Hacker Cina Serang 10 Negara dengan Bypass Otentifikasi 2 Faktor

Rabu, 25 Desember 2019 07:29 WIB

Ilustrasi hacker. foxnews.com

TEMPO.CO, Jakarta- Sebuah perusahaan keamanan siber Belanda, Fox-IT, melaporkan bahwa kelompok hacker asal Cina, APT20, sedang mencoba menyerang 10 negara. Mereka berusaha mengkompromikan kredensial VPN sehingga mendapatkan akses lebih tinggi di seluruh jaringan korban.

Laman Gizmodo, Selasa, 24 Desember 2019, menyebutkan APT20 tahu bagaimana mem-bypass otentikasi dua faktor (2FA) dalam serangan terhadap target pemerintah dan industri.

"Kami telah mengidentifikasi korban kelompok ini di 10 negara, di entitas pemerintah, penyedia layanan terkelola, dan di berbagai industri, termasuk Energi, Perawatan Kesehatan, dan Teknologi Tinggi," tulis laporan itu, seperti dikutip laman ZDNet, baru-baru ini.

Target dilaporkan berada di hampir selusin negara, termasuk Brasil, Cina, Prancis, Jerman, Italia, Meksiko, Portugal, Spanyol, Inggris, dan AS. Meskipun memintas 2FA bukanlah hal yang tidak pernah terjadi, kecanggihan pelaku relatif jarang terjadi. Tidak sepenuhnya jelas bagaimana APT20 melakukannya.

Namun, ada satu teori yang menjelaskan bahwa APT20 mencuri token perangkat lunak RSA SecurID dari sistem yang diretas, kemudian digunakan di komputernya untuk menghasilkan kode satu kali yang valid dan memotong 2FA.

Biasanya, ini tidak mungkin dilakukan. Untuk menggunakan salah satu token perangkat lunak ini, pengguna perlu menghubungkan perangkat fisik (perangkat keras) ke komputer mereka.

Perangkat dan perangkat lunak token kemudian akan menghasilkan kode 2FA yang valid. Jika perangkat itu hilang, perangkat lunak RSA SecureID akan menghasilkan kesalahan.

Fox-IT mengatakan APT20 kemungkinan mengembangkan teknik bypass itu sendiri. Kelompok ini sebagian besar telah berhasil menghindari radar dengan mengandalkan saluran "sah", seperti akses VPN, untuk melakukan serangannya.

Setelah akses awal diperoleh, grup bergerak secara lateral dengan menggunakan backdoors khusus pada beberapa server, kata para peneliti. Dari sana, ia memulai proses pengumpulan data sensitif, jika bukan kredensial tambahan untuk membantu meningkatkan aksesnya.

Ketika selesai, hacker biasanya menghapus alat-alatnya dan file terkompresi yang dibuat untuk diekstraksi dan menghalangi penyelidikan forensik.
FOX-IT | GIZMODO | ZDNET


Berita terkait

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

1 jam lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

5 jam lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

7 jam lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

1 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

1 hari lalu

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

1 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

2 hari lalu

Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

Honor dan Huawei menempati posisi pertama pangsa pasar ponsel pintar di negara asalnya, Cina., menurut IDC

Baca Selengkapnya

Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

2 hari lalu

Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

Antony Blinken menyerukan pada Cina agar memberikan kesempatan yang sama pada para pelaku bisnis dari Amerika Serikat di Cina.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

2 hari lalu

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Benarkah Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Akan Lebih Sukses Dibanding Jakarta-Bandung?

2 hari lalu

Benarkah Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Akan Lebih Sukses Dibanding Jakarta-Bandung?

Pengamat dari MTI membeberkan alasan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya bakal lebih sukses ketimbang Jakarta-Bandung.

Baca Selengkapnya