Virus Corona, Menteri Terawan: Tak Perlu Takut dan Paranoid

Reporter

Antara

Sabtu, 29 Februari 2020 22:02 WIB

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto saat menyambangi kantor Huawei di Gedung BRI II, Jakarta, Kamis, 22 Januari 2020. Kedatangannya Terawan juga guna memastikan bahwa isu tersebut tidak benar dan tidak ada Virus Corona di gedung BRI. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Malang - Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, mengatakan masyarakat Indonesia tidak perlu takut yang berlebihan atau paranoid menghadapi penyebaran virus corona COVID-19. Ketakutan seperti itu disebutnya hanya akan memunculkan inefisiensi dalam pengambilan kebijakan oleh pemerintah.

Itu sebabnya dia meminta masyarakat tetap tenang. "Yang penting sekali, rasionalitas harus kita galakkan. Makin tidak rasional, makin akan membuat negara seolah-olah tidak berdaya," kata Terawan saat memberi kuliah umum Ketahanan Kesehatan Nasional, di Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Jumat 28 Februari 2020.

Terawan mengeluarkan pernyataannya itu di antara keraguan yang berkembang atas kemampuan pemerintah Indonesia mendeteksi virus corona. Hingga Jumat, Indonesia masih mencatat nihil kasus infeksi dan sejumlah spesimen dari para pasien terduga dinyatakan seluruhnya negatif.

Keraguan di antaranya datang setelah seorang pria tua asal Jepang dinyatakan positif terinfeksi virus yang sedang mewabah di Cina tersebut, sekembalinya dia di negerinya usai berlibur bersama keluarga di Bali. Terbaru, Indonesia masuk daftar negara yang jemaahnya ditangguhkan ibadah umrahnya di Arab Saudi oleh pemerintah negara setempat gara-gara virus corona.

"Sekarang ada Covid-19, yang saat ini menjadi masalah dan selalu dibicarakan setiap hari. Tapi, tidak perlu takut, karena menghadapi hal seperti ini tidak perlu takut dan paranoid," kata Terawan,

Dia lalu mencontohkan penggunaan masker. Dia menghitung, ada pengeluaran sebesar Rp 4 triliun jika setiap 200 juta penduduk Indonesia membeli dan mengenakan masker selama sepuluh hari saja. "Dengan biaya tersebut, itu bisa membangun infrastruktur," ujar Terawan.

Terawan menegaskan, berdasarkan informasi yang ia terima dari World Health Organization (WHO), penggunaan masker diperuntukkan hanya bagi orang-orang yang sudah positif terinfeksi COVID-19. Sementara untuk orang sehat, tidak perlu mempergunakan, selama tidak ada orang yang sakit di sekitarnya.

"Dari masker saja itu berapa triliun (pengeluaran)? Kita ikuti saja tata cara WHO, mereka mengatakan, yang sakit yang pakai. Yang sehat tidak perlu. Itu dari WHO, bukan saya mengarang sendiri," kata Terawan.

Seperti diketahui, setelah terdeteksi pada Desember lalu, wabah virus corona baru dari Wuhan, Cina, belum terbendung. Lebih dari 2.800 orang meninggal dan di Cina saja. Pun dengan lebih dari 83 ribu kasus infeksinya.

Setidaknya, ada 50 negara yang telah melaporkan temuan kasus infeksi virus corona COVID-19 tersebut, termasuk beberapa negara tetangga dekat Indonesia.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

10 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

10 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

16 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

17 hari lalu

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

18 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

20 hari lalu

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.

Baca Selengkapnya