LAPAN Luncurkan Situs Pemantau Hujan Santanu

Rabu, 4 Desember 2019 05:45 WIB

Sistem pemantau hujan yang disingkat Santanu dibuat LAPAN untuk memantau hujan terkini. (santanu.sains.lapan.go.id)

TEMPO.CO, Bandung - Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (PSTA-LAPAN) mengembangkan radar hujan. Sistem pemantau hujan yang disingkat Santanu itu menampilkan lokasi yang tengah diguyur hujan lewat laman http://santanu.sains.lapan.go.id/site/ .

"Radar ini dapat memantau hujan hingga radius 44 kilometer," kata Asif Awaludin, Peneliti Muda PSTA-LAPAN kepada Tempo, Selasa, 3 Desember 2019.

Radar hujan itu dipasang di kantor-kantor milik LAPAN seperti di Bandung dan Rumpin-Bogor. Selain itu beberapa radar hujan ikut dipasang di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah seperti di Sukabumi, Jawa Barat. Radar hujan itu berasal dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional yang dihibahkan ke BPBD. "LAPAN membantu dalam pembuatan dan pemasangannya," kata dia.

Menyusul yang akan dipasang yaitu di Kota Bima, dan Kota Sorong. Pada pertengahan Desember ini harapannya radar hujan Santanu sudah beroperasi. Selain itu radar hujan juga telah memantau daerah Lembang, Sumedang, Pontianak, Kototabang, dan Sadeng.

Tempo yang pada Selasa sore hingga malam mencoba membuka laman ini, melihat hujan ringan yang mengguyur Bandung seperti di kawasan utara sesuai dengan hasil radar hujan Santanu.

Advertising
Advertising

Pada layar laman radar hujan yang bisa diakses mudah oleh publik, tampilannya terbagi tiga. Peta dan radar hujan berukuran besar menampilkan kondisi hujan hingga radius 44 kilometer dari lokasi radar. Pada bagian kanan atas ada peta yang bisa diperbesar dan lebih detil, termasuk kondisi perubahan hujan per dua menit.

Warna pada sebaran awan menggambarkan tingkat intensitas hujan, dari mulai ringan, sedang, hingga lebat. Sistem juga menampilkan luas area yang diguyur hujan. Selain itu pergerakan awan hujan juga bisa diketahui akan ke arah mana.

Ada 14 corak warna bertingkat dari biru muda hingga ungu. Warna biru tua misalnya, kata Asif, menandakan hujan ringan. Sementara warna hijau mengindikasikan hujan deras. "Yang perlu di waspadai adalah hujan warna hijau yang cakupannya cukup luas, karena berarti hujannya menjangkau hulu hingga hilir sungai," ujarnya.

Dengan kombinasi durasi waktu hujan, kondisi itu bisa mengindikasikan awal terjadinya banjir. "Namun tetap perlu dikonfirmasi dengan pengamatan lokal," kata Asif.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

3 hari lalu

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

Suhu panas muncul belakangan ini di Indonesia, setelah sejumlah besar wilayah daratan benua Asia dilanda gelombang panas (heat wave) ekstrem.

Baca Selengkapnya

BRIN: Satelit LAPAN Bantu Proses Komunikasi Wilayah Terlanda Bencana

39 hari lalu

BRIN: Satelit LAPAN Bantu Proses Komunikasi Wilayah Terlanda Bencana

Satelit LAPAN-A2/LAPAN-ORARI merupakan salah satu hasil riset karya anak bangsa yang dikembangkan oleh BRIN.

Baca Selengkapnya

Waspada 9 Penyakit ini Sering Muncul Saat Musim Hujan

39 hari lalu

Waspada 9 Penyakit ini Sering Muncul Saat Musim Hujan

Musim hujan membawa risiko peningkatan penyebaran berbagai penyakit berikut ini.

Baca Selengkapnya

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

40 hari lalu

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?

Baca Selengkapnya

Pengendara Mobil Patut Waspada Aquaplaning Saat Musim Hujan, Apa itu?

43 hari lalu

Pengendara Mobil Patut Waspada Aquaplaning Saat Musim Hujan, Apa itu?

Pengendara mobil patut mewaspadai bahaya aquaplaning saat musim hujan, Ini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Kemarau Mundur, Kapan Musim Hujan di Indonesia Selesai?

48 hari lalu

Kemarau Mundur, Kapan Musim Hujan di Indonesia Selesai?

Musim hujan di Indonesia masih akan terus berlangsung selama Maret 2024

Baca Selengkapnya

Hotel di Singapura Ini Janji Bayar Tamu jika Hujan Turun selama Liburan

5 Maret 2024

Hotel di Singapura Ini Janji Bayar Tamu jika Hujan Turun selama Liburan

Hotel ini menjanjikan akan mengganti biaya menginap semalam jika turun hujan yang mengganggu liburan di Singapura.

Baca Selengkapnya

BMKG Sebut Cuaca Ekstrem akan Berlangsung sampai 8 Maret 2024, Ini Indikator Cuaca Ekstrem

3 Maret 2024

BMKG Sebut Cuaca Ekstrem akan Berlangsung sampai 8 Maret 2024, Ini Indikator Cuaca Ekstrem

BMKG sebut cuaca ekstrem sampai 8 Maret 2024. Ada tiga indikator untuk menentukan cuaca ekstrem, dari tekanan udara, awan, sampai angin.

Baca Selengkapnya

Jaga Daya Tahan Tubuh di Musim Hujan, Ahli Gizi Ingatkan Pola Makan Sehat

1 Maret 2024

Jaga Daya Tahan Tubuh di Musim Hujan, Ahli Gizi Ingatkan Pola Makan Sehat

Pakar menyarankan menerapkan pola makan sehat dengan gizi lengkap untuk menjaga ketahanan tubuh di musim hujan seperti sekarang.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Apple Car Stop, Laptop Layar Transparan, dan Puncak Hujan Terlewati

1 Maret 2024

Top 3 Tekno: Apple Car Stop, Laptop Layar Transparan, dan Puncak Hujan Terlewati

Top 3 Tekno pada Jumat pagi 1 Maret 2024, diawali dari artikel tentang Apple yang telah membatalkan proyek mobil listrik perdananya, Apple Car.

Baca Selengkapnya