Ilmuwan Cina: Mutasi 2 Tipe Virus Corona Penyebab Infeksi Global

Kamis, 5 Maret 2020 09:01 WIB

Ilustrasi 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV). REUTERS/CDC

TEMPO.CO, Jakarta - Para peneliti dari School of Life Sciences Peking University dan Institut Pasteur of Shanghai, Cina, mengatakan bahwa dua jenis virus corona baru telah menyebabkan infeksi di seluruh dunia.

Peneliti mengatakan hasil penelitian menunjukkan perkembangan variasi baru lonjakan kasus COVID-19 kemungkinan disebabkan oleh mutasi dan seleksi alam selain rekombinasi.

"Temuan ini sangat mendukung kebutuhan mendesak untuk studi komprehensif secepatnya yang menggabungkan data genom, data epidemiologis, dan grafik catatan gejala klinis pasien dengan penyakit COVID-19," kata para peneliti, seperti dikutip laman CNBC, Rabu, 4 Februari 2020.

Temuan yang diterbitkan Selasa, 3 Februari 2020, dalam National Science Review, jurnal dari Chinese Academy of Sciences itu menemukan jenis yang lebih agresif dari virus corona baru menyumbang sekitar 70 persen dari strain yang dianalisis, sementara 30 persen dikaitkan dengan yang kurang tipe agresif.

Jenis virus yang lebih agresif ditemukan lazim pada tahap awal wabah di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, tempat COVID-19 pertama kali terdeteksi akhir tahun lalu. Namun frekuensi virus jenis ini telah menurun sejak awal Januari.

Advertising
Advertising

Para peneliti mengingatkan bahwa data yang diperiksa dalam penelitian mereka masih sangat terbatas. Mereka menekankan bahwa studi tindak lanjut dari kumpulan data yang lebih besar akan diperlukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang evolusi dan epidemiologi COVID-19.

Studi ini muncul tak lama setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengonfirmasi virus yang menyebar cepat telah menginfeksi lebih dari 93.000 orang di seluruh dunia, dengan setidaknya 3.100 kematian. Sebagian besar kasus tersebut dilaporkan di Cina, walaupun jumlah infeksi harian baru di luar negeri kini telah melebihi yang ada di Cina.

Korea Selatan, Italia, Iran dan Jerman semuanya telah mencatat kenaikan tajam dalam kasus-kasus virus seperti flu dalam beberapa hari terakhir. Saat ini banyak negara memberlakukan pembatasan perjalanan pada daerah-daerah yang terkena virus di seluruh dunia.

Wabah ini sekarang telah menyebar ke lebih dari 70 negara, sementara WHO telah memperingatkan bahwa COVID-19 akan segera mencapai sebagian besar, negara-negara di seluruh dunia.

CNBC | NATIONAL SCIENCE REVIEW

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

4 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Punya Efek yang Parah, Bisakah Penyakit Lyme Disembuhkan?

5 hari lalu

Punya Efek yang Parah, Bisakah Penyakit Lyme Disembuhkan?

Bisakah penyakit Lyme akibat gigitan serangga disembuhkan? Tentu saja asal tak terlambat diobati karena komplikasinya beragam.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

8 hari lalu

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

Masyarakat diminta mewaspadai imunodefisiensi pada anak bila ditemui gejala berikut. Simak penjelasan pakar kesehatan anak.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

9 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

10 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya