Bukti dari Dokter RSHS Bandung Indonesia Masih Nihil Virus Corona

Sabtu, 29 Februari 2020 09:58 WIB

Petugas medis menggunakan pakaian pelindung saat mengontrol ruangan khusus untuk wabah Virus Corona di Ruangan Isolasi Infeksi Khusus Kemuning Rumah Sakit Dokter Hasan Sadikin (RSHS), di Bandung, Jawa Barat, Jumat, 24 Januari 2020. RSHS menyiapkan ruangan inap khusus dengan lima tempat tidur serta Tim Dokter dan petugas medis khusus yang siap siaga jika ada pasien suspek atau terinfeksi Virus Corona. ANTARA

TEMPO.CO, Bandung - Status Indonesia yang masih nihil infeksi virus corona COVID-19 masih mengundang pertanyaan berbagai pihak. Setelah tentang warga Jepang yang terdeteksi positif sekembali dari Bali, keraguan terkini ditunjukkan oleh pemerintah Arab Saudi yang membekukan kegiatan umrah jemaah asal sejumlah negara termasuk Indonesia.

Di tanah air, dukungan mengalir untuk Kementerian Kesehatan dan laboratoriumnya yang menguji setiap spesimen dari pasien terduga infeksi virus corona COVID-19. Di antaranya datang dari Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Subandrio. Kata profesor mikrobiologi klinis di Universitas Indonesia itu, tes dan pengujian di Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan itu telah dijelaskan diakui WHO.

Sebelum Amin, Wakil Ketua Tim Penanganan Infeksi Khusus Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung Anggraini Alam sudah lebih dulu menyatakan yang sama. “Jangan ada hoax lagi yang tidak percaya pemeriksaan di Indonesia,” kata Anggraini Alam kepada Tempo dalam wawancara Senin 24 Februari 2020.

Dia mengatakan, dari awal Indonesia sanggup melakukan pemeriksaan COVID-19. Dari semua pasien dalam pengawasan yang diperiksa sampel apusnya, Anggraini menambahkan, semua negatif. Dia menepis anggapan ada orang yang positif dengan argumentasi.

“Ada nggak di rumah sakit mana yang tiba-tiba mengalami angka kejadian pneumonia, sesak nafas, demam segala macam yang tiba-tiba banyak datang? Kan tidak ada,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Pasien dalam pengawasan, menurutnya, jika ada gejala demam, batuk, sesak, serta foto rontgen dada. Layanan kesehatan bisa merujuk pasien tersebut ke seratus rumah sakit di Indonesia seperti RS Hasan Sadikin.

Infeksi virus corona, menurutnya, bisa menyerang hingga ke usia bayi seperti yang kasus di Singapura. Tapi kasus infeksi berat umumnya di kalangan usia dewasa. “Karena virus ini baru, artinya kita belum punya daya tahan apapun terhadap infeksi corona,” ujar Anggraini.

Kondisi itu disebutnya khas pada suatu penyakit infeksi baru yaitu kalangan yang terkena lebih dulu adalah orang dewasa. “Karena reseptor semua penyakit yang lengkap ada di orang dewasa.”

Pada kalangan orang dewasa virus corona bisa lebih berat dampaknya karena terkait penyakit lain di tubuh. Misalnya hipertensi, stroke, diabetes, infeksi paru tahunan. “Dari jurnal laporan di Cina juga termasuk merokok,” kata Anggraini.

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

1 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

6 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

10 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

10 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

16 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

17 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

20 hari lalu

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.

Baca Selengkapnya

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

21 hari lalu

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

Indofarma ambruk karena salah perhitungan kapan pandemi COvid-19 berakhir, sehingga banyak obat sakit akibat virus corona tak terjual

Baca Selengkapnya