Badak di Taman Nasional Way Kambas Dapat Kandang 120 Ha

Reporter

Antara

Editor

Yudono Yanuar

Sabtu, 2 November 2019 12:00 WIB

Petugas memeriksa kondisi badak Sumatera bercula dua (Dicerorhinus sumatrensis) bernama `Harapan` di ruang karantina di hutan kawasan Suaka Rhino Sumatera (SRS) Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung, 3 Desember 2015. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Kandang badak di Pusat Penangkaran Badak Sumatera di Taman Nasional Way Kambas (TNWK) Kabupaten Lampung Timur bertambah luas 120 hektare.

Peresmian kandang badak baru itu dilaksanakan di Pusat Penangkaran Badak Sumatera atau Suaka Rhino Sumatera, Lampung Timur, Rabu, 30 Oktober 2019.

Kepala Balai TNWK Subakir mengatakan luas kandang badak yang baru diresmikan 120 hektare. Adapun kandang yang lama luasnya 100 hektare.

Subakir menjelaskan fasilitas dalam kandang baru itu tidak jauh berbeda dengan kandang badak yang lama.

"Terdapat lima kandang, masing-masing kandang badak luasnya 20 hektare, sisanya sebagai tempat kawin badak (reproduksi)," ujarnya.

Subakir mengungkapkan, kandang badak yang baru diresmikan itu bakal diisi badak hasil tangkapan dari hutan.

"Akan ada penangkapan badak baru dari alam, dimasukan dalam kandang ini," ujarnya.

Subakir menyebutkan, ada tiga badak tangkapan yang akan ditangkarkan dalam kandang baru itu.

"Ada tiga ekor, dua betina dan satu jantan," ujarnya.

Dia berharap,adanya penambahan luas kandang itu,badak sumatera populasinya terus bertambah.

"Adanya kandang baru ini diharapkan badak bertambah banyak populasinya," ujar dia.

Pada peresmian itu, dilakukan pelepasan badak sumatera "Harapan" ke dalam kandang badak yang baru tersebut.

Direktur Keaneragaman Hayati dan Konservasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indra Exploitasia mengatakan kementeriannya berharap adanya kandang badak baru itu bisa membawa badak sumatera berkembang biak dan hidup lestari dalam habitat aslinya.

Indra menegaskan Kementerian LHK bertugas tidak hanya menyelamatkan satwa badak sumatera di Lampung, namun juga menyelamatkan populasi badak yang terdapat di Aceh dan Kalimantan.

"Tugas kami ini tidak hanya untuk menyelamatkan badak sumatera saja, tapi menyelamatkan populasi satwa lainnya, seperti harimau sumatera," ujar dia.

Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengatakan populasi badak sumatera saat ini tersisa 80 ekor.

Persebaran badak sumatera di Lampung, kata Gubernur, terdapat dalam kawasan Hutan Way Kambas dan kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.

Sehubungan itu, Gubernur meminta kepada kepala balai kedua taman nasional itu dan semua pihak melindungi hutan berikut isinya.

"Hutan dua taman nasional ini harus kita jaga dari orang yang merusak. Kepada kedua kepala balai dan petugas lainnya, jaga hutan dan lakukan patroli, orang yang merusak hutan beri hukuman yang setimpal," ujar dia.

Gubernur juga berharap kepada KLHK bisa menginisiasi nota kesepakatan bersama melindungi hutan dengan Pemerintah Provinsi Lampung, Polda Lampung dan Korem 043 Garuda Hitam Lampung.

Berita terkait

Orangutan Ini Obati Sendiri Lukanya dengan Daun Akar Kuning, Bikin Peneliti Penasaran

1 hari lalu

Orangutan Ini Obati Sendiri Lukanya dengan Daun Akar Kuning, Bikin Peneliti Penasaran

Seekor orangutan di Suaq Belimbing, Aceh Selatan, menarik perhatian peneliti karena bisa mengobati sendiri luka di mukanya dengan daun akar kuning

Baca Selengkapnya

Pengadilan Ungkap Kronologi Pembunuhan Badak di Taman Nasional Ujung Kulon, Cula Dijual Rp 300 Juta

10 hari lalu

Pengadilan Ungkap Kronologi Pembunuhan Badak di Taman Nasional Ujung Kulon, Cula Dijual Rp 300 Juta

Badak ditembak di bokong lalu disembelih dan diambil culanya terekam camera trap di dalam Taman Nasional Ujung Kulon. Kamera juga dicuri.

Baca Selengkapnya

Tersangka Kasus Perdagangan Satwa Dilindungi di Makassar Segera Jalani Persidangan

11 hari lalu

Tersangka Kasus Perdagangan Satwa Dilindungi di Makassar Segera Jalani Persidangan

Saat ini kejahatan perdagangan satwa dilindungi kerap dilakukan melalui media online.

Baca Selengkapnya

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

11 hari lalu

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

KLHK memasukkan sektor kelautan ke dalam dokumen Second NDC Indonesia. Potensi mangrove dan padang lamun ditonjolkan.

Baca Selengkapnya

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

11 hari lalu

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

Setiap negara bebas memilih untuk mengurangi gas rumah kaca yang akan dikurangi atau dikelola.

Baca Selengkapnya

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

17 hari lalu

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

Rancangan Undang-undang tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya atau RUU KSDAHE ditarget segera disahkan pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Temuan Baru Anak Badak Jawa di Ujung Kulon, KLHK: Masih Banyak Ancaman

26 hari lalu

Temuan Baru Anak Badak Jawa di Ujung Kulon, KLHK: Masih Banyak Ancaman

Temuan individu baru badak Jawa menambah populasi satwa dilindungi tersebut di Taman Nasional Ujung Kulon. Beragam ancaman masih mengintai.

Baca Selengkapnya

Kualitas Udara Jakarta dan Sekitarnya Membaik, Gara-gara Mudik Lebaran?

26 hari lalu

Kualitas Udara Jakarta dan Sekitarnya Membaik, Gara-gara Mudik Lebaran?

Selama tiga hari terakhir, bersamaan dengan mudik lebaran, 11 stasiun pemantau kualitas udara Jakarta dan sekitarnya mencatat membaiknya level ISPU.

Baca Selengkapnya

Turut Dipicu Pasar Tumpah, Tambahan Sampah H-1 Lebaran di Depok Bisa Mencapai 180 Ton

26 hari lalu

Turut Dipicu Pasar Tumpah, Tambahan Sampah H-1 Lebaran di Depok Bisa Mencapai 180 Ton

Sampah di Depok diprediksi bertambah hingga 180 ton dari hari biasa pada malam Lebaran. Muncul dari pasar tumpah.

Baca Selengkapnya

KLHK: Ada Potensi Sampah 58 Juta Kilogram dari 2 Minggu Arus Mudik dan Balik Lebaran

29 hari lalu

KLHK: Ada Potensi Sampah 58 Juta Kilogram dari 2 Minggu Arus Mudik dan Balik Lebaran

KLHK menghitung potensi sampah hingga 58 juta kilogram dari mobilitas 193,6 juta penduduk dalam periode dua minggu arus mudik dan balik Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya