Eijkman: Kami Mampu dan Pernah Deteksi Virus Corona

Kamis, 13 Februari 2020 06:18 WIB

Ilustrasi virus Corona. REUTERS/Dado Ruvic

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Frilasita Aisyah Yudhaputri menjawab pertanyaan yang banyak diajukan saat ini: mampukah Indonesia mendeteksi keberadaan virus corona baru nan mematikan, COVID-19? Menurutnya, melalui pendekatan biologi molekuler, Eijkman telah memiliki kapasitas dan kemampuan dalam mendeteksi secara sensitif dan spesifik keberadaan setiap virus tersebut dalam sampel teknis.

Dalam acara Seminar Awam bertajuk ‘Menyikapi Virus Corona 2019-nCoV: dari Lembaga Eijkmam untuk Indonesia’ di Auditorium Auditorium Sitoplasma, Lembaga Eijkman, Jakarta Pusat, wanita yang biasa disapa Sisi itu menjelaskan, metode yang digunakan adalah kombinasi Teknik PCR dan sequencing dengan menggunakan gen RNA-dependent RNA Polymerase (RdRP) virus sebagai penanda identifikasi.

“Dalam penanganan virus corona, Eijkman mempunyai fasilitas laboratorium tersertifikasi untuk menangani patogen risiko tinggi, laboratorium Biosafety Level (BSL) 2 dan 3,” katanya Rabu, 12 Februari 2020.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan nama virus corona misterius ini yaitu COVID-19. Hingga malam ini, Rabu, virus asal Wuhan, Provinsi Hubei, Cina itu telah menewaskan sebanyak 1.018 orang, termasuk dua orang dari Filipina dan HongKong. Dan terkonfirmasi telah menginfeksi 43.141 orang di 28 negara.

Sisi yang merupakan Koordinator Penelitian Emerging Virus Research Unit itu menerangkan, kemampuan tersebut juga didukung fasilitas alat Next-Generation Sequencing dan analisis bioinformatika yang diakui secara internasional. “Dengan demikian, Eijkman memiliki peran secara strategis sebagai laboratorium yang langsung memeriksa sampel klinis dari pasien terduga atau menjadi laboratorium pembanding dan konfirmasi,” kata dia.

Advertising
Advertising

Karena, Sisi melanjutkan, fasilitas, regensia dan pengalaman yang sama dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan vorus COVID-19 dalam sampel pasien terduga. “Saat ini semua fasilitas, regensia dan sistem telah dioptimasi untuk mendeteksi virus itu,” tambah Sisi.

Kemampuan tersebut juga didukung oleh pengalaman panjang yang dimiliki Eijkman dalam menangani penyakit infeksi yang baru timbul. Peneliti Senior Eijkman David H. Muljono menyebutkan beberapa pengalamannya yaitu, identifikasi, isolasi dan kajian molekuler flu burung (H5N1) pada 2005, serta identifikasi, isolasi dan karakterisasi virus West-Nile pertama dan satu-satunya di Indonesia pada tahun 2012.

Selain itu, kata David, juga identifikasi, isolasi dan kajian molekuler virus zika satu-satunya di Indonesia pada 2015; bantuan penanganan kasus kejadian luar biasa (KLB) tifoid dan leptospirosis di Jeneponto 2019.

“Kami juga pernah identifikasi mikroba pada populasi pemburu, pedagang, dan konsumen satwa liar di Tomohon, Sulawesi Utara, yang berhasil mendeteksi keberadaan virus corona di manusia,” kata Deputi Kepala Bidang Penelitian Translasional di Eijkman itu.

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

8 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

9 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

13 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

16 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya