Cari Obat Virus Corona COVID-19, Cina Lakukan 80 Lebih Uji Klinis

Senin, 17 Februari 2020 09:20 WIB

Seorang pekerja medis dalam pakaian pelindung bersiap untuk melakukan tes RNA di rumah sakit Jinyintan di Wuhan, pusat wabah Virus Corona, di provinsi Hubei, Cina 13 Februari 2020. Di Cina sendiri, diketahui telah terdapat 250an orang yang meninggal akibat Virus Corona. China Daily via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Cina memiliki daftar lebih dari 80 uji klinis yang sedang berjalan dan menunggu pengobatan yang paling potensial untuk infeksi virus corona baru, COVID-19. Calon obat-obatan baru itu belum termasuk terapi tradisional berusia ribuan tahun, dan terus berkembang setiap hari.

Soumya Swaminathan, kepala ilmuwan di Badan Kesehatan PBB (WHO), menerangkan, timnya telah memeriksa banyak uji di Cina, serta menyusun rencana untuk protokol uji klinis yang secara bersamaan dapat dijalankan oleh dokter di seluruh dunia. Dia juga memperingatkan bahwa hanya uji yang dilakukan secara hati-hati yang akan menentukan tindakan mana yang berhasil.

“Jika uji tidak dirancang dengan standar ketat untuk parameter studi, seperti kelompok kontrol dan ukuran hasil klinis, upaya akan sia-sia,” ujarnya seperti dikutip Nature, baru-baru ini.

WHO bekerja sama dengan ilmuwan Cina menetapkan standar uji klinis sejak awal. Misalnya, tahapan pemulihan atau penurunan kondisi seseorang harus diukur dengan cara yang sama, terlepas dari perawatan yang sedang diuji. “Mudah-mudahan kita dapat membawa semacam struktur ke dalam semuanya,” kata Swaminathan.

Sampai dengan Minggu malam, 16 Februari 2020, virus yang pertama kali muncul di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina itu telah menewaskan 1.670 orang mayoritas dari Cina daratan. COVID-19 juga dikonfirmasi telah menginfeksi 69.267 orang di setidaknya 29 negara di seluruh dunia.

Protokol uji klinis WHO dirancang agar fleksibel dan memungkinkan para peneliti di seluruh dunia untuk mengumpulkan hasilnya dari waktu ke waktu. Ini akan membandingkan dua atau tiga terapi yang didukung oleh bukti ilmiah, termasuk kombinasi obat HIV (lopinavir dan ritonavir) dan antivirus eksperimental yang disebut remdesivir.

"Meluruskan uji klinis adalah prioritas, karena jika kita mendapatkan informasi tentang apa yang berfungsi dan tidak berfungsi, kita dapat memberi manfaat bagi pasien sekarang," kata Swaminathan.

Salah satu uji klinis di Cina adalah dengan obat HIV yang dalam penelitian pada hewan, mereka telah mengurangi kadar virus corona jenis SARS dan MERS. Kemudian, Remdesivir, analog nukleotida yang dibuat perusahaan bioteknologi Gilead di Foster City, California, juga memiliki beberapa keberhasilan uji terhadap virus corona pada hewan. Pada Januari, para peneliti melaporkan bahwa satu orang di Amerika Serikat selamat dari infeksi COVID-19 setelah dirawat dengan remdesivir.

Selama minggu pertama Februari, Cina melakukan dua uji terkontrol plasebo dengan remdesivir untuk 760 orang yang terinfeksi COVID-19. Penelitian harus diselesaikan pada akhir April, dan remdesivir dapat disetujui oleh otoritas Cina pada awal Mei. "Tapi epidemi mungkin sudah hilang saat itu," kata kata Shibo Jiang, ahli virus di Universitas Fudan, Shanghai.

Cina juga telah meluncurkan beberapa uji coba klorokuin, obat malaria yang membunuh virus corona baru (baru-baru ini bernama SARS-CoV-2) dalam kultur sel. Dan para peneliti sedang mempelajari apakah steroid mengurangi peradangan pada orang dengan COVID-19 yang parah, atau menyebabkan kerusakan.

“Ini akan menarik untuk melihat hasilnya," kata Yazdan Yazdanpanah, ahli epidemiologi dari badan kesehatan nasional Prancis, INSERM, di Paris. “Dokter penelitian di seluruh dunia akan membutuhkan informasi ini jika wabah terus menyebar.”

NATURE | GISANDDATA


Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

8 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

14 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

14 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

20 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

23 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya