Lembaga Eijkman Tanggapi Kaitan Risiko Virus Corona dan Iklim

Senin, 3 Februari 2020 16:16 WIB

Petugas medis menyemprotkan cairan disinfektan pada Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China setibanya di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Minggu, 2 Februari 2020. Sebanyak 238 orang WNI dari Wuhan, tersebut selanjutnya dipindahkan ke Natuna untuk menjalani observasi selama kurang lebih dua minggu guna memastikan kesehatannya dan terbebas dari virus corona. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Biologi Molekuler Eijkman atau Lembaga Eijkman menanggapi informasi iklim menjadi penyebab risiko virus corona di Indonesia rendah.

Menurut Kepala Lembaga Biologi Mokuler Eijkman Amin Subandrio, Eijkman belum memiliki bukti bahwa iklim menjadi faktor penyebaran virus yang disebut 2019-nCoV itu.

Amin tidak pernah mengatakan bahwa iklim memiliki pengaruh. “Yang menyatakan bahwa situasi iklim di Indonesia berpengaruh pada tidak ada kasus virus corona itu bukan saya,” katanya ketika dihubungi, Senin, 3 Februari 2020. Dia menambahkan, “Karena tetangga kita (Singapura dan Malaysia) yang memiliki iklim serupa terpengaruh, jadi kami tidak memiliki bukti.”

Sebelumnya, ahli paru dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Erlina Burhan mengatakan Indonesia memiliki iklim tropis dengan sinar matahari sangat menyengat. “Virus akan mati dalam kondisi panas. Kalau virus corona berada di udara dan kena panas, harusnya mati. Itulah sebabnya risiko di Indonesia lebih rendah,” katanya dalam acara Info Sehat FKUI pada Kamis, 30 Januari 2020.

Hingga saat ini, mengutip laman Asiaone, Otoritas Cina mengkonfirmasi bahwa virus corona, yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, Cina, itu menyebabkan setidaknya 361 korban tewas dan lebih 17 ribu kasus terinfeksi.

Advertising
Advertising

Amin yang juga Professor of Clinical Microbiology Universitas Indonesia menambahkan bahwa belum ada juga penelitian yang secara khusus memperlihatkan bahwa iklim di Indonesia tidak menguntungkan virus itu.

“Tapi Indonesia sudah punya kemampuan untuk mendeteksi virus corona secara umum, seperti SARS dan MERS. Jadi jika memang ada virus corona dalam sampel pasien, pasti terdeteksi,” lanjut Amin.

Berita terkait

Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

3 hari lalu

Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

Dalam orasi ilmiah pengukuhan profesor riset dirinya, Erma membahas ihwal cuaca ekstrem yang dipicu oleh kenaikan suhu global.

Baca Selengkapnya

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

6 hari lalu

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

Australia lewat pendanaan campuran mengucurkan investasi transisi net zero di Indonesia melalui program KINETIK

Baca Selengkapnya

Israel Mundur dari RS Al Shifa Setelah Dua Pekan, Tinggalkan Puluhan Jasad dan Kehancuran Gedung

27 hari lalu

Israel Mundur dari RS Al Shifa Setelah Dua Pekan, Tinggalkan Puluhan Jasad dan Kehancuran Gedung

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan militer Israel telah menarik tank dan kendaraan dari kompleks rumah sakit Al Shifa setelah dua pekan

Baca Selengkapnya

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

31 hari lalu

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

Seorang dokter Prancis "mengikat buku itu dengan kulit manusia yang diambil tanpa persetujuan dari jasad pasien wanita," menurut Perpustakan Harvard

Baca Selengkapnya

Rp 19.842 triliun Kredit Global ke Grup Perusahaan Berisiko Iklim, Ada RGE dan Sinarmas

33 hari lalu

Rp 19.842 triliun Kredit Global ke Grup Perusahaan Berisiko Iklim, Ada RGE dan Sinarmas

Walhi dan Greenpeace Indonesia mengimbau lembaga keuangan tidak lagi mendanai peruhasaan yang terlibat perusakan lingkungan dan iklim.

Baca Selengkapnya

Dokter Jelaskan Fase Kritis Demam Berdarah yang Bisa Mematikan

34 hari lalu

Dokter Jelaskan Fase Kritis Demam Berdarah yang Bisa Mematikan

Penyakit demam berdarah dengue yang ditularkan nyamuk Aedes Aegypti mempunyai tiga fase pada pasien.

Baca Selengkapnya

Dalam Tiga Bulan, 5 Persen Pasien Demam Berdarah di RS Hasan Sadikin Bandung Meninggal

34 hari lalu

Dalam Tiga Bulan, 5 Persen Pasien Demam Berdarah di RS Hasan Sadikin Bandung Meninggal

Kondisi pasien demam berdarah dengue yang dirawat di RS Hasan Sadikin Bandung tergolong berat.

Baca Selengkapnya

Lagi, Israel Mengepung Rumah Sakit di Gaza

34 hari lalu

Lagi, Israel Mengepung Rumah Sakit di Gaza

Dokter dan pasien menjadi korban tewas dalam upaya pengepungan sejumlah rumah sakit yang dilakukan tentara Israel.

Baca Selengkapnya

Gempa Tuban, RS Unair Evakuasi 160 Pasien

37 hari lalu

Gempa Tuban, RS Unair Evakuasi 160 Pasien

Rumah Sakit Universitas Airlangga (RS Unair) terkena dampak gempa magnitudo 6,5 yang melada pesisir utara Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Empat Kebijakan Badan Meteorologi Dunia Diadopsi 94 Negara, Apa Saja?

40 hari lalu

Empat Kebijakan Badan Meteorologi Dunia Diadopsi 94 Negara, Apa Saja?

Sebanyak 94 negara peserta salah satu forum meteorologi dunia, SERCOM Ke-3, mengadopsi empat kebijakan terkait layanan cuaca dan iklim.

Baca Selengkapnya