Arsitek Asal Jember Desain RS Darurat Wabah Virus Corona di Cina

Reporter

Antara

Jumat, 7 Februari 2020 06:00 WIB

Suasana proyek pembangunan Rumah Sakit Huoshenshan di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, 37 Januari 2020. Sebelumnya, Cina juga pernah membangun rumah sakit dalam waktu singkat saat virus SARS menyerang negara tersebut pada 2003. Saat itu rumah sakit Xiaotangshan dibangun di Beijing hanya dalam waktu seminggu. China Daily via REUTERS

TEMPO.CO, Jember - Arsitek Rumah Sakit Huoshenshan di Wuhan, Cina, adalah alumnus Chung Hua School yang pernah berdiri di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Huang Xiqiu, nama si arsitek, sempat mengenyam pendidikan SD hingga SMP di kota itu sebelum pindah ke Surabaya lalu kini diketahui berada di Cina dan berperan mengarsiteki rumah sakit darurat berkapasitas 1000 ranjang pasien wabah virus corona.

"Memang benar Huang Xiqiu pernah sekolah Chung Hua School atau disebut Chung Hua Xie Xiao sebelum saya menjadi guru di sana," kata salah satu guru Chung Hua School, Iwan Natawidjaja, saat ditemui di Kabupaten Jember, Kamis 6 Februari 2020.

Iwan menerangkan kalau dirinya mengajar di Chung Hua School Jember sejak 1958. Saat itu Huang Xiqiu, kini berusia 79 tahun, disebutnya sudah melanjutkan studi ke SMA di Surabaya karena belum ada SMA di Jember kala itu.

Iwan mengatakan sempat menjadi guru untuk kedua adik Huang Xiqiu, satu perempuan dan satu laki-laki. Ketiganya memiliki orang tua yang juga menjadi pengurus di sekolah etnis Cina tersebut.

"Adik-adiknya juga sangat pandai, dan mereka setelah lulus di Chung Hua School mengikuti jejak kakaknya sekolah di Tiongkok juga," kata Iwan sambil menerangkan, Chung Hua School merupakan sekolah etnis Cina yang terbesar yang didirikan di Jember dan berada di bawah naungan Tionghoa Hwee Koan.

Advertising
Advertising

Sekolah itu disebutnya menggunakan kurikulum tersendiri, mengacu ke Cina, yang berbeda dengan sekolah yang didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda. Chung Hua School menyediakan pendidikan mulai dari taman kanak-kanak (yu er yen), sekolah rendah (siao xie) hingga sekolah menengah pertama (chung xie).

"Sekolah tersebut ditutup pada 1966 akibat situasi politik Indonesia," katanya.

Sementara itu, pembangunan RS Houshenshan mulai beroperasi 3 Februari lalu, setelah sebelumnya dibangun hanya dalam sepuluh hari. Desain rumah sakit dua lantai seluas total 55 ribu meter persegi dikerjakan Wuhan CITIC Design Institute and Constructed yang merupakan bagian dari China Construction Third Engineeing Bureau Co.Ltd.

Mengutip dari laman ecns.cn, Huang bekerja untuk Wuhan CITIC mendesain RS Huoshenshan berdasarkan yang pernah dibuatnya untuk RS Xiaotangshan di Beijing saat MERS, juga virus corona, mewabah 2002-2003 lalu. Saat itu RS Xiaotangshan menangani sepertujuh jumlah pasien SARS tanpa ada satupun dari 1.383 petugas medisnya yang tertular.

Beda dengan yang dikerjakannya lebih dari 16 tahun lalu, Huang merekomendasikan jarak antar bangunan di Rumah Sakit Huoshenshan sejauh 18 meter atau lebih jauh enam meter saat di RS Xiaotangshan. Selain itu, dia juga menyarankan sistem pengolahan limbah rumah sakit yang jauh lebih baik saat ini.

Berita terkait

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

10 menit lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

3 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

19 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya