Pusat Teknologi Roket Lapan Cemaskan Perkembangan Perumahan

Selasa, 25 Februari 2020 20:36 WIB

Roket R-Han 122B yang sedang dikembangkan di Pusat Teknologi Roket, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) di Rumpin, Bogor, seperti terlihat pada Jumat 21 Februari 2020. Roket R-Han digunakan Marinir TNI AL dan selama ini impor. TEMPO/WURAGIL

TEMPO.CO, Bogor - Bukan tanpa alasan kalau lokasi Pusat Teknologi Roket Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) di Rumpin, Kabupaten Bogor, terpencil di daerah yang relatif sepi. Untuk mencapainya dari jalan raya Rumpin harus melewati jalan desa yang penuh kubangan setelah sebelumnya menyeberangi sebuah pangkalan dan landasan udara milik TNI.

Kepala Pusat Teknologi Roket, Sutrisno, menerangkan bahwa lokasi terpencil dan jauh dari permukiman memang dibutuhkan oleh setiap pusat pengembangan dan uji roket. “Roket itu memiliki fungsi ganda, untuk sipil dan juga militer..itu artinya ada risiko ledakan,” katanya menerangkan saat ditemui di kantornya, Jumat 21 Februari 2020 lalu.

Risiko itu, dia menuturkan, mensyaratkan kawasan uji yang harus steril dari aktivitas masyarakat. Selain untuk keselamatan, sterilisasi juga untuk kepentingan keamanan. “Saat ini rumah penduduk terdekat dengan lokasi uji ini sudah berjarak 516 meter,” katanya mengungkapkan.

Menurut Sutrisno, perkembangan daerah harus diperhatikan agar permukiman tak semakin mendekati kawasan tersebut. Perhatian kepala daerah setempat untuk bisa mengatur peruntukan atau tata ruang serta mengendalikan pertumbuhan kawasan perumahan sangat menentukan nasib pusat teknologi roket yang berdiri di lahan seluas 35 hektare itu.

Ini warning dan saya sudah menyampaikannya,” kata Sutrisno yang beberapa saat sebelumnya juga mempresentasikan hal sama di hadapan Menteri Ristek dan jajaran petinggi Lapan.

Dalam kesempatan itu, Sutrisno juga menerangkan kalau Lapan sedang fokus pengembangan roket diameter 450 mm. Saat ini daya jangkaunya maksimal 70 kilometer. Diharapkan, lewat kerja sama transfer teknologi yang sedang dijalin dengan Cina bisa meningkatkan kemampuan roket tersebut hingga berdaya jangkau 200 kilometer.

Awalnya memang untuk roket sonda,” katanya menyebut roket yang biasa digunakan untuk penelitian atmosfer, “Tapi nanti kan bisa berkembang dan tidak perlu declare soal kepentingan pertahanan (militer),” katanya menambahkan.

Berita terkait

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

55 menit lalu

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

Simak susunan pemain untuk laga final Piala Thomas 2024 antara Cina vs Indonesia yang akan digelar hari ini, Migggu, mulai 17.00 WIB.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

2 jam lalu

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

Ester Nurumi Tri Wardoyo yang turun di partai ketiga kalah melawan He Bing Jiao sehingga Cina yang jadi juara PIala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

16 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

21 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

22 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

22 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Alasan Gerindra Jajaki Koalisi dengan Golkar pada Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor

1 hari lalu

Alasan Gerindra Jajaki Koalisi dengan Golkar pada Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor

Dengan perolehan 12 kursi di Pileg, Gerindra bisa mengusung pasangan calon sendiri di Pilkada 2024 Kabupaten Bogor.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya