Hati-hati Isi Baterai Ponsel di Charging Station, Waspadai Ini

Jumat, 17 Januari 2020 18:07 WIB

Colokan yang dipenuhi oleh ponsel para imigran saat mengisi daya ponselnya di kamp pengunsi Calais, Prancis, 21 Desember 2015. Lebih dari 5000 imigran melarikan diri dari daerah konflik yang berada di kamp pengungsian dan berusaha memasuki Inggris melalui terowongan bawah laut. AP/Michel Spingler

TEMPO.CO, Jakarta - Kabel data di charging station umum, yang biasa ada di bandara atau stasiun kereta, ternyata menyediakan akses bagi para penjahat siber (hacker). Mereka bisa melakukan serangan yang disebut Juice Jacking melalui port USB pengisian baterai.

Setelah terhubung dan koneksi tersambung, perangkat menginstal malware atau secara rahasia menyalin data sensitif dari smartphone, tablet, atau perangkat komputer lainnya, demikian dikutip laman Times of India, baru-baru ini.

Serangan itu bisa sesederhana mengekstraksi semua detail kontak dan koleksi gambar pribadi perangkat. Bisa juga menjadi serangan invasif dengan menyuntikkan kode jahat langsung ke perangkat yang kemudian dapat menyalin semua kata sandi dari data keuangan.

Bagaimana cara kerja Juice Jacking? Port USB sering digunakan sebagai media untuk transfer data. Konektor USB biasa memiliki lima pin, di mana hanya satu yang diperlukan untuk mengisi daya perangkat, pin lainnya digunakan untuk transfer data.

Mengisi daya perangkat melalui port USB cenderung membuka opsi untuk mentransfer file antar perangkat. Penyerang di sini sering menggunakan perangkat keras yang terpasang di port pengisian daya dari pengisian publik.

Advertising
Advertising

Biasanya, charging station secara khusus dirancang untuk melanggar keamanan dan mendapatkan akses ke informasi perangkat yang terhubung segera setelah koneksi dibuat. Dan beberapa pengguna mungkin kehilangan data tanpa menyadarinya.

Departemen Kejaksaan Distrik California, Los Angeles, Amerika Serikat, telah mengeluarkan peringatan kepada penduduk lokal dan wisatawan untuk menghindari pengisian telepon di stasiun pengisian umum, terutama di bandara.

Pada Desember 2019, State Bank of India (SBI) juga mengeluarkan peringatan kepada pelanggannya tentang malware ponsel yang mematikan ini. Dua bahaya paling umum akibat Juice Jacking adalah pencurian data dan instalasi malware.

Data dicuri dari perangkat yang terhubung melalui virus yang dapat mencari informasi pribadi mulai dari ponsel, akun rahasia, data terkait perbankan, ataupun kartu kredit. Virus memiliki kemampuan menyalin semua informasi ke perangkat mereka sendiri. Ada juga banyak aplikasi jahat yang dapat mengkloning semua data ke ponsel lain.

Sementara instalasi malware, biasanya dibuat setelah koneksi. Malware otomatis dipasang di perangkat yang terhubung. Juga tetap berada di perangkat hingga terdeteksi dan dihapus oleh pengguna. Ada banyak kategori malware yang dapat dipasang oleh penjahat siber melalui Juice Jacking, termasuk adware, cryptominers, ransomware, spyware, atau Trojans.

TIMES OF INDIA | ATLANTA DAILY WORLD

Berita terkait

McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

7 hari lalu

McAfee Deteksi Modus Baru Hacker Tipu Gamer Lewat Cheat Lab

Perusahaan keamanan siber McAfee berhasil mengidentifikasi penipuan model baru oleh hacker yang menarget para gamer.

Baca Selengkapnya

6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

13 hari lalu

6 Cara Mengetahui Whatsapp Disadap dan Tips Mencegahnya

Ada beberapa cara mengetahui WhatsApp disadap. Salah satunya adalah adanya perangkat asing yang tersambung. Berikut ciri dan tips mencegahnya.

Baca Selengkapnya

Jangan Ngecas Ponsel Sembarangan di Bandara, Tiga Risiko Ini Mengintai

27 hari lalu

Jangan Ngecas Ponsel Sembarangan di Bandara, Tiga Risiko Ini Mengintai

Seorang ahli keamanan mengatakan bahwa mengisi daya di bandara memiliki risiko keamanan yang besar, terutama jika melalui port USB.

Baca Selengkapnya

Kaspersky Temukan Malware Versi Linux yang Berfungsi Penuh

28 hari lalu

Kaspersky Temukan Malware Versi Linux yang Berfungsi Penuh

Semua produk Kaspersky mendeteksi varian Linux ini sebagai HEUR:Backdoor.Linux.Dinodas.a.

Baca Selengkapnya

Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

35 hari lalu

Peretasan dan Pembobolan Data Semakin Rawan Terjadi, Ada Biang Kerok yang Terabaikan

Ancaman serangan siber meningkat. Maraknya peretasan dan pembobolan data dinilai tak hanya gara-gara para hacker semakin mahir.

Baca Selengkapnya

Bahaya Kejahatan Berbasis AI, Pelaku Berani Tiru Wajah Eksekutif Perusahaan

41 hari lalu

Bahaya Kejahatan Berbasis AI, Pelaku Berani Tiru Wajah Eksekutif Perusahaan

Recorded Future mengungkap beberapa modus kejahatan berbasis AI. Pelaku semakin berani memakai deepfake.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Inflasi Pangan Sudah Lebih Tinggi dari Kenaikan Gaji ASN, Kata Faisal Basri Dana BOS untuk Program Makan Siang Gratis

58 hari lalu

Terpopuler: Inflasi Pangan Sudah Lebih Tinggi dari Kenaikan Gaji ASN, Kata Faisal Basri Dana BOS untuk Program Makan Siang Gratis

Kepala Departemen Regional Bank Indonesia (BI) Arief Hartawan menyatakan perlunya menjaga inflasi pangan agar kenaikannya tidak melebihi 5 persen.

Baca Selengkapnya

Situs Kemenko Perekonomian Diduga Diretas

58 hari lalu

Situs Kemenko Perekonomian Diduga Diretas

Situs Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian atau Kemenko Perekonomian diduga mengalami peretasan pada Minggu, 3 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Serangan ke Ponsel Meningkat 50 Persen, Kaspersky: Dipicu Iklan Otomatis dan Aplikasi Ilegal

1 Maret 2024

Serangan ke Ponsel Meningkat 50 Persen, Kaspersky: Dipicu Iklan Otomatis dan Aplikasi Ilegal

Perusahaan keamanan siber Kaspersky mencatat 33 juta serangan siber melalui ponsel pada 2023. Pengguna sering terkecoh oleh iklan otomatis.

Baca Selengkapnya

Tren Serangan Siber, IBM: Phishing Meningkat, Masuk ke Akun daripada Retas Jaringan

22 Februari 2024

Tren Serangan Siber, IBM: Phishing Meningkat, Masuk ke Akun daripada Retas Jaringan

Data IBM menunjukkan bahwa phising mendominasi kejahatan atau serangan siber di tingkat global, setara sampai 36 persen.

Baca Selengkapnya