Temuan Radioaktif di Perumahan Batan, Menteri Ristek: Tidak Lazim

Reporter

Tempo.co

Rabu, 19 Februari 2020 13:30 WIB

Perumahan Batan Indah lokasi temuan paparan radioaktif di atas normal, Sabtu 15 Februari 2020. Tempo/Wuragil

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro menegaskan kontaminasi logam radioaktif Cesium 137 di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan, bukan dari kebocoran fasilitas reaktor nuklir. Namun itu tak akan menghentikan rencana investigasi terhadap asal muasal keberadaan zat radioaktif di tengah permukiman penduduk tersebut.

"Memang tidak lazim ditemukan bahan radioaktif di wilayah yang relatif jauh dari tempat reaktor nuklir, juga bukan tempat resmi untuk limbah nuklir, karena tempat semestinya ada di dalam kompleks reaktor nuklir yang ada di Puspiptek Serpong," ujar Bambang, dalam konferensi pers bersama Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) dan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), Selasa 18 Februari 2020.

Menurut Bambang, Bapeten telah bekerja sama dengan kepolisian untuk melakukan investigasi atau penyelidikan guna mencari tahu pemilik bahan radioaktif tersebut. Keterangan ini senada dengan yang pernah disampaikan Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Komunikasi Publik Bapeten, Indra Gunawan. "Akan dibentuk tim gabungan Bareskrim, Polres Tangerang dan Polda," katanya.

Ahli nuklir dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Zaki Su’ud, curiga ada orang tidak bertanggung jawab membuang limbah nuklir di lokasi temuan paparan radiasi itu. Untuk melacaknya, menurut dia, seharusnya bisa dilakukan dengan mudah karena Bapeten punya data lengkap produsen, pemakai, hingga pengolahan limbahnya.

Perumahan Batan Indah lokasi temuan paparan radioaktif di atas normal, Sabtu 15 Februari 2020. Tempo/Wuragil

Advertising
Advertising

Dimulai dari uji forensik, Zaki menerangkan, peneliti bisa mengetahui umur inti induk dan inti anak bahan radioaktif. Inti induk merupakan kondisi Cesium 137 sebelum meluruh, adapun inti anak adalah hasil luruhannya yang ditemukan di Perumahan Batan Indah. “Misal umurnya 16 tahun maka bisa dicari siapa yang beli 16 tahun lalu,” katanya.

Kepala Kelompok Staf Medis Kedokteran Nuklir di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung-Universitas Padjadjaran, Achmad Hussein Sundawa Kartamihardja, menjelaskan masa pakai atau waktu meluruhnya Cesium 137 bervariasi. Untuk kedokteran nuklir biasanya paling lama hanya berumur delapan hari. Untuk kepentingan diagnostik bisa lebih singkat lagi antara 2-6 jam.

“Setelah dipakai lalu jadi limbah dan meluruh hingga paparan radiasinya sama seperti di alam jadi dianggap normal,” kata Achmad.

Pengukuran umur itu menurutnya akan mengerucut di data pengguna Cesium 137. Petugas selanjutnya bisa melakukan uji petik untuk memeriksa bahannya ada di mana. “Ada aturan kepala Bapeten untuk penggunaan, di rumah sakit juga tiap tahun ada inspeksi bahan radioaktif,” kata Achmad.

Berita terkait

Atasi Pencemaran Radioaktif Sesium-137, BRIN Kembangkan Metode Fitoremediasi

37 hari lalu

Atasi Pencemaran Radioaktif Sesium-137, BRIN Kembangkan Metode Fitoremediasi

BRIN sedang mengupayakan bagaimana cara mengatasi kontaminasi Cs-137 di lingkungan.

Baca Selengkapnya

Profesor ITS Kembangkan Cat Pengecoh Radar dari Pasir Erupsi Gunung Semeru

42 hari lalu

Profesor ITS Kembangkan Cat Pengecoh Radar dari Pasir Erupsi Gunung Semeru

Guru besar dari ITS membuat bahan pelapis antiradar untuk alat pertahanan. Terinspirasi dari armada asing yang mampir ke Indonesia tanpa terdeteksi.

Baca Selengkapnya

Kolaborasi Brimob dan UGM Ciptakan Alat Proteksi Radioaktif dan Nuklir, Disebut Pertama di Dunia

9 Maret 2024

Kolaborasi Brimob dan UGM Ciptakan Alat Proteksi Radioaktif dan Nuklir, Disebut Pertama di Dunia

Inovasi ini dilatarbelakangi adanya ancaman berintensitas tinggi radioaktif nuklir berbahaya di wilayah Tangerang, Banten, tahun 2020.

Baca Selengkapnya

Pakar Jelaskan Kedokteran Nuklir dan Kelebihannya

12 Februari 2024

Pakar Jelaskan Kedokteran Nuklir dan Kelebihannya

Nuklir yang digunakan dalam kedokteran nuklir berskala medis sehingga sangat aman, bahkan menguntungkan untuk diagnostik dan terapi.

Baca Selengkapnya

Energi Nuklir Mulai Diminati, Harga Uranium Tembus Tertinggi dalam 15 Tahun

1 November 2023

Energi Nuklir Mulai Diminati, Harga Uranium Tembus Tertinggi dalam 15 Tahun

Sejumlah analis mengkaitkan kenaikan tajam pada uranium ini dengan sejumlah faktor, di antaranya ketegangan geopolitik.

Baca Selengkapnya

Hati-hati dengan Sampah Berbahaya, Terdapat Pula dalam Sampah Rumah Tangga

7 Oktober 2023

Hati-hati dengan Sampah Berbahaya, Terdapat Pula dalam Sampah Rumah Tangga

Sampah berbahaya seringkali tak terlihat, padahal dalam limbah atau sampah rumah tangga pun sering ada. Apa karakteristik sampah berbahaya ini?

Baca Selengkapnya

Apa Bahaya Limbah Nuklir Fukushima yang Dibuang ke Laut bagi Indonesia?

29 Agustus 2023

Apa Bahaya Limbah Nuklir Fukushima yang Dibuang ke Laut bagi Indonesia?

Jepang mulai membuah limbah nuklir ke Samudra Pasifik. Lantas, apa dampaknya bagi Indonesia?

Baca Selengkapnya

Buang Air Radioaktif Fukushima, Warga Cina Teror Jepang Lewat Telepon

28 Agustus 2023

Buang Air Radioaktif Fukushima, Warga Cina Teror Jepang Lewat Telepon

Warga Cina meneror pemerintah Jepang setelah pembuangan air limbah radioaktif dari Fukushima.

Baca Selengkapnya

Air Radioaktif Dilepas, Pelanggan Restoran Jepang di Hong Kong Masih Antre Panjang

26 Agustus 2023

Air Radioaktif Dilepas, Pelanggan Restoran Jepang di Hong Kong Masih Antre Panjang

Hong Kong yang memiliki banyak restoran Jepang populer hanya melarang impor makanan laut dari 10 wilayah Jepang, menyusul pelepasan air radioaktif.

Baca Selengkapnya

Operator Fukushima: Sampel Air Laut Pasca-Pembuangan Limbah Nuklir Tunjukkan Hasil Aman

25 Agustus 2023

Operator Fukushima: Sampel Air Laut Pasca-Pembuangan Limbah Nuklir Tunjukkan Hasil Aman

Sampel air laut yang diambil setelah pembuangan air limbah dari reaktor nuklir Fukushima menunjukkan tingkat radioaktivitas dalam batas aman

Baca Selengkapnya