Cemas Virus Corona di Natuna: Ini 14 Hari yang Menentukan
Reporter
Antara
Editor
Zacharias Wuragil
Selasa, 4 Februari 2020 07:38 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Setelah 14 hari tanpa gejala terinfeksi virus corona, seluruh 238 warga negara Indonesia (WNI) dipulangkan dari Cina bisa kembali ke daerah asal masing-masing. Mereka dipastikan aman dari virus itu terlebih dulu sebelum bisa berbaur kembali dengan masyarakat umum.
"Kalau sesudah 14 hari tidak timbul gejala apapun maka mereka harus diperlakukan seperti orang biasa. Jadi tidak perlu ada kekhawatiran untuk menerima mereka," kata Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Subandriyo, kepada ANTARA, Senin Februari 2020.
Amin mengatakan masa inkubasi merupakan masa dari masuknya virus sampai timbul gejala terinfeksi. Jika lewat masa inkubasi untuk virus corona dan tidak ada gejala terinfeksi, maka dapat dipastikan orang itu aman dari infeksi virus corona.
Meskipun, 238 WNI yang dipulangkan dari Cina itu telah lolos pemeriksaan screening, tapi proses karantina ini tetap dilakukan untuk memastikan dengan menyeluruh bahwa tidak ada virus corona di dalam tubuh mereka. "Jika ditemukan adanya gejala terinfeksi virus corona itu maka mereka harus diisolasi untuk diperiksa lebih lanjut setiap hari."
Menurut Amin, kekhawatiran di tengah masyarakat muncul karena mungkin warga tidak terinformasi dengan baik atau mengkonsumsi informasi yang salah. Untuk itu, warga perlu diedukasi agar tidak salah dalam memahami virus corona dan proses karantina yang sedang dilakukan terhadap WNI yang dipulangkan dari Cina itu.
Penjelasan itu bersamaan dengan eksodus yang dilakukan ratusan warga Natuna meninggalkan pulau itu sementara waktu karena takut tertular virus yang mematikan itu. Mereka pergi sehari setelah kedatangan 238 WNI dari Cina dan para penjemputnya di pangkanaln TNI AU di daerah tersebut.
Berdasarkan data PT Pelni wilayah kerja Ranai, sedikitnya 675 penumpang bertolak menggunakan Kapal KM Bukit Raya pada Senin pukul 03.00 WIB, rute Ranai-Midai. Data itu belum termasuk kapal-kapal lainnya seperti pompong nelayan atau sejenisnya.
Rata-rata warga yang keluar dari Ranai adalah warga asli Kalimantan, Pulau Midai, Pulau Serasan, dan Pulau Subi. "Termasuk istri dan anak saya, mereka minta pulang ke Pulau Serasan, sebab takut dengan isu virus corona," kata Herman, warga setempat.