Langkah Lembaga Eijkman Hadapi Virus Corona

Kamis, 13 Februari 2020 11:13 WIB

Sebuah tanda isolasi virus terlihat di pintu laboratorium saat teknisi laboratorium mempersiapkan media tumbuh virus di Eijkman Institute, Jakarta, 31 Agustus 2016. Laboratorium ini mampu mendiagnosis virus Zika. REUTERS/Darren Whiteside

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Senior Lembaga Biologi Molekuler Eijkman David H. Muljono menjelaskan bahwa lembaganya akan melakukan beberapa langkah untuk menghadapi virus corona baru, yang oleh Organisasi Kesehatan Dunia diberi nama COVID-19.

Menurut David, dalam acara Seminar Awam bertajuk ‘Menyikapi Virus Corona 2019-nCoV: dari Lembaga Eijkmam untuk Indonesia’ di Auditorium Sitoplasma, Lembaga Eijkman, Jakarta Pusat, Eijkman telah melakukan pembahasan awal dengan PT Biofarma untuk mengembangkan vaksin untuk melawan COVID-19.

“Kami juga bisa uji coba di rumah sakit-rumah sakit pendidikan dan penelitian seperti UNAIR yang memiliki Biosafety Level 3 Laboratory (BSL3) dan rumah sakit pendidikan lain,” ujar dia Rabu, 12 Fenruari 2020.

Hingga Rabu malam, belum ada warga Indonesia terkonfirmasi telah terinfeksi virus yang berasal dari Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, itu. Menurut data, virus COVID-19 telah menewaskan sebanyak 1.018 orang, termasuk dua orang dari Filipina dan HongKong, dan telah menginfeksi 43.141 orang di 28 negara.

David menambahkan, jika belum tersedia isolat virus corona terbaru, melalui kemampuan Bioinformatika yang telah dikuasai akan dilakukan kajian in-silico menggunakan komputer untuk mengidentifikasi bagian-bagian antigenik dari virus COVID-19, berdasarkan informasi genetik virus COVID-19 yang sudah tersedia di Gene-Bank.

Advertising
Advertising

“Jika sudah diperoleh isolat virus COVID-19, kajian antigenitas data akan dilakukan secara langsung dari partikel virus,” tutur Deputi Kepala Bidang Penelitian Translasional itu.

Langkah lain yang bisa dilakukan adalah uji coba pengembangan obat herbal asli Indonesia terkait dengan peningkatan imunitas tubuh seperti curcumin dan lain-lain yang bisa mencegah virus termasuk virus corona.

“Sumber daya manusia peneliti kesehatan juga tersebar di Lembaga Pemerintah non Kementerian, serta rumah sakit pendidikan dan penelitian,” katanya mempertegas bahwa Eijkman siap menghadapi virus COVID-19.

Selain itu, Eijkman juga akan melakukan pendekatan one-health dengan berbagai disiplin ilmu, terutama penanganan penyakit baru dan lama yang muncul kembali (emerging-reemerging diseases).

David menyimpulkan bahwa melalui pendekatan Biomolekuler, Eijkman telah memiliki kepastian dan kemampuan dalam mendeteksi secara sensitif dan spesifik keberadaan virus COVID-19 dalam sampel klinik.

“Untuk itu, kami mengusulkan beberapa WNI yang diisolasi di Natuna hasil evakuasi dari Wuhan bisa diambil spesimennya untuk skrining dan diagnosis, serta tindak lanjut berikutnya,” tutur David yang mendapat anugerah guru besar luar biasa dari Universitas Hasanuddin itu.

Dia juga merekomendasikan bahwa hasil positif atau negatif virus COVID-19 perlu dikonfirmasi silang antara dua laboratorium yang berbeda. Eijkman memiliki peran strategis sebagai laboratorium yang langsung memeriksa sampel klinik dari pasien terduga termasuk WNI yang dievakuasi atau yang diduga pasien, serta sebagai laboratorium pembanding dan konfirmasi.

“Pengembangan vaksin dapat diinisiasi sekalipun belum terdapat isolat virus COVID-19 melalui pendekatan in-silico apalagi jika sudah ada isolat virus,” tambah David yang memiliki gelar kehormatan Honorary Professor dari University of Sydney, Australia.

Sementara Peneliti Lembaga Eijkman Frilasita Aisyah Yudhaputri menerangkan, melalui pendekatan biologi molekuler, Eijkman memiliki kapasitas dan kemampuan dalam mendeteksi secara sensitif dan spesifik keberadaan virus tersebut dalam sampel teknis.

Menurut wanita yang biasa disapa Sisi itu, metode yang digunakan adalah kombinasi Teknik PCR dan sequencing dengan menggunakan gen RNA-dependent RNA Polymerase (RdRP) virus sebagai penanda identifikasi. Dalam penanganan virus corona, Eijkman mempunyai fasilitas laboratorium tersertifikasi untuk menangani patogen risiko tinggi, laboratorium Biosafety Level (BSL) 2 dan 3,” katanya.

Sisi yang merupakan Koordinator Penelitian Emerging Virus Research Unit itu menerangkan, kemampuan tersebut juga didukung fasilitas alat Next-Generation Sequencing dan analisis bioinformatika yang diakui secara internasional. “Dengan demikian, Eijkman memiliki peran secara strategis sebagai laboratorium yang langsung memeriksa sampel klinis dari pasien terduga atau menjadi laboratorium pembanding dan konfirmasi,” tutur dia.

Berita terkait

Istri Bintang Emon Disebut Positif Narkoba Setelah Konsumsi Obat Flu, Kok Bisa?

2 hari lalu

Istri Bintang Emon Disebut Positif Narkoba Setelah Konsumsi Obat Flu, Kok Bisa?

Bagaimana mungkin konsumsi obat flu bisa berdampak pada positif narkoba seperti yang dialami istri komika Bintang Emon?

Baca Selengkapnya

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

19 hari lalu

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada

Baca Selengkapnya

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

20 hari lalu

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

21 hari lalu

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

24 hari lalu

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.

Baca Selengkapnya

Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

26 hari lalu

Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.

Baca Selengkapnya

Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

27 hari lalu

Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

28 hari lalu

Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

28 hari lalu

Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.

Baca Selengkapnya

Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

31 hari lalu

Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

Seorang individu tidak hanya berisiko terkena demam berdarah dengue (DBD), tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue apabila telah terinfeksi.

Baca Selengkapnya