Perubahan Iklim Mengakibatkan Penguin Tali Dagu Turun Tajam

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Selasa, 11 Februari 2020 14:03 WIB

Penguin Tali Dagu. Kredit: Steve (Billy) Barton

TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah penguin tali dagu di Antartika Barat telah berkurang sebanyak 77 persen sejak disurvei pada 1970-an, kata ilmuwan yang mempelajari dampak perubahan iklim di wilayah terpencil.

Penguin tali dagu merupakan spesies penguin yang mendiami berbagai pulau dan pantai di Pasifik Selatan dan Samudera Antartika.

"Penurunan jumlah penguin yang memakan krill (sejenis udang) itu benar-benar dramatis," kata Steve Forrest, ahli biologi konservasi yang bergabung dengan tim ilmuwan dari dua universitas di AS, Stony Brook dan Northeastern dalam ekspedisi Antartika yang baru saja berakhir.

"Ada sesuatu yang terjadi pada bangunan dasar rantai makanan di sini. Kelimpahan makanan semakin sedikit yang mendorong populasi penguin tali dagu semakin rendah seiring waktu. Pertanyaannya adalah, apakah itu akan berlanjut?"

Para ilmuwan, bepergian dengan dua kapal Greenpeace, Esperanza dan Arktik Sunrise, melakukan ekspedisi mereka ke Antartika Barat dari 5 Januari hingga 8 Februari, dan menggunakan teknik survei manual dan pesawat nirawak (drone) untuk menilai skala kerusakan.

Advertising
Advertising

Jumlah penguin tali dagu (chinstrap) di satu habitat penting di Pulau Gajah telah anjlok sekitar 60 persen sejak survei terakhir pada tahun 1971, menjadi kurang dari 53 ribu pasangan hari ini, berdasarkan laporan ekspedisi.

"Sementara beberapa faktor mungkin berperan, semua bukti yang kami miliki menunjukkan bahwa perubahan iklim bertanggung jawab atas perubahan yang kami lihat," kata Heather Lynch, profesor ekologi dan evolusi di Universitas Stony Brook.

Organisasi Meteorologi Dunia mengatakan pekan lalu bahwa sebuah pangkalan penelitian di Antartika telah mencatat suhu terpanas di benua itu - 18,3 derajat Celsius (64,94 derajat Fahrenheit) - karena pemanasan global menyebabkan peningkatan mencairnya lapisan es di sekitar kutub selatan.

Sementara itu, Greenpeace menyerukan PBB untuk berkomitmen untuk melindungi 30 persen lautan dunia pada tahun 2030 sesuai dengan permintaan para ilmuwan.

Peran pemerintah diperlukan untuk menghentikan kerusakan akibat aktivitas manusia yang berbahaya.

Amerika Serikat akan bertemu mulai 23 Maret hingga 3 April untuk mencoba menyepakati perjanjian laut global, yang kemudian bisa memakan waktu bertahun-tahun untuk meratifikasinya.

"Saya pikir kita akan kehilangan sebagian besar dari apa yang kita cintai ... seperti penguin dari Pulau Gajah," ujar Frida Bengtsson, juru kampanye Greenpeace Oceans, kepada Reuters di Pulau Anvers. "Laut sangat penting untuk mengatur iklim global kita."

Usnia Granger yang berusia 36 tahun, seorang aktivis Greenpeace yang ikut serta dalam ekspedisi, mengatakan, mengunjungi Antartika adalah "mimpi yang menjadi kenyataan", meskipun ia harus bekerja keras untuk membersihkan sampah di Antartika.

"Saya pikir kekacauan iklim global mendatangkan malapetaka di mana-mana dan saya tidak membayangkan Antartika akan berbeda dari itu," katanya kepada Reuters.

ANTARA

Berita terkait

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

7 jam lalu

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

Program ini berupaya membangun 'Green Movement' dengan memperbanyak amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

3 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

5 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

6 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

7 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

7 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

14 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

18 hari lalu

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

18 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

18 hari lalu

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab

Baca Selengkapnya