WHO: Virus Corona COVID-19 Bunuh 3,4 Persen Pasien Terinfeksi

Reporter

Terjemahan

Rabu, 4 Maret 2020 17:39 WIB

Puluhan mobil ambulans dipersiapkan untuk membawa pasien terinfeksi virus corona atau COVID-19 di rumah sakit di Daegu, Korea Selatan, 23 Februari 2020. Otoritas Korsel masih menyelidiki penyebab meluasnya wabah virus corona. Yonhap via REUTERS

TEMPO.CO, Jenewa - Badan kesehatan Dunia (WHO) memperbarui informasi tentang tingkat keganasan virus corona COVID-19. Secara global, WHO mengumumkan, angka kematian akibat infeksi virus itu sebesar 3,4 persen, lebih tinggi daripada yang diperhitungkan sebelumnya yang sekitar dua persen.

“Secara global, sekitar 3,4 persen dari kasus infeksi COVID-19 yang dilaporkan adalah kasus kematian," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam keterangannya kepada para wartawan di markas besar WHO di Jenewa, Swiss.

Baru pada pekan lalu WHO menyatakan angka kematian karena virus corona COVID-19 bisa bervariasi dari 0,7 sampai 4,0 persen, bergantung kualitas sistem kesehatan masyarakat di mana pasien itu dirawat. Di awal merebaknya virus ini pada Januari lalu, para ilmuwan telah lebih dulu memunculkan angka 2,3 persen.

Sejauh ini hanya angka kematian yang disebabkannya yang bisa dihitung. Sedang perilaku pasti virus corona yang menyebar dari Wuhan, Cina, tersebut masih gelap. Sebagai misal, bagaimana mereka menular dan perlakuan seperti apa yang bisa menekan penyakitnya.

“Ini virus unik dengan fitur yang juga unik. Virus ini bukan influenza tapi kami juga belum tahu seperti apa," kata Tedros. Sebagai ilustrasi, virus flu musiman membunuh kurang dari satu persen dari jumlah mereka yang terinfeksi.

Advertising
Advertising

Mike Ryan, Direktur Eksekutif Program Darurat Kesehatan WHO menambahkan bahwa virus corona COVID-19 tidak menular dengan cara yang sama dengan flu. Namun dia mengungkap sudah ada setitik terang kalau virus ini bisa dikendalikan.

"Saat ini kita memiliki sebuah penyakit yang belum ada vaksin dan obatnya, tidak diketahui bagaimana penyebarannya, dan tidak kita pahami sepenuhnya tingkat keganasannya," kata Mike sambil menambahkan, "Tapi apa yang membuat harapan kami menyala adalah di negara-negara yang telah melawan sekuat tenaga, kami melihat kalau virus ini telah tertekan."

CNBC

Berita terkait

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

2 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

9 jam lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

19 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

1 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

3 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya