Hambat Virus Corona, Bank-bank Cina 'Karantina' Uang Kertas

Reporter

Terjemahan

Selasa, 18 Februari 2020 17:12 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Bank-bank di Cina diinstruksikan untuk menyucikan setiap pecahan uang kertasnya sebelum mengedarkannya ke tengah masyarakat. Cara ini ditempuh untuk membantu menghambat penyebaran wabah virus corona baru yang telah membunuh lebih dari 1.700 orang di negeri itu.

Pemerintah Cina dalam pengumumkan yang dikeluarkan Sabtu, 15 Februari 2020, mengatakan kalau bank-bank hanya akan diizinkan melepas uang kertas baru yang telah disterilisasi. Sedang uang kertas lainnya diminta ditarik dari peredaran karena berpotensi menjadi media penularan virus. Uang-uang kertas itu diinstruksikan disucikan menggunakan panas maupun sinar ultraviolet.

Setiap pecahan uang kertas yang sudah didekontaminasi lalu diperintahkan disimpan selama tujuh sampai 14 hari sebelum kembali diedarkan ke tengah masyarakat. Khusus untuk uang kertas dari lokasi transaksi seperti rumah sakit dan pasar, yang dianggap berisiko tinggi, akan dikemas rapat dan 'ditahan' Bank Rakyat Cina, tidak akan dikembalikan ke tengah masyarakat.

Distribusi uang antar provinsi juga diperintahkan dibekukan. Dewan Negara mengklaim telah meminimalkan pergerakan personel dan menekan risiko penyebaran virus corona yang mungkin terjadi saat personel itu transit.

Dalam keterangan terpisah, Deputi gubernur Bank Rayat Cina, Fan Yifei, mengumumkan kalau bank sentral itu sedang mengupayakan menerbitkan uang kertas baru yang bebas dari kontaminasi virus corona. Dia menyebut rencana alokasi uang kertas baru hampir senilai 600 miliar Yuan atau US$ 86 miliar.

Advertising
Advertising

“Setelah wabah muncul, kami memberikan perhatian sangat besar terhadap keselamatan dan kesehatan dari penggunaan uang oleh publik," katanya. Mereka sudah melakukannya senilai 4 miliar Yuan khusus di Wuhan, kota yang menjadi episentrum epidemi virus corona pada akhir Januari lalu.

Fan menambahkan, pemerintah Cina juga akan mendorong pembayaran lewat sistem elektronik yang memungkinkan transaksi dilakukan tanpa harus bersentuhan. "Orang-orang membayar pesanannya lewat ponsel, dan mereka bisa membeli daging, telur, sayur, dan buah segar tanpa harus ke luar rumah yang bisa menyelesaikan problem besar dalam hidup manusia sepanjang wabah terjadi," katanya.

Muhammad Munir, virolog di Lancaster University, Inggris, pesimistis Cina bisa banyak menghambat penularan virus dengan cara menyucikan uang kertas. Menurutnya, kebiasaan cuci tangan secara higienis tetap cara terbaik untuk mengurangi risiko penularan virus corona.

"Lagian kita tidak tahu berapa lama COVID-19 bisa bertahan hidup di atas uang kertas," katanya. Selain keluarga virus corona juga telah diketahui bisa menular lewat perantara sejumlah benda lain seperti pegangan pintu, sandaran tangan kursi, dan permukaan benda lain yang kontak dengan pasien.

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

8 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

11 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

12 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

21 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

22 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya