Gunung Semeru dua kali mengalami erupsi pada Jumat 17 Januari 2020. (PVMBG)
TEMPO.CO, Lumajang - Gunung Semeru di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, terdengar bergemuruh pada Sabtu 29 Februari 2020. Sepanjang hari itu terekam pula delapan kali guguran lava pijar sejauh 100 sampai 1.000 meter dari pusat guguran.
Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM, Hendra Gunawan, membenarkan itu saat dihubungi dari Lumajang, Minggu 1 Maret 2020. "Pada saat malam, gunung jelas teramati api diam tinggi asap sekitar 10 sampai 50 meter dan terdengar suara gemuruh sebanyak delapan kali," katanya.
Sedangkan untuk aktivitas kegempaan tercatat letusan sebanyak 38 kali dengan amplitudo 11 hingga 25 mm selama 80 sampai 200 detik. Kemudian terjadi 15 kali guguran dengan amplitudo 6 hingga 13 mm berdurasi 60 sampai 200 detik. Lalu dua kali gempa embusan dengan amplitudo 7 hingga 9 mm selama 55 hingga 100 detik, dan tiga gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 14 sampai 15 mm selama 8 hingga 20 detik.
"Di Gunung Semeru juga terekam getaran banjir atau lahar dingin yang terekam satu kali dengan amplitudo 20 mm selama 10.860 detik dan terjadi gempa tremor menerus dengan amplitudo maksimal 1 hingga 20 mm," kata Hendra menjelaskan.
Hendra menjelaskan tingkat aktivitas gunung setinggi 7.676 meter di atas muka laut itu pada level II atau waspada. PVMBG merekomendasikan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam radius satu kilometer dan wilayah sejauh 4 kilometer di sektor lereng Selatan-Tenggara kawah aktif yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif Gunung Semeru (Jongring Seloko) sebagai alur luncuran awan panas.
Sebelumnya, pada Jumat, pos pengamatan telah melaporkan teramati api diam dan guguran lava pijar sejauh 750 meter dari ujung lidah lava. Juga 38 kali gempa letusan dengan amplitudo 11 hingga 25 mm, satu kali gempa embusan, 15 kali gempa vulkanik dangkal, satu kali gempa tektonik lokal, dan dua kali gempa tektonik jauh.
Korban gempa di Kabupaten Garut, Jawa Barat, belum mendapatkan bantuan, baik bantuan sosial pangan ataupun yang lainnya. Pemerintah daerah beralasan masih melakukan pendataan. Bantuan akan diberikan setelah verifikasi dan validasi data.