Google Luncurkan Wildlife Insights untuk Bantu Pelestarian Satwa

Reporter

Antara

Editor

Yudono Yanuar

Rabu, 18 Desember 2019 15:08 WIB

Seekor induk gajah sumatera yang diberi nama Seruni terlihat bersama seekor anaknya di tepi jalan di Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau, Selasa (3/12/2019). (FOTO ANTARA/HO-BBKSDA Riau)

TEMPO.CO, Jakarta - Google bersama tujuh organisasi pelestarian lingkungan terkemuka di dunia salah satunya Word Wildlife Fund (WWF) bekerja sama untuk melindungi satwa-satwa yang terancam punah dengan meluncurkan platform Wildlife Insights.

"Kita ingin bantu dunia konservasi dengan menggunakan sebuah aplikasi," kata Program Manager Google Earth Outreach Tanya Birch melalui telekonferensi di Jakarta, Rabu, 18 Desember 2019.

Menurut data WWF, populasi mamalia, burung, ikan, reptilia dan amfibi menyusut 60 persen sejak 1970 an di seluruh dunia. Kehadiran platform berteknologi Artificial Intelligence (AI) diharapkan mampu menyelamatkan satwa-satwa yang semakin terancam keberadaannya.

Khusus di Indonesia, Google yang telah bekerja sama dengan sejumlah organisasi pelestarian lingkungan melakukan riset di Bukit Barisan, Sumatera untuk mengetahui spesies-spesies yang terancam punah.

Kehadiran teknologi AI tersebut sekaligus menjawab persoalan dan tantangan para peneliti maupun ahli biologi yang selama ini terkendala dalam mendapatkan visual dari satwa-satwa yang diteliti.

Secara umum, ujar dia, para ahli biologi telah menggunakan kamera sensor gerak untuk mempelajari binatang liar. Meskipun demikian, mereka belum memiliki cara untuk membagikan dan memadukan data.

"Ini adalah masalah besar dalam manajemen data. Para konservasionis menghabiskan waktu berjam-jam untuk menafsirkan citra dari kamera sensor gerak mereka," katanya.

Padahal, banyak dari hasil visualisasi itu merupakan gambar kosong, menampilkan daun, atau menunjukkan sesuatu yang tidak bernilai.

Namun, saat ini dengan menggunakan Wildlife Insights para peneliti dapat berfokus pada upaya pelestarian dengan mengungah data ke Google Cloud dan menganalisis citra dengan model AI pengidentifikasi spesies yang disediakan Google.

"Kami merasa senang bisa membantu melindungi spesies-spesies yang akan punah itu," kata Tanya Birch, yang pernah meneliti sekaligus memetakan konflik gajah dengan manusia di Sri Lanka tersebut.

Hingga kini, ujar dia, Google Earth telah mengabadikan sekitar 4,5 juta gambar menggunakan teknologi AI di berbagai belahan penjuru dunia. Visualisasi itu diambil sejak 20 tahun silam.

Berita terkait

Kepala BNPT: Tingkatkan Kualitas Asesmen untuk Kemanan World Water Forum

3 hari lalu

Kepala BNPT: Tingkatkan Kualitas Asesmen untuk Kemanan World Water Forum

Tindakan ini guna memastikan kemanan World Water Forum Ke-10 di Bali pada Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

8 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Lovebird jadi Parcel, Forest and Wildlife Minta Tak Ada Hantaran Berupa Satwa saat Lebaran

19 hari lalu

Lovebird jadi Parcel, Forest and Wildlife Minta Tak Ada Hantaran Berupa Satwa saat Lebaran

Forest and Wildlife, Muhammad Ali Imron, mengatakan bisa menyebabkan kematian burung, terutama ketika si penerima tidak menghendaki parcel lovebird.

Baca Selengkapnya

Saat Tugu Yogya hingga Titik Nol Kilometer Yogyakarta Gelap Gulita Kampanyekan Earth Hour

33 hari lalu

Saat Tugu Yogya hingga Titik Nol Kilometer Yogyakarta Gelap Gulita Kampanyekan Earth Hour

Selama 60 menit, gedung-gedung di area itu serentak mematikan lampu penerangannya sebagai bentuk dukungan gerakan Earth Hour.

Baca Selengkapnya

Begini Upaya KLHK Mencegah Konflik Harimau dan Manusia di Lampung

58 hari lalu

Begini Upaya KLHK Mencegah Konflik Harimau dan Manusia di Lampung

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melakukan sejumlah upaya mencegah konflik antara manusia dan harimau Sumatera di Lampung.

Baca Selengkapnya

Kasus Harimau Mati, Organisasi Satwa Rekomendasikan Pemindahan Hewan dari Medan Zoo ke Suaka Alam

19 Februari 2024

Kasus Harimau Mati, Organisasi Satwa Rekomendasikan Pemindahan Hewan dari Medan Zoo ke Suaka Alam

PETA Asia, organisasi global bidang satwa, menyarankan pemindahan hewan penghuni Medan Zoo ke alam bebas.

Baca Selengkapnya

7 Hal yang Dilarang saat Safari ke Hutan untuk Melihat Satwa Liar

26 Januari 2024

7 Hal yang Dilarang saat Safari ke Hutan untuk Melihat Satwa Liar

Safari hutan untuk bertemu dengan satwa liar perlu kehati-hatian dan tanggung jawab tinggi supaya tidak merugikan individu atau satwa yang ada.

Baca Selengkapnya

Faunaland Ancol: Harga Tiket Masuk, Jam Buka, dan Wahana

19 Januari 2024

Faunaland Ancol: Harga Tiket Masuk, Jam Buka, dan Wahana

Faunaland Ancol bisa jadi pilihan untuk liburan akhir pekan bersama keluarga. Ada banyak satwa unik dan langka dari Indonesia Timur dan wilayah lain.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya di Medan, Satwa Mati di Kebun Binatang Pernah Terjadi di Bandung

18 Januari 2024

Tak Hanya di Medan, Satwa Mati di Kebun Binatang Pernah Terjadi di Bandung

Satwa yang mati di Medan Zoo kali ini adalah harimau, tercatat sebanyak tiga harimau mati dalam dua bulan terakhir di kebun binatang itu.

Baca Selengkapnya

Medan Zoo Utang Pakan dan Gaji Pegawai, Sandiaga: Jangan Kesehatan Satwa dan Kewajiban Karyawan Dinomortigakan..

11 Januari 2024

Medan Zoo Utang Pakan dan Gaji Pegawai, Sandiaga: Jangan Kesehatan Satwa dan Kewajiban Karyawan Dinomortigakan..

Menteri Sandiaga Salahuddin Uno angkat bicara menanggapi kondisi terkini Medan Zoo yang dikabarkan mengalami keterbatasan biaya pengelolaan.

Baca Selengkapnya