Heboh Wabah Virus Corona Baru dari Cina, Peneliti: Mirip SARS

Selasa, 21 Januari 2020 16:19 WIB

Ilustrasi virus corona. Sumber: wikipedia.org

TEMPO.CO, Jakarta - Virus corona misterius mirip SARS telah menyebar di Cina dan membuat heboh dunia. Virus itu telah menginfeksi lebih dari 201 orang di Wuhan, Beijing, dan Shenzhen. Belum termasuk dua orang di Thailand dan seorang di Jepang. Mereka seluruhnya positif terinfeksi virus penyebab pneumonia tersebut--empat orang di antaranya meninggal.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) memastikan penyakit yang menyebar di Wuhan berasal dari virus dengan struktur genetik yang belum pernah diketahui sebelumnya. Virus itu masuk keluarga besar corona, penyebab flu biasa sampai yang serius seperti SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome).

Arnaud Fontanet, Kepala Departemen Epidemiologi di Institut Pasteur, Paris, Prancis, mengatakan virus yang saat ini ramai diperbincangkan tersebut adalah yang ketujuh dalam keluarga virus corona yang pernah didapati menginfeksi manusia. Menurutnya, genetika virus yang sekarang (2019-nCoV) identik 80 persen dengan SARS .

Fontanet menuturkan, virus yang sekarang kelihatannya lebih 'lemah' daripada SARS. Tapi dia juga mengatakan bahwa, seperti juga SARS, virus ini bisa bermutasi dengan cepat. "Kami pikir sumbernya dari hewan ternak di pasar dan dari sana lalu melompat ke manusia," katanya seperti dikutip dari rte.ie yang terbit, Senin 20 Januari 2020.

Sedang WHO mengatakan, "Hewan kelihatannya sumber yang paling mungkin...dengan penularan antar manusia yang terbatas."

Advertising
Advertising

Terbaru, ketua tim peneliti yang ditunjuk pemerintah Cina, Zhong Nanshan, telah memberi konfirmasi bahwa 2019-nCov benar menular antar manusia. Ini menegaskan indikasi sebelumnya yang didapat dari kasus yang muncul sepanjang akhir pekan lalu di Wuhan. Otoritas setempat mengungkap kalau para pasien tak memiliki riwayat kontak dengan pasar makanan laut yang diyakini sebagai sumber penularan virus.

Pengetahuan ini memicu alarm semakin kencang karena kaitannya dengan SARS yang telah membunuh 349 orang di daratan Cina dan 299 lain di Hong Kong sepanjang 2002 dan 2003 lalu. Saat itu sebanyak 8.000 orang di dunia terinfeksi dan virus menyebar hingga ke-40 negara.

Peneliti di MRC Centre for Global Infectious Disease Analysis di Imperial College, London, Inggris, memperingatkan kalau jumlah kasus virus baru yang masih misterius di Wuhan kemungkinan amat besar, yakni hampir 1.700. Mereka juga meminta kemungkinan penularan antar manusia jangan disepelekan dan merekomendasikan pengawasan ketat di Cina sendiri.

WHO telah menyarankan setiap individu harus melindungi diri sendiri juga. Caranya, cuci tangan, menutup hidup saat bersin, memasak daging dan telur secara matang, serta menghindari kontak erat dengan hewan ternak atau liar.

BERBAGAI SUMBER

Berita terkait

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

1 jam lalu

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

Seorang ajudan dari Pemerintah Rusia mengklaim Vladimir Putin dan Xi Jinping bertemu dalam "suasana hati yang sedang baik" di Beijing.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

2 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

2 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Cina kepada Pemimpin terpilih Taiwan: Pilih Damai atau Perang

3 hari lalu

Cina kepada Pemimpin terpilih Taiwan: Pilih Damai atau Perang

Cina menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri, namun Taiwan bersikeras pihaknya sudah memiliki pemerintahan independen sejak 1949.

Baca Selengkapnya

Kalah dari Cina, Biden Naikkan Tarif Impor Termasuk Mobil Listrik

3 hari lalu

Kalah dari Cina, Biden Naikkan Tarif Impor Termasuk Mobil Listrik

Biden memutuskan menaikkan tarif impor produk Cina termasuk mobil listrik dan baterainya.

Baca Selengkapnya

5 Proyek Besar Cina di Era Presiden Jokowi

3 hari lalu

5 Proyek Besar Cina di Era Presiden Jokowi

Hubungan ekonomi Cina-Indonesia disebut mencapai masa keemasan di era Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

4 hari lalu

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

Perubahan dalam cara PBB menghitung korban di Gaza telah disebut-sebut sebagai bukti adanya bias.

Baca Selengkapnya

AS Batasi Izin Ekspor Teknologi untuk Cina, Qualcomm dan Intel Tak Bisa Pasok Chip ke Huawei

4 hari lalu

AS Batasi Izin Ekspor Teknologi untuk Cina, Qualcomm dan Intel Tak Bisa Pasok Chip ke Huawei

AS membatasi izin ekspor teknologi untuk Cina. Qualcomm dan Intel tak lagi bisa memasok produknya ke perusahaan seperti Huawei.

Baca Selengkapnya

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

4 hari lalu

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.

Baca Selengkapnya

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

4 hari lalu

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.

Baca Selengkapnya