Para Dokter Percaya Cuaca Indonesia Tak Ramah Virus Corona

Kamis, 12 Maret 2020 20:01 WIB

Warga menghalau sinar matahari dengan tangannya saat melakukan aktivitas di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa 22 Oktober 2019. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi wilayah Indonesia akan mengalami panas selama kurang lebih satu minggu dengan suhu mencapai 37 derajat Celcius, dikarenakan matahari berada dekat dengan jalur khatulistiwa. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

TEMPO.CO, Jember - Anggota Tim Penanganan Kesiagaan COVID-19 di Rumah Sakit dr. Soebandi Jember, Angga Mardro Raharjo, meminta masyarakat setempat tidak berlebihan merespons penyebaran virus corona COVID-19. Menurutnya, di negara beriklim tropis seperti Indonesia beberapa virus akan mati setelah terpapar sinar matahari langsung.

“Termasuk COVID-19 yang tidak tahan terhadap sinar matahari. Mungkin ini jawaban dari mengapa di Indonesia kasus penyebaran virus COVID-19 relatif sangat kecil jika dibandingkan dengan negara Cina, Korea Selatan, apa lagi Italia,” ujar Agga yang juga dosen Fakultas Kedokteran Universitas Jember.

Angga justru meminta agar masyarakat mulai membiasakan diri menerapkan pola hidup sehat. Terutama dalam menjaga kebersihan tangan dengan lebih sering melakukan cuci tangan setelah melakukan aktivitas luar ruangan.

“Biasanya masyarakat cuci tangan hanya ketika mau makan saja. Padahal saat kita mengusap wajah dengan tangan pun juga berpotensi tertular virus yang menempel di tangan saat aktivitas sebelumnya,” kata Angga saat memberikan ceramah ilmiah dalam forum diskusi Perilaku Sehat Untuk Antisipasi Covid-19 di Gedung Pasca Sarjana Universitas Jember, Rabu, 11 Maret 2020.

Kelemahan virus corona COVID-19 di iklim tropis pernah diperbincangkan pada awal Februari lalu. Wakil Ketua Tim Infeksi Khusus di Rumah Sakit Umum Pendidikan dr Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Anggraeni, menyatakan bahwa Indonesia relatif diuntungkan dengan paparan sinar matahari yang lebih banyak sehingga mengurangi potensi penyebaran virus.

Advertising
Advertising

Keterangan itu sejalan dengan yang pernah disampaikan Erlina Burhan dari Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam sebuah diskusi untuk awam dan media di FKUI, Salemba, Jakarta Pusat. Menurut pakar paru itu, Indonesia memiliki iklim tropis dengan sinar matahari sangat menyengat. “Virus akan mati dalam kondisi panas. Kalau virus corona berada di udara dan kena panas, harusnya mati. Itulah sebabnya risiko di Indonesia lebih rendah,” kata Erlina.

Ahli mikrobiologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Sugiyono Saputra, tidak seyakin para dokter itu. Dia menyebut semakin tinggi paparan terhadap ultraviolet, virus akan cepat mati. Indeks UV di Wuhan, disebutkan Sugiyono, sebesar 4, sedangkan di Jakarta 9. Semakin tinggi suhu, semakin rendah pula survival virusnya. Suhu udara rata-rata di Wuhan saat ini adalah 12 derajat, sedangkan Jakarta 27 derajat Celsius.

"Secara teori, memang kondisi lingkungan Indonesia memungkinkan survival coronavirus di udara adalah rendah," katanya sambil cepat menambahkan, "Tapi banyak karakteristik dari coronavirus dari Wuhan ini yang belum banyak diketahui."

Berbeda dengan dua ahli lainnya, Sugiyono menolak menyimpulkan sedikit penyebaran virus itu di Indonesia sejauh ini karena faktor cuaca. Alasannya, Indonesia juga mengalami musim flu dan musim penyakit lainnya yang disebabkan oleh virus. Selain beberapa negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia juga memiliki kasus positif virus corona. "Sekali lagi, ini tidak bisa digeneralkan begitu saja," kata Sugiyono.

Berita terkait

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

52 menit lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

7 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

9 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

21 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Sama Cerah Berawan Pagi Ini, Bagaimana Siang dan Malam?

3 hari lalu

Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Sama Cerah Berawan Pagi Ini, Bagaimana Siang dan Malam?

Prediksi cuaca dari BMKG menyebut Jabodetabek seluruhnya cerah berawan pada pagi ini, Kamis 30 April 2024.

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Waspada Potensi Hujan di Mana?

4 hari lalu

Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Waspada Potensi Hujan di Mana?

BMKG memprediksi seluruh wilayah Jakarta memiliki cuaca cerah berawan sepanjang pagi ini, Senin 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

KCIC Sebut Cuaca Buruk Picu Keterlambatan Perjalanan Kereta Cepat Whoosh

7 hari lalu

KCIC Sebut Cuaca Buruk Picu Keterlambatan Perjalanan Kereta Cepat Whoosh

Cuaca buruk membuat perjalanan kereta cepat Whoosh mengalami keterlambatan. PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memberi kompensasi makanan dan minuman untuk penumpang.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya