Orang Afrika Kebal Virus Corona Dibantah, Ini Penjelasannya

Rabu, 19 Februari 2020 11:04 WIB

Pasien terinfeksi virus corona berbaring saat dirawat di Wuhan Parlor Convention Center di Wuhan, provinsi Hubei, Cina, 15 Febrauri 2020. China Daily via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Wabah infeksi virus corona baru yang belum juga mereda, terutama di Cina, tidak hanya memicu kekhawatiran akan adanya pandemi. Namun juga kekhawatiran akan badai disinformasi alias hoax.

Satu di antara disinformasi itu adalah tentang seorang mahasiswa di Cina asal Kamerun. Dia yang sembuh kembali dari infeksi virus pemilik nama COVID-19 itu disebut-sebut kebal karena komposisi genetik orang Afrika.

Kabar tersebut beredar melalui situs web Cityscrollz.com pada Senin, 17 Februari 2020, yang menyebut mengutip keterangan seorang dokter di Cina. Diklaim bahwa orang-orang dari latar belakang Afrika lebih tahan terhadap virus corona dibandingkan yang lain.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat membantahnya. Menurut CDC, siapa pun yang berhubungan dekat dengan seorang yang terinfeksi virus corona maka dia berisiko tertular.

Kem Senou Pavel Daryl, pemuda berusia 21 tahun asal Kamerun, memang benar jatuh sakit karena tertular virus corona. Dia terdaftar di antara puluhan ribu pasien dengan infeksi yang sama di rumah sakit di Cina.

Dia lalu sudah sembuh kembali bersama belasan ribu lainnya. Tapi pemulihannya bukanlah hasil dari sistem kekebalan superior yang dimiliki oleh orang yang berasal dari Afrika, melainkan putaran antibiotik dan obat-obatan lainnya. Kem Senou mendapat asupan beberapa antibiotik yang biasa diberikan kepada pasien HIV.

Seperti yang dilaporkan BBC News, Senou pulih setelah ditempatkan di ruang isolasi selama 13 hari. Hasil computerized tomography (CT) setelahnya menunjukkan tidak ada lagi jejak penyakit itu lagi padanya. Ia menjadi orang Afrika pertama yang diketahui terinfeksi virus corona yang mematikan dan yang pertama sembuh.

Dalam pernyataannya kemudian, Kem Senou menyatakan tak berniat meninggalkan Cina sebelum studinya rampung. Lagian, dia menambahkan, tidak akan membawa penyakit ke Afrika. “Ketika saya dibawa ke rumah sakit, saya sudah memikirkan kematian dan bagaimana itu akan terjadi," katanya.

Sampai dengan Rabu pagi, 19 Februari 2020, virus corona COVID-19 telah menyebabkan 1.875 orang meninggal, yang hampir seluruhnya di Cina daratan. Sedang kasus infeksi dialami 73.451 orang di setidaknya 29 negara di seluruh dunia.

SNOPES | BBC | CITYSCROLLZ


Advertising
Advertising

Berita terkait

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

4 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

15 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

20 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

21 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya