPB: Banjir dan Longsor di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan, Dua Dusun Masih Terisolir

Berdasarkan informasi BNPB, dua desa masih terisolir akibat banjir dan longsor di Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan.

Baca Selengkapnya

PLN Bantu Nelayan Bangka Belitung Pangkas Biaya Operasional Lewat Electrifying Marine

1 hari lalu

PLN Bantu Nelayan Bangka Belitung Pangkas Biaya Operasional Lewat Electrifying Marine

PT PLN (Persero) menyalurkan bantuan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) lewat program Electrifiying Marine kepada nelayan di Desa Suak Gual.

Baca Selengkapnya

Deretan 5 Fakta Mengenai Banjir di Sulawesi Selatan

2 hari lalu

Deretan 5 Fakta Mengenai Banjir di Sulawesi Selatan

Kepala Pusat Data, Informasi BNPB, Abdul Muhari mengatakan 14 warga yang meninggal dunia akibat banjir dan longsor di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan

Baca Selengkapnya

Terlibat Tambang Timah Ilegal, Pimpinan Media Online di Bangka Belitung Ditahan Polisi

2 hari lalu

Terlibat Tambang Timah Ilegal, Pimpinan Media Online di Bangka Belitung Ditahan Polisi

Polda Kepulauan Bangka Belitung menahan pimpinan salah satu media online terkait dalam kasus penambangan timah ilegal.

Baca Selengkapnya

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

2 hari lalu

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

Kabupaten Luwu turut dilanda banjir dan longsor akibat hujan sejak Jumat dinihari, 3 Mei 2024. BNPB melaporkan 14 warga lokal meninggal dunia.

Baca Selengkapnya

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

2 hari lalu

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

Banjir merendam 33 desa di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan pada Jumat, 3 Mei 2024, pukul 03.03 WITA.

Baca Selengkapnya