Begini Satu Pasien Virus Corona Bisa Tulari 3-11 Orang Lainnya

Jumat, 6 Maret 2020 12:15 WIB

Seorang guru memasangkan masker pada siswa sebagai upaya pencegahan virus Corona atau Covid-19 di Sekolah Tunas Global, Depok, Jawa Barat, Selasa, 3 Maret 2020. Kegiatan tersebut sebagai upaya penyuluhan penyebab, gejala dan langkah pencegahan virus Corona atau Covid-19 bagi siswa. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Bandung - Wakil Ketua Tim Dokter Infeksi Khusus RS Hasan Sadikin Bandung, Anggraini Alam, mengatakan kalau satu orang yang terinfeksi virus corona COVID-19 bisa menularkan virus itu kepada 3-4 orang lainnya. Pada beberapa kasus seperti di Korea Selatan bahkan bisa sampai 11 orang.

“Tapi umumnya tiga orang dari sebuah kasus yang terkonfirmasi positif infeksi,” kata Anggraini di webinar tentang kewaspadaan infeksi virus corona COVID-19 yang diikuti 2000-an peserta, Kamis 5 Maret 2020.

Anggraini menjelaskan, ada dua cara penularan virus itu yang diketahuinya saat ini. Keduanya adalah lewat udara dan kontak dekat dengan pasien yang dinyatakan positif terinfeksi COVID-19.

Mengutip keterangan WHO, penularan lewat udara terjadi akibat aerosol yang melayang di udara yang berasal dari droplet seorang yang batuk atau bersin. “Ada penekanannya yakni ini bisa membuat orang lain terinfeksi jika densitas virusnya tinggi di area yang tertutup,” ujarnya sambil menyarankan kewaspadaan jika ada orang sakit apalagi sampai beberapa orang di ruang tertutup.

Cara lain penularan virus adalah lewat mereka yang menempel pada benda lalu terpegang dan masuk ke dalam tubuh ketika tangan yang memegang itu mengusap hidung atau mulut. Karena itu disarankan rajin mencuci tangan dengan bersih.

Advertising
Advertising

Dalam kesempatan itu Anggraini sekaligus meluruskan soal apakah virus corona itu bisa segera mati oleh paparan sinar matahari. Menurutnya, yang terpenting adalah sirkulasi udara segar yang baik, "dan berharap kepadatan virusnya di udara rendah sehingga kemungkinan menginfeksinya rendah.”

Ketua Tim Dokter Infeksi Khusus RS Hasan Sadikin Bandung, Yovita Hartantri, menjelaskan perihal gejala dan diagnosis kasus infeksi virus corona COVID-19. Dia menuturkan, biasanya pasien datang dengan keluhan demam, pilek, batuk, nyeri tenggorokan, hingga sesak napas dan yang berat sampai pneumonia dan gagal ginjal.

Sebagian kecil lagi gejala pasien diiringi dengan keluhan diare. “Gejala tidak harus semua, tapi bisa salah satu,” kata dia.

Cara mendeteksi pneumonia atau infeksi radang paru-paru yang terkait virus corona ini disebutnya adalah mendeteksi progresivitas yang cepat: pasien yang semula datang dengan keluhan sesak napas atau lebih ringan lagi seperti flu dan batuk, namun kondisinya memburuk dalam sehari atau 24 jam.

Berita terkait

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

5 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

8 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

19 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

3 hari lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

11 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya