Guru memberikan pelajaran kepada sejumlah siswa di kelas 4 yang kekurangan bangku dan meja di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tegal 04, Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin 29 Juli 2019. Kekurangan meja dan bangku di SDN 04 Tegal sudah terjadi hampir dua tahun terakhir sehingga membuat murid belajar di lantai, dan pihak sekolah sudah mengusulkan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor namun belum ada realisasinya. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
TEMPO.CO, Jakarta - Kemendikbud akan melakukan kajian terkait pemangkasan tugas administratif yang dinilai menghambat guru lebih punya waktu untuk murid seperti diutarakan Mendikbud Nadiem Makarim dalam Hari Guru Nasional, 25 November 2019.
"Kami akan melihat mana memberatkan dan peraturan-peraturan mana yang perlu dilihat dulu. Artinya sekarang, semuanya itu kan ada peraturannya, ada peraturan Kemenpan RB, ada peraturannya Badan Kepegawaian Nasional (BKN), ada juga Kemendikbud. Nah ini kita sisir lebih dulu," ujar Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Supriano, usai pembukaan simposium nasional bagi guru IPA di Jakarta, Selasa, 26 November 2019.
Dia menambahkan pihaknya akan mengkaji terlebih dahulu."Sekarang lagi tahap pengkajian. Tapi kan arahnya sudah jelas," kata dia.
Proses pengkajian peraturan-peraturan mana yang menjadi penghambat guru dalam bekerja, atau dengan pemangkasan tugas administrasi itu tidak bisa dilakukan secara cepat tanpa ada kajian.
"Kita lihat dulu apa yang perlu diperbaiki," kata dia.
Dalam kesempatan itu, Supriano mengatakan untuk pelatihan guru, pihaknya fokus pada kemampuan pedagogik guru. Pedagogik merupakan kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran.
Supriano menambahkan pedagogik guru tersebut, yang terus ditingkatkan hingga 2020.
"Kami akan melihat apa yang harus kita perbaiki lagi, untuk menuju guru penggerak seperti yang disampaikan bapak menteri," kata dia.
Guru penggerak tersebut, sama halnya dengan guru inti yang melatih sebanyak 20 guru lainnya. Namun guru inti baru fokus pada proses pembelajaran, sedangkan guru penggerak lebih luas lagi.
Supriano mengatakan guru inti itu nantinya, bisa menjadi embrio dari guru penggerak. Namun untuk saat ini, guru inti baru fokus membantu pembelajaran.
Nadiem Makarim: Perubahan dalam Merdeka Belajar Butuh Keberanian Besar
1 hari lalu
Nadiem Makarim: Perubahan dalam Merdeka Belajar Butuh Keberanian Besar
Dalam perayaan Hardiknas 2024, Mendikbudristek Nadiem Makarim mengungkapkan transformasi dalam kebijakan Merdeka Belajar butuh risiko dan keberanian besar.