IDI Minta Masyarakat Tak Panik dan Cemas dengan Virus Corona

Kamis, 13 Februari 2020 15:18 WIB

Daeng M. Faqih, Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) saat menjelaskan inisatif proaktif dalam antisipasi COVID-19 di Bunga Rampai, Jakarta Pusat, Kamis, 13 Februari 2020. TEMPO/Khory

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M. Faqih, meminta kepada masyarakat agar tidak panik dan cemas dalam menghadapi wabah virus corona yang dinamai COVID-19. Virus yang muncul di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina itu per siang ini Kamis, 13 Februari 2020, sudah menewaskan 1.369, temasuk seorang dari Filipina dan seorang dari Hongkong.

Menurut Daeng, IDI sudah tiga kali melakukan konferensi pers terkait dengan kesiapsiagaan menghadapi COVID-19 ini.

“Hal yang tidak enak dari munculnya COVID-19 ini adalah kecepatan menyebarnya yang tinggi dibandingkan virus terdahulunya. Tapi, kita tidak boleh panik, tidak boleh cemas, ini mohon disampaikan. Karena keganasannya rendah dan kematiannya bukan murni dari virus,” ujarnya di Bunga Rampai, Jakarta Pusat, Kamis, 13 Februari 2020.

Daeng yang merupakan dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang, menerangkan bahwa virus yang sudah menginfeksi 60.329 itu memiliki angka kematian yang masih cukup rendah, yaitu 2,5 persen, berbeda dengan virus SARS pada 2003 yang mencapai 40 persen, dan flu burung sampai 18 persen. “Ini kabar gembiranya,” kata Daeng.

Kabar baik lainnya adalah kematian yang terjadi tidak murni karena infeksi virus, tapi mayoritas yang meninggal itu karena ada penyakit penyerta. “Jadi kebanyakan yang meninggal sudah punya penyakit penyerta, atau penyakit lain yang sudah diderita korban,” tutur pria Pamekasan, Madura, 50 tahun lalu itu.

Advertising
Advertising

Selain itu, pria yang dilantik menjadi Ketua PB IDI pada 8 Desember 2018 lalu itu mengatakan bahwa khawatir adalah manusiawi. “Tapi panik dan cemas jangan, khawatir itu tidak hanya khawatir saja, tapi harus ada langkah untuk pencegahannya. Oleh karena itu IDI sudah memberikan beberapa langkah tersebut,” lanjut dia.

Head of Medical Management Good Doctor Technology Indonesia Adhiatma Gunawan, memberikan ilustrasi bahwa COVID-19 memang mirip dengan virus yang sudah ada sebelumnya, yaitu SARS dan MERS yang juga keluarga dari virus corona. “Dampak dari COVID-19 tidak lebih berat dari keluarganya, tapi penelitian masih berlanjut sampai sekarang,” tutur dia.

Menurut Adhiatma, virus corona biasanya menyebar dari hewan ke manusia, tapi yang terbaru ini sudah dikonfirmasi bisa menular antar manusia. “Hal ini perlu membuat kita memiliki langkah antisipasi yang tidak membuat panik, tapi sebagai masyarakat yang bijaksana kita harus mengedukasi diri sendiri, salah satu yang mudah adalah perilaku hidup bersih sehat atau PHBS,” kata dokter lulusan Universitas Airlangga itu.

Berita terkait

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

21 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

24 hari lalu

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada

Baca Selengkapnya

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

25 hari lalu

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

25 hari lalu

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

29 hari lalu

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.

Baca Selengkapnya

Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

31 hari lalu

Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.

Baca Selengkapnya

Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

32 hari lalu

Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

33 hari lalu

Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

33 hari lalu

Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.

Baca Selengkapnya

Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

36 hari lalu

Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

Seorang individu tidak hanya berisiko terkena demam berdarah dengue (DBD), tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue apabila telah terinfeksi.

Baca Selengkapnya