Virus Corona Belum Selesai, Virus Misterius Baru Muncul di Brasil

Senin, 17 Februari 2020 15:23 WIB

Virus Yaravirus virion. Kredit: Boratto et al., 2020, bioRxiv

TEMPO.CO, Jakarta - Masalah virus corona COVID-19 yang berawal di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina belum selesai dengan korban yang terus bertambah setiap harinya, namun ilmuwan telah mengidentifikasi virus misterius yang genomnya tampak seluruhnya baru bagi sains.

Virus dihuni oleh gen asing yang belum pernah didokumentasikan sebelumnya dalam penelitian yang sudah dilakukan. Virus tersebut dijuluki Yaravirus, Yara atau Iara, artinya ratu air dalam mitologi Brasil, yang ditemukan dari Danau Pampulha, sebuah danau buatan di kota Brasil, Belo Horizonte.

Yaravirus ditemukan oleh dua anggota senior tim ahli virologi Bernard La Scola dari Universitas Aix-Marseille di Prancis, dan Jonatas S. Abrahao dari Universitas Federal Brasil Minas Gerais. Dua tahun lalu, pasangan itu membantu menemukan kebaruan dari virus lain yang hidup di air: Tupanvirus, virus raksasa yang ditemukan di habitat perairan yang ekstrem.

Meskipun Yaravirus (Yaravirus brasiliensis) mungkin bukan supernatural, virus ini terbukti sama misteriusnya dengan legenda nimfa air, jenis makhluk legendaris yang berwujud wanita dalam mitologi Yunani.

“Karena virus itu adalah garis keturunan baru dari virus amuba dengan asal dan filogeni yang membingungkan," tim peneliti menjelaskan dalam makalah yang diterbitkan Biorxiv, baru-baru ini.

Advertising
Advertising

Yaravirus tampaknya bukan virus raksasa seperti Tupanvirus, tapi terdiri atas partikel kecil berukuran 80 nm dengan genomnya yang tampak unik. "Sebagian besar virus amuba yang diketahui telah terlihat berbagi banyak fitur yang akhirnya mendorong penulis untuk mengklasifikasikannya ke dalam kelompok evolusi umum," tulis para penulis.

Bertentangan dengan apa yang diamati pada virus amuba yang terisolasi lainnya, Yaravirus tidak diwakili oleh partikel besar/raksasa dan genom kompleks, tapi pada saat yang sama membawa sejumlah penting gen yang sebelumnya tidak ditentukan, demikian dikutip laman Science Alert.

Dalam penyelidikan mereka, para peneliti menemukan lebih dari 90 persen gen Yaravirus belum pernah dideskripsikan sebelumnya, membentuk apa yang dikenal sebagai gen yatim alias ORFans.

Hanya enam gen yang ditemukan memiliki kemiripan yang jauh dengan gen virus yang diketahui didokumentasikan dalam database ilmiah publik. Dan pencarian melalui lebih dari 8.500 metagenom yang tersedia untuk umum tidak memberikan petunjuk tentang apa yang mungkin terkait dengan Yaravirus.

"Dengan menggunakan protokol standar, analisis genetik pertama kami tidak dapat menemukan urutan kapsid atau gen virus klasik lain yang dapat dikenali dalam Yaravirus," para peneliti menjelaskan. "Mengikuti protokol metagenomik saat ini untuk deteksi virus, Yaravirus bahkan tidak akan dikenali sebagai agen virus."

Soal apa sebenarnya Yaravirus itu, para ilmuwan hanya bisa berspekulasi untuk saat ini. Namun, itu bisa menjadi kasus terisolasi pertama dari kelompok virus amuba yang tidak diketahui, atau berpotensi jenis virus raksasa yang jauh dan entah bagaimana mungkin telah berevolusi.

Apa pun itu, jelas para peneliti masih memiliki banyak hal yang harus dipelajari. “Jumlah protein yang tidak diketahui yang menyusun partikel Yaravirus mencerminkan variabilitas yang ada di dunia virus dan berapa banyak potensi genom virus baru yang masih harus ditemukan,” para penulis menyimpulkan.

BIORXIV | SCIENCE ALERT

Berita terkait

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

3 hari lalu

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

Hari Kekayaan Intelektual Sedunia diperingati setiap 26 April. Begini latar belakang penetapannya.

Baca Selengkapnya

Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

6 hari lalu

Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

Saat ini suplemen zinc yang tersedia di pasaran masih perlu pengembangan lanjutan.

Baca Selengkapnya

BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

7 hari lalu

BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

Implimentasi model agrosilvofishery pada ekosistem gambut perlu dilakukan secara selektif.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

11 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya

Siklon Tropis Olga dan Paul Meluruh, Dua Gangguan Cuaca Menghadang Pemudik Saat Arus Balik

15 hari lalu

Siklon Tropis Olga dan Paul Meluruh, Dua Gangguan Cuaca Menghadang Pemudik Saat Arus Balik

Cuaca di Indonesia selama periode arus balik mudik hingga sepekan mendatang masih dipengaruhi oleh dua gangguan cuaca skala sinoptik.

Baca Selengkapnya

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

20 hari lalu

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada

Baca Selengkapnya

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

21 hari lalu

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

21 hari lalu

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Amerika Latin Mengutuk Serangan Ekuador terhadap Kedutaan Meksiko

22 hari lalu

Amerika Latin Mengutuk Serangan Ekuador terhadap Kedutaan Meksiko

Nikaragua bergabung dengan Meksiko memutuskan hubungan dengan Ekuador setelah pasukan menyerbu kedutaan Meksiko di Quito.

Baca Selengkapnya