Telur dan Tahu Tercemar Dioksin di Tropodo, Begini Analisis LIPI

Sabtu, 23 November 2019 13:55 WIB

Tumpukan sampah dekat pemukiman di Desa Tropodo, Sidoarjo, Jatim, seperti dimuat di Koran Tempo, 18 November 2019.

TEMPO.CO, Jakarta- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI menanggapi kabar tercemarnya telur dan tahu oleh dioksin yang berasal dari pembakaran sampah plastik di pabrik tahu, di Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Sidoarjo, Jawa Timur. Peneliti Pusat Penelitian Kimia LIPI Muhammad Ghozali memberikan analisis proses dari tercemarnya telur dan tahu tersebut.

"Bisa jadi (tercemar). Karena plastik mengandung dioksin yang dapat terlepas saat plastik dibakar sehingga dapat mencemari sekitarnya," ujar Ghozali kepada Tempo, Jumat, 22 November 2019.

Sebelumnya, mengutip Koran Tempo, 18 November 2019, Direktur Ecoton, Prigi Arisandi, mengatakan konsentrasi dioksin dalam telur ayam di sekitar pabrik tahu itu mengindikasikan tingkat pencemaran lingkungan di daerah tersebut.

Ia khawatir racun pada telur itu masuk ke tubuh manusia yang memakannya. “Telur ayam banyak dikonsumsi sehingga jadi media paparan dioksin ke manusia,” kata dia.

Ghozali memberikan analisis mengenai tercemarnya terlur dan tahu. Menurutnya, apabila bahan dioksin masuk dalam tubuh ayam maka dapat masuk ke telor. "Karena telor sebelum keluar dari ayam kan cangkangnya masih lentur saat di dalam," kata Ghozali.

Desa Tropodo mencuri perhatian setelah aliansi peneliti lingkungan hidup lintas negara menemukan 16 jenis racun dari limbah plastik dalam telur ayam bukan ras (buras) yang dilepas di Tropodo dan Bangun.

Aliansi peneliti yang terdiri atas International Pollutants Elimination Network (IPEN), Arnika Association, Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton), dan Nexus3 Foundation mempublikasikan temuan mereka pada Jumat pekan lalu.

Sesuai dengan hasil penelitian, konsentrasi dioksin dalam telur di Tropodo mencapai 200 pg TEQ g-1 lemak. Angka itu tertinggi kedua di Asia, hanya kalah oleh kandungan dioksin di Bien Hoa di Vietnam, yang terpapar senjata kimia buatan Amerika Serikat. Senyawa berbahaya ini dapat memicu berbagai penyakit, seperti jantung, kanker, dan diabetes.

"Bila kadarnya (dioksin) berlebihan bisa mengganggu kesehatan, mengganggu sistem kekebalan tubuh," tutur Ghozali. Untuk sementara, Ghozali mengaku LIPI belum melakukan penelitian lebih jauh mengenai hal tersebut. "Belum (penelitian), Itu analisisnya."

Berita terkait

Sebut ITF Membahayakan, ICEL: Bayangkan jika Pemain Persija Keracunan Dioksin

22 Februari 2021

Sebut ITF Membahayakan, ICEL: Bayangkan jika Pemain Persija Keracunan Dioksin

Peneliti Indonesian Centre for Environmental Law (ICEL), Bella Nathania, mengatakan proyek ITF membahayakan kesehatan manusia. Sebab, pembakaran sampah dengan ITF akan menghasilkan zat dioksin.

Baca Selengkapnya

Heboh, Produsen Tahu Tropodo Janji Tak Lagi Pakai Sampah Plastik

26 November 2019

Heboh, Produsen Tahu Tropodo Janji Tak Lagi Pakai Sampah Plastik

Penggunaan sampah plastik oleh produsen tahu di Tropodo sempat diliput media asing.

Baca Selengkapnya

Tahu dan Telur Tercemar Dioksin, Walhi Sayangkan Respons Pemda

26 November 2019

Tahu dan Telur Tercemar Dioksin, Walhi Sayangkan Respons Pemda

Menurut Walhi, Dinas Lingkungan Hidup setempat bisa melakukan riset serupa untuk membuktikan pencemaran dioksin.

Baca Selengkapnya

Racun Dioksin di Desa Tropodo Tertinggi Kedua di Dunia

19 November 2019

Racun Dioksin di Desa Tropodo Tertinggi Kedua di Dunia

Kadar racun dioksin di Desa Tropodo, Jawa Timur, terbesar kedua di dunia setelah Bien Hoa, Vietnam, yang terpapar Agen Oranye selama Perang Vietnam.

Baca Selengkapnya

New York Times: Pabrik Tahu Indonesia Teracuni Limbah Plastik

19 November 2019

New York Times: Pabrik Tahu Indonesia Teracuni Limbah Plastik

Puluhan pabrik tahu di Desa Tropodo menggunakan limbah plastik untuk bahan bakar tungku. Asap pembakaran menghasilkan racun dioksin penyebab kanker.

Baca Selengkapnya