BPPT: Modifikasi Cuaca Hujan Esktrem untuk Jakarta Jalan Terus

Senin, 27 Januari 2020 12:14 WIB

Operasi TMC atau hujan buatan. Kredit: BBTMC BPPT

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menyatakan akan terus menerapkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk penanggulangan banjir di Jakarta dan sekitarnya. Dasarnya adalah perkiraan cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menunjukkan curah hujan masih tinggi dan berpotensi kembali mengakibatkan banjir di Jabodetabek.

Kepala BPPT Hammam Riza menjelaskan, pihaknya akan berusaha maksimal untuk melakukan penyemaian di atas awan yang diperkirakan bergerak menuju wilayah Jabodetabek. "Tim kami akan terus berikhtiar melakukan operasi ini untuk mencegah potensi banjir," ujarnya dalam keterangannya Ahad, 26 Januari 2020.

Operasi TMC untuk penanggulangan banjir itu telah dilakukan sejak 3 Januari 2020--pasca banjir besar rendam Jakarta dan sekitarnya. Hammam menyebut upaya terselenggara atas kerja sama dengan beberapa lembaga seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI AU dan BMKG. "Kami lakukan penyemaian garam, agar segera turun hujan sebelum memasuki wilayah Jabodetabek,” kata dia menunjuk lokasi target hujan buatan di atas perairan Selat Sunda.

Tukiyat selaku Koordinator Lapangan Balai Besar TMC untuk operasi tersebut mengungkapkan bahwa pada Minggu 26 Januari 2020, dilakukan 2 (dua) sorti penerbangan dengan pesawat Cassa 212 A-2013 dan membawa bahan semai--setiap sorti 800 kilogram garam. Penerbangan pertama dilakukan pada pukul 10.35 WIB dengan daerah target penyemaian di bagian Utara dari Jabodetabek.

"Sorti kedua dilaksanakan pada pukul 14.00 WIB dengan target penyemaian di daerah Ujung kulon, karena pada siangnya ada unsur angin dari selatan dan barat," kata dia sambil menambahkan, "Setiap sorti terbang sekitar dua jam."

Prajurit TNI AU memasukkan tabung penampung garam atau console ke dalam Pesawat CN 295 sebelum melakukan Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa, 7 Januari 2020. TEMPO/M Taufan Rengganis

Kedua pesawat itu, Tukiyat menerangkan, menuju daerah pertumbuhan awan Cumulus di pesisir untuk melakukan penyemaian dengan menggunakan garam (NaCl). Mengingat sifat bahan semai menyerap uap air, maka terjadi proses pertumbukan dan penggabungan membentuk droplet air sehingga proses hujan bisa jatuh, diharapkan sebelum mencapai Jakarta dan sekitarnya.

Sebelumnya, dalam diskusi di BPPT, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Thomas Djamaluddin menyampaikan empat catatan kritisnya atas pelaksanaan modifikasi cuaca hujan ekstrem untuk pengendalian banjir Jakarta dan sekitarnya. Dia mempertanyakan efektivitas atas upaya yang dilakukan sementara misi yang dijalankan tim TMC dinilainya amat berbahaya dengan gugusan awan raksasa yang menjulang hingga hitungan kilometer.

Situasinya, Thomas membandingkan, berbeda saat modifikasi cuaca diterapkan pada masa pancaroba dengan kondisi awan yang minim. Misi ini dianggapnya bisa lebih efektif. "Untuk pengisian waduk menjelang kemarau, operasi pemadaman karhutla di akhir kemarau, atau menghalau awan hujan dari suatu lokasi kegiatan besar seperti pesta olah raga," ujarnya.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

6 jam lalu

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

Menurut Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, fenomena hawa panas memiliki karakteristik yang berbeda dan tak memenuhi kriteria sebagai gelombang panas.

Baca Selengkapnya

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

9 jam lalu

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

Fenomena gelombang panas (heatwave) seperti yang baru saja membekap wilayah luas di daratan Asia terjadi karena terperangkapnya udara panas

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

9 jam lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Depok Bicara Pembebasan Lahan Warga Terdampak Banjir Kali Pesanggrahan

15 jam lalu

Wali Kota Depok Bicara Pembebasan Lahan Warga Terdampak Banjir Kali Pesanggrahan

Bila anggaran mencukupi, Pemkot Depok akan melakukan pembebasan lahan warga terdampak banjir menggunakan anggaran belanja tambahan (ABT).

Baca Selengkapnya

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

16 jam lalu

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

Potensi hujan signifikan terjadi karena kontribusi dari aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial.

Baca Selengkapnya

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

1 hari lalu

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

Suhu panas muncul belakangan ini di Indonesia, setelah sejumlah besar wilayah daratan benua Asia dilanda gelombang panas (heat wave) ekstrem.

Baca Selengkapnya

Banjir Rob Pesisir Semarang 3 Hari Terakhir, Tanggul Satu Meter Tak Ada Artinya

1 hari lalu

Banjir Rob Pesisir Semarang 3 Hari Terakhir, Tanggul Satu Meter Tak Ada Artinya

Banjir karena rob merendam sejumlah titik di pesisir Kota Semarang, Jawa Tengah, sepanjang tiga hari terakhir.

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

1 hari lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah Indonesia dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

Baca Selengkapnya

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

1 hari lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

1 hari lalu

Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

Banjir bandang ini telah berdampak pada negara tetangga Kenya yakni Burundi dan Tanzania

Baca Selengkapnya