Penurunan Tanah di Bandung, Rumah di Gedebage Jadi Basement

Selasa, 3 Desember 2019 06:31 WIB

Salah satu rumah di Bandung yang mengalami penurunan tanah. (Dok, Tim Geodesi ITB)

TEMPO.CO, Jakarta - Tim peneliti Geodesi Institut Teknologi Bandung mengumpulkan banyak bukti penurunan tanah di Bandung. Fenomena itu membuat posisi rumah seperti basement karena berada di bawah jalan raya.

Ketua tim peneliti Irwan Gumilar mengatakan di daerah Gedebage Kota Bandung misalnya, banyak rumah yang kini posisinya berada di bawah jalan raya. Jalan itu hasil peninggian akibat tanahnya turun. Dari keterangan warga, kata Irwan, rumah-rumah itu dibangun sekitar 1980-1990-an. "Dulu jalan sejajar dengan rumah, sekarang (rumah) semeter lebih di bawah jalan," ujarnya.

Akibatnya warga ada yang meninggikan halaman rumah dan perlu tangga untuk akses ke dalam rumah. "Jadi rumahnya seperti basement," kata Irwan. Selain itu banyak rumah juga yang atapnya gampang disentuh dari jalan. Bukti lain di lokasi berbeda seperti daerah Kopo yaitu bangunan miring dan jalan rusak. Ada pula tanda bukti lain berupa retakan rumah yang terus bertambah. Dari lantai yang pecah, retakan bergerak naik ke dinding.

Pengalaman Irwan sendiri selama tinggal tiga tahun di Gedebage, jendela makin susah ditutup dan pintu juga berubah posisi. Tanda penurunan tanah lainnya seperti jalan retak di Pasirkoja. "Kalau tidak diantisipasi kerusakan terus terjadi," katanya Sabtu, 30 November 2019.

Anggota dan rekan tim peneliti Heri Andreas mengatakan ada lima faktor penurunan tanah. Secara alamiah tanah di suatu daerah bisa turun sendiri, kemudian bisa akibat tektonik. Adapun yang terkait dengan faktor manusia yaitu pembangunan infrastruktur atau timbunan, pengambilan air tanah, dan eksploitasi minyak serta gas. "Faktor dominan penurunan tanah yaitu eksploitasi air tanah," ujarnya.

Advertising
Advertising

Eksploitasi air tanah dalam, menurut Heri, lebih signifikan dampaknya bagi penurunan tanah dibandingkan penyedotan air tanah dangkal yang umum dilakukan warga. Selain menurunkan permukaan tanah, eksplotasi ikut menambah kedalaman air tanah dalam. Berdasarkan pemodelan buatan tim, penurunan tanah per 1 meter berdampak pada penurunan air tanah dalam atau minus 20 meter.

Di Bandung beberapa wilayah seperti Leuwigajah, Kopo, Pasir Koja, total ada yang 3-4 meter penurunan tanahnya. Artinya penurunan air tanah berkisar 60-80 meter. Dengan batas minus 45 meter minimalnya, kondisi air tanah dalam daerah tersebut sudah tergolong rusak.

"Penurunan tanah jadi indikator kerusakan air tanah yang berujung krisis air di Bandung. Pada 2050, air tanahnya akan habis dan terjadi penurunan," kata Heri.

Berita terkait

Peneliti Mahakam Ungkap 3 Kontradiksi dalam Bencana Banjir Besar Mahulu

10 jam lalu

Peneliti Mahakam Ungkap 3 Kontradiksi dalam Bencana Banjir Besar Mahulu

Secara morfologi dan topografi, banjir besar di Mahakam Ulu tak mungkin terjadi untuk kondisi normal.

Baca Selengkapnya

UKT Melambung dan Cara Download Video YouTube Biar Bebas Paket Internet di Top 3 Tekno

14 jam lalu

UKT Melambung dan Cara Download Video YouTube Biar Bebas Paket Internet di Top 3 Tekno

Selain tentang UKT dan cara download video Youtube di ponsel itu, ada juga kelemahan teknologi Starlink.

Baca Selengkapnya

UKT Bisa Hanya 20-30 Persen, Dosen SBM ITB Usulkan Kuliah Daring Berjejaring

14 jam lalu

UKT Bisa Hanya 20-30 Persen, Dosen SBM ITB Usulkan Kuliah Daring Berjejaring

Dosen SBM ITB Donald Crestofel Lantu mengutarakan usulnya agar biaya UKT tak mahal, kampus bisa gelar kuliah secara daring.

Baca Selengkapnya

Gerhana Satelit Juga Bisa Lemahkan Layanan Starlink, Fenomena Apa Itu?

1 hari lalu

Gerhana Satelit Juga Bisa Lemahkan Layanan Starlink, Fenomena Apa Itu?

Pakar ITB ungkap tiga kelemahan layanan Starlink, salah satunya kondisi ketika panel satelit tak bisa menangkap sinar matahari.

Baca Selengkapnya

UKT Melambung, Selain UGM dan UI di PTN Mana Lagi? Di Unsoed kenaikan hingga 300-500 Persen

1 hari lalu

UKT Melambung, Selain UGM dan UI di PTN Mana Lagi? Di Unsoed kenaikan hingga 300-500 Persen

Protes kenaikan UKT terus terjadi di sejumlah PTN, antara lain di UI, UGM, Unri, Unsoed, ITB, USU, dan IAIN Syarif Hidayatullah.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: ITB Naikkan Biaya Pendidikan Magister dan Doktor, Peningkatan Google Search, Aktivitas Gunung Slamet

3 hari lalu

Top 3 Tekno: ITB Naikkan Biaya Pendidikan Magister dan Doktor, Peningkatan Google Search, Aktivitas Gunung Slamet

Topik tentang ITB menaikkan biaya pendidikan jenjang S2 dan S3 pada 2024 menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.

Baca Selengkapnya

Selain UKT S1, ITB Naikkan Biaya Pendidikan Magister dan Doktor

4 hari lalu

Selain UKT S1, ITB Naikkan Biaya Pendidikan Magister dan Doktor

Institut Teknologi Bandung (ITB) menaikkan biaya pendidikan jenjang S2 dan S3 atau magister dan doktoral pada 2024.

Baca Selengkapnya

Setelah UKT Jenjang Sarjana, Biaya Pendidikan S2 dan S3 di ITB Juga Naik

4 hari lalu

Setelah UKT Jenjang Sarjana, Biaya Pendidikan S2 dan S3 di ITB Juga Naik

Sebelumnya ITB menetapkan kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) jenjang S1 atau sarjana pada sebagian mahasiswa baru.

Baca Selengkapnya

Peserta sedang Sakit tapi Tetap Ingin Ujian, Pusat UTBK ITB Syaratkan Surat Dokter

5 hari lalu

Peserta sedang Sakit tapi Tetap Ingin Ujian, Pusat UTBK ITB Syaratkan Surat Dokter

Sejauh ini, sejak UTBK mulai digelar 30 April lalu, ada tiga orang peserta ujian yang datang dalam kondisi sakit. Terkini sakit GERD.

Baca Selengkapnya

Pendaftar UTBK 2024 dI ITB Berkurang, Panitia: Banyak Diterima di Jalur SNBP

6 hari lalu

Pendaftar UTBK 2024 dI ITB Berkurang, Panitia: Banyak Diterima di Jalur SNBP

Pendaftar UTBK SNBT di ITB berkurang pada 2024. Ditengarai karena banyak calon peserta yang sudah diterima di jalur SNBP.

Baca Selengkapnya