Menristek Siapkan Road Map untuk Ciptakan Peneliti Peraih Nobel

Rabu, 4 Desember 2019 08:30 WIB

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro berbincang dengan salah satu peneliti alumnus program beasiswa Riset-Pro di Jakarta, Selasa, 3 Desember 2019. TEMPO/Khory

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Brodjonegoro, akan menyiapkan road map untuk menciptakan peneliti yang bisa meraih penghargaan Nobel.

“Ketika warga negara suatu bangsa mendapatkan Nobel, itu tidak hanya meningkatkan prestise dari individu atau pribadi tapi juga meningkatkan derajat dari bangsanya. Karena Indonesia belum ada pemenang Nobel, bahkan keturunan Indonesia-pun belum ada, maka kita harus menyiapkan road map-nya,” katanya dalam sambutannya di acara Simposium Riset-Pro, di Jakarta, Selasa, 3 Desember 2019.

Menurut Bambang, bangsa yang memiliki ilmuwan yang bisa meraih Nobel akan dilihat sebagai bangsa yang sudah dalam level terbaik di dunia untuk bidangnya. Tidak hanya akan melibatkan peneliti Indonesia yang ada di Indonesia, tapi Bambang juga akan melibatkan diaspora yang ada di luar negeri.

“Road mapnya mau kita bangun, kita ada tahapannya lah, mungkin tidak dalam waktu lima tahun ini, tapi harus dipersiapkan dari sekarang, harus dipimpin upayanya,” tutur Bambang. “Tidak bisa mengandalkan kepada individu-individu atau lembaga-lembaga secara sendiri-sendiri.”

Selain itu, Bambang mengakui bahwa diaspora Indonesia merupakan orang-orang yang cerdas. Namun jika mereka berupaya sendiri tanpa dukungan negara dan pemerintah maka dorongannya menjadi kurang kuat.

“Kita menyiapkan road map-nya, saya tidak berani bilang dalam lima tahun akan ada yang mendapatkan Nobel, tapi kita harus kita siapkan. Karena sampai sekarang kita belum menyiapkan secara terorganisir,” tuturnya.

Ketua Alumnis Program Riset-Pro Nugraha Aji Sasongko yang juga perekayasa dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menjelaskan bahwa apa yang disampaikan oleh Bambang mengenai masa depan riset Indonesia cukup relevan.

“(Memang) harus dibikin road map-nya untuk peneliti Indonesia mendapatkan Nobel. Dulu kalau tidak salah Menristek zaman SBY, sempat bikin model kayak road map, tapi hilang lenyap begitu saja,” kata Nugraha. “Mungkin karena isu penggabungan ristek sama dikti, sekarang kan isunya BRIN dan ristek.”

Nugraha menceritakan, peraih Hadiah Nobel 2019 bidang ekonomi Esther Duflo meneliti SD Inpres di Indonesia dengan judul “Schooling and Labor Market Consequences of School Construction in Indonesia: Evidence from an Unusual Policy Experiment,” yang diterbitkan dalam jurnal American Economic Review tahun 2001.

“Itu kan kayak nohok kita sendiri, orang lain meneliti tentang Indonesia mendapat Nobel, kita sendiri gimana. Jadi kelihatan kayak riset-riset kita tidak dibaca dunia. Kalau masuk screening Nobel kan artinya masuk prioritas riset unggulan di dunia, artinya memiliki impact yang besar,” tutur Nugraha.

Menurut Nugraha, apa yang disampaikan Bambang tentang Nobel akan menjadi pemicu semangat bagi para peneliti di Indonesia. “Saya yakin iya (pemicu semangat), terutama yang di bidang riset-riset yang fundamental,” ujar Nugraha.

Berita terkait

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

3 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

159 Tahun Cornell University, Lahirkan 62 Pemenang Nobel

6 hari lalu

159 Tahun Cornell University, Lahirkan 62 Pemenang Nobel

Cornell University di Ithaca, New York, AS telah menghasilkan 62 pemenang nobel dari alumninya. Usia kampus ini 159 tahun.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

8 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

49 hari lalu

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.

Baca Selengkapnya

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

49 hari lalu

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.

Baca Selengkapnya

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

49 hari lalu

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut

Baca Selengkapnya

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.

Baca Selengkapnya

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Myanmar: Situs Tahanan Rumah Aung San Suu Kyi Dilelang $90 Juta

25 Januari 2024

Pengadilan Myanmar: Situs Tahanan Rumah Aung San Suu Kyi Dilelang $90 Juta

Pengadilan di Myanmar melelang vila tempat mantan pemimpin dan ikon demokrasi Aung San Suu Kyi menghabiskan 15 tahun dalam tahanan rumah.

Baca Selengkapnya

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya