COVID-19 Berdasarkan Usia, Gender, dan Riwayat Penyakit Pasien

Reporter

Terjemahan

Minggu, 15 Maret 2020 11:05 WIB

Personel Satgas Mobile COVID-19 memeriksa kondisi pasien diduga terjangkit virus Corona (COVID-19) di ruang isolasi Rumah Sakit Suradadi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Rabu 11 Maret 2020. RSUD Suradadi menjemput salah satu anak buah kapal (ABK) warga Desa Demangharjo, Kabupaten Tegal berinisial II (42) diduga terjangkit COVID-19, karena menderita penyakit demam, batuk dan pilek selama tujuh hari usai pulang melaut dari Taiwan. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah kasus Penyakit Virus Corona 2019 atau COVID-19 di Indonesia terus mendaki. Hingga Sabtu 14 Maret 2020, sudah ada lima pasiennya yang meninggal dari seluruhnya 96 kasus infeksi yang terkonfirmasi. Di antara mereka yang terinfeksi adalah Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Melihat data infeksinya di Cina--negara pertama yang melaporkan epidemi --COVID-19 diberi label pembunuh yang tidak adil. Virus corona jenis baru ini diketahui mematikan hanya untuk orang tua dan telah memiliki riwayat penyakit lain sebelumnya. COVID-19 juga disebutkan lebih berbahaya bagi laki-laki daripada perempuan.

Virus ini juga diperhitungkan menginfeksi tak pandang gaya hidup atau faktor biologis. Tapi lebih kepada riwayat perjalanan dan dengan siapa saja si pasien melakukan kontak sebelumnya. Berikut ini data yang telah dikumpulkan oleh sejumlah riset sepanjang tiga bulan terhadap virus berselubung lemak penyebab pneumonia akut ini,

Tua dan Muda

Advertising
Advertising

Sebagian besar--87 persen--dari 72.314 kasus COVID-19 di Cina per pertengahan Februari lalu dialami oleh mereka yang berusia 30-79 tahun. Hanya 8,1 persen yang berusia 20-an tahun, 1,2 persen yang remaja, dan 0,9 persen yang berusia kurang dari 10 tahun. Data dari WHO, sebanyak 78 persen kasus di Cina untuk periode yang sama dialami mereka yang berusia 30-69 tahun.

Pemerintah Cina menemukan sebanyak 2,3 persen dari jumlah kasus terkonfirmasi itu berujung fatal atau pasien meninggal. Angka kematiannya sampai 14 persen di antara pasien yang berusia lebih dari 80 tahun. Angka kematian drop menjadi 1,3 persen saja untuk para pasien yang berusia 50-an tahun, 0,4 persen untuk pasien rentang usia 40an tahun, dan 0,2 persen untuk 10-39 tahun.

Pasien yang sembuh dari virus Corona melambaikan tangan saat meninggalkan rumah sakit sementara Wuchang di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, 10 Maret 2020. Sementara itu, 16 rumah sakit sementara di Wuhan resmi ditutup pada Selasa (10/3) seiring menurunnya jumlah pasien terinfeksi virus Corona. Xinhua/Wang Yuguo

Angka 2,3 persen itu belakangan diperbarui oleh WHO berdasarkan data pasien global pada 3 Maret lalu. Sat itu WHO mengumumkan, angka kematian akibat infeksi virus itu sebesar 3,4 persen. Mereka memperbarui angka kematian karena virus corona COVID-19 yang sebelumnya dinyatakan bervariasi dari 0,7 sampai 4,0 persen, bergantung kualitas sistem kesehatan masyarakat di mana pasien itu dirawat.

Laki dan Perempuan

Efek penularan berdasarkan gender tak sejelas yang berdasarkan usia, tapi data awal menunjukkan laki lebih rentan daripada perempuan. Pemerintah Cina menemukan perbandingan kasus infeksi 106:100 antara laki dan perempuan. Sedang data WHO menunjukkan 51 persen kasus dialami laki-laki. Yang berbeda nyata adalah angka kematian akibat infeksi. Pemerintah Cina mengumumkan angka kematian di antara pasien perempuan sebesar 1,7 persen sedang pada pasien laki 2,8 persen.

<!--more-->

Sakit atau Sehat

Studi yang pernah dilakukan terhadap 1.590 pasien positif COVID-19 di Cina menemukan 399 pasien yang memiliki sedikitnya satu penyakit tambahan di tubuhnya (termasuk jantung, diabetes, Hepatitis B, paru-paru, gijal, dan kanker) berpeluang 79 persen lebih besar untuk mendapat perawatan intensif atau meninggal. Sedang 130 pasien dengan dua penyakit komplikasi atau lebih memiliki risiko 2,5 kali lebih besar.

Merincinya lebih jauh, para peneliti menemukan kanker menambah risiko COVID-19 menjadi 3,5 kali lipat, diabetes dan hipertensi malah sampai 60 persen. Adanya penyakit lain yang bersemayam dalam tubuh kemungkinan telah mengubah karakter COVID-19.

Sebagai gambaran, di puncak epidemi di Wuhan, sebanyak 37 dari 230 pasien gagal ginjal di RS Renmin terdeteksi mengidap infeksi virus itu. Meski tidak ada yang sampai dirawat intensif dan mendapat alat bantu pernapasan, enam di antara 37 pasien itu meninggal. Uniknya pula, tidak satupun dari enam itu meninggal karena pneumonia.

Studi di dua rumah sakit rujukan di Wuhan paa Januari lalu juga menunjukkan orang-orang yang terinfeksi virus corona COVID-19 akan meninggal paling mungkin karena mereka sudah lansia atau memiliki riwayat sepsis ataupun masalah pembekuan darah. Studi ini meneliti sekelompok 191 pasien dari mulai mereka didiagnosis positif terinfeksi virus corona itu hingga sembuh dan diizinkan pulang (137) atau sebaliknya, meninggal (54).

Seorang petugas medis menangani pasien yang diduga terinfeksi virus corona di Zhongnan Hospital of Wuhan University, Wuhan, Cina, Jumat 24 Januari 2020. FOTO/ANTARA/HO-Xinhua/Xiongqi/mii/aa

Usia rata-rata pasien ini adalah 56, dan 62 persen adalah laki-laki. Sekitar setengah dari mereka yang dirawat memiliki masalah medis, paling umum adalah diabetes dan tekanan darah tinggi.

Masa Kehamilan

Pada awal Februari, media di Cina melaporkan seorang bayi yang baru dilahirkan perempuan pasien COVID-19 belakangan juga positif virus itu. Si bayi diduga tertular lewat kontak dekat, tapi kekhawatiran adanya penularan secara vertikal yang terjadi saat bayi masih dalam kandungan tak terhindarkan.

Tim peneliti di Universitas Wuhan lalu menyelidikinya dengan meneliti sembilan perempuan hamil pasien COVID-19. Mereka seluruhnya melewati persalinan dengan operasi caesar dan tidak didapati bukti adanya penularan vertikal itu.

STATNEWS | NEWSCIENTIST | WHO

Berita terkait

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

8 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

11 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

22 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Jumlah Kendaraan Listrik Mencapai 133 Ribu

2 hari lalu

Jumlah Kendaraan Listrik Mencapai 133 Ribu

Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan jumlah kendaraan listrik saat ini mencapai 133 ribu.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya