Ini Manfaat Hari Tanpa Bayangan Selain Kalahkan Shikamaru Nara

Sabtu, 7 Maret 2020 09:20 WIB

Bayangan penyandang disabilitas saat melintas menggunakan kursi roda usai memarkirkan kendaraan khusus miliknya pada saat peresmian area parkir khusus kendaraan penyandang disabilitas di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta, Kamis, 22 Februari 2020. Fasilitas area parkir tersebut dibuat guna memudahkan penyandang disabilitas memarkirkan kendaraan khususnya sebelum beralih ke moda transportasi umum lainnya, salah satunya moda transportasi Mass Rapid Transit (MRT). TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Bandung - Peristiwa hari tanpa bayangan sedang bergulir di wilayah Indonesia, tepatnya sejak 21 Februari hingga 4 April 2020 nanti. Fenomena hari itu ternyata bukan cuma bermanfaat untuk keseruan mengalahkan jurus bayangan Shikamaru Nara dalam serial Naruto.

Anggota komunitas astronomi Langit Selatan Bandung, Aldino Adry Baskoro, mengungkapkan kalau hari tanpa bayangan juga bisa digunakan untuk mengukur keliling bumi. Tanpa harus benar-benar keliling bumi.

Alat untuk mengukurnya pun sangat sederhana yaitu hanya sebatang tongkat yang ditancapkan ke tanah. "Ditambah sedikit imajinasi, pengukur lalu menghitung jarak lingkaran bumi dengan persamaan matematika dasar," katanya, Jumat 6 Maret 2020.

Menurut Aldino, penemu metode itu adalah Eratosthenes. Ilmuwan kelahiran Libya yang hidup antara 276-196 Sebelum Masehi ini merupakan pengelola Perpustakaan Besar Alexandria di Mesir. Pengukuran diameter bumi ala Eratosthenes dinilainya menjadi sebuah warisan luar biasa bagi dunia astronomi.

Beberapa asumsinya dalam melakukan pengukuran ini adalah bentuk Bumi seperti bola yang sempurna. Kemudian sinar matahari yang datang ke dua kota arah sinarnya sama-sama sejajar, serta jarak dua kota berada pada satu garis bujur yang sama.

Advertising
Advertising

Kini, menurut lulusan Astronomi ITB itu, ide pengukuran Eratosthenes digunakan sebagai cara belajar. Dia pernah mempraktikannya bersama para siswa ketika terjadi musim hari tanpa bayangan di Indonesia yang waktunya dua kali dalam setahun.

Dari metode Eratosthenes itu yang perlu ditentukan dulu adalah tempat spesial hari tanpa bayangan. “Kalau di Indonesia, tempat spesial itu di garis katulistiwa,” kata Aldino.Beber apa tempat yang dilintasi garis ekuator itu diantaranya Bonjol, sebuah kota kecamatan di Pasaman, Sumatera Barat, juga Pontianak, Kalimantan Barat.

<!--more-->

Hari tanpa bayangan di Pontianak, berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), baru akan terjadi pada 20 Maret 2020 pukul 11.50 WIB. Hari tanpa bayangan terjadi saat posisi matahari tepat berada di atas kepala sehingga bayangan benda tegak tidak akan muncul karena menyatu dengan bendanya.

Setelah menentukan kota spesialnya, semisal Pontianak, pengukur kemudian mencari kota atau daerah kedua yang tidak mengalami hari tanpa bayangan pada 20 Maret namun segaris bujur. Garis bujur Pontianak pada rentang 109° 16' 25" – 109° 23' 04" BT. Kota yang memenuhi syarat seperti itu di Jawa misalnya di daerah Pemalang, Jawa Tengah, yang rentang garis bujurnya 109°17'30"–109°40'30" BT.

Pengukuran di Pemalang ditentukan pada 20 Maret pukul 11.50 sesuai momen hari tanpa bayangan di Pontianak. Kemudian, kata Aldino, tegakkan tongkat sepanjang satu meter di permukaan datar lalu ukur jarak antara tongkat ke bayangan benda untuk memukan sudut yang terbentuk. Caranya dengan menggunakan hubungan tangen atau perbandingan antara panjang bayangan dengan tinggi tongkat.

Ilustrasi hari tanpa bayangan. Twitter/@Vascsc

Hasil perbandingan yang didapat adalah nilai tangen sudutnya. Untuk mendapatkan besar sudutnya itu pengukur bisa menggunakan tabel trigonometri. Setelah itu pengukur menghitung jarak Pontianak-Pemalang dengan garis lurus.

Data-data yang diperoleh kemudian dimasukkan dalam rumus persamaan Eratosthenes. Sudut bayangan dengan tongkat dibagi 360 (derajat) sama dengan jarak Pontianak-Semarang dibagi keliling Bumi. Pengukuran yang benar kata Aldino akan mendapatkan jarak keliling Bumi pada angka 40 ribuan kilometer.

“Lokasi pengukuran dengan kota mana pun dengan metode seperti itu akan sama hasilnya karena bumi diasumsikan bulat sempurna,” ujarnya.

Berita terkait

8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

5 hari lalu

8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperingati Hari Bumi dengan aktivitas yang menghargai dan melindungi planet ini. Berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya

Perburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total Hari Ini Kerahkan Pesawat Jet NASA

20 hari lalu

Perburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total Hari Ini Kerahkan Pesawat Jet NASA

Para peneliti matahari telah menunggu bertahun-tahun untuk momen 4 menit gerhana matahari total di Amerika pada Senin pagi-siang ini waktu setempat.

Baca Selengkapnya

Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

20 hari lalu

Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

Walaupun Indonesia tidak alami gerhana matahari total yang terjadi hari ini, tetapi ini merupakan fenomena menarik di dunia.

Baca Selengkapnya

Gerhana Matahari Total 8 April Akan Sebabkan Ledakan di Matahari, Ini Penjelasan BMKG

21 hari lalu

Gerhana Matahari Total 8 April Akan Sebabkan Ledakan di Matahari, Ini Penjelasan BMKG

Gerhana matahari total 8 April akan membuat ledakan-ledakan di matahari terlihat.

Baca Selengkapnya

Inilah Wilayah yang Akan Terjadi Gerhana Matahari Total 8 April 2024

21 hari lalu

Inilah Wilayah yang Akan Terjadi Gerhana Matahari Total 8 April 2024

NASA telah mengumumkan akan terjadi gerhana matahari total pada 8 April 2024. Berikut lokasinya.

Baca Selengkapnya

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

23 hari lalu

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

Sistem yang disebut dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.

Baca Selengkapnya

Benarkah Bumi Akan Alami Kegelapan pada 8 April 2024?

30 hari lalu

Benarkah Bumi Akan Alami Kegelapan pada 8 April 2024?

Ahli Astronomi dan Astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin mengatakan informasi yang menybut Bumi akan mengalami kegelapan pada 8 April 2024 tidak benar.

Baca Selengkapnya

Inilah Daftar Kota di Seluruh Dunia dengan Durasi Puasa Ramadan 2024 Terpanjang

37 hari lalu

Inilah Daftar Kota di Seluruh Dunia dengan Durasi Puasa Ramadan 2024 Terpanjang

Umat Islam yang tinggal di negara-negara belahan bumi bagian utara harus berpuasa relatif lebih lama daripada bumi bagian selatan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Duplikasi Jembatan Kapuas I Senilai Rp 275 Miliar

38 hari lalu

Jokowi Resmikan Duplikasi Jembatan Kapuas I Senilai Rp 275 Miliar

Presiden Jokowi meresmikan duplikasi Jembatan Kapuas I di Kota Pontianak, pada hari ini, Kamis, 21 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

40 hari lalu

Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

Bulan tampak berwarna merah selama Gerhana Bulan Total terjadi. Hal ini disebabkan karena proses yang disebut hamburan Rayleigh.

Baca Selengkapnya