Perawat di Wuhan Temukan Alat Uji Swab, Aman dari Infeksi Corona

Reporter

Antara

Editor

Yudono Yanuar

Jumat, 20 Maret 2020 00:05 WIB

Seorang perawat menunjukkan cara menggunakan pelindung uji swab di Wuhan pada 16 Maret 2020. (Xinhua)

TEMPO.CO, Jakarta - Dua perawat dari Rumah Sakit Universitas Kedokteran Shanxi, Cina, menciptakan alat pembantu uji swab pada pasien diduga terpapar virus corona, sehingga tidak membahayakan tim medis.

Alat pelindung untuk pengambilan sampel usap tenggorokan itu terbuat dari polipropilena transparan dengan panjang 14 cm dan lebar 13 cm, memiliki lubang dengan diameter 8 mm agar alat usap dapat melewatinya. Di sisi pasien adalah spatula lidah dengan panjang 7 cm dan lebar sekitar 1 cm, yang sesuai untuk kebanyakan orang.

Dengan tangan kiri memegang pelindung plastik transparan yang menutupi mulut pasien, dan tangan kanan menempelkan sebuah alat usap (swab) melalui pelindung ke dalam mulut pasien, seorang perawat di rumah sakit Wuhan berhasil mengumpulkan sampel usap tenggorokan hanya dalam waktu 20 detik.

Perangkat pelindung untuk pengambilan sampel usap tenggorokan yang dicetak printer 3D, secara efektif mencegah peularan infeksi melalui tetesan kecil (droplet). Alat ini diciptakan oleh dua perawat Li Yaqin dan Pan Bo, yang terinspirasi dari praktik sehari-hari dalam melayani uji asam nukleat (nucleid acid test/NAT) COVID-19.

Kedua perawat tersebut anggota tim bantuan medis dari Provinsi Shanxi, untuk Wuhan. Tim mereka melakukan usap tenggorokan pada lebih dari 250 pasien selama sebulan terakhir.

Advertising
Advertising

"Pengambilan sampel konvensional meningkatkan risiko infeksi karena air liur pasien mudah ditransmisikan ke pelindung wajah tim medis selama proses tersebut," kata Li.

Mereka mendapat ide untuk menutup mulut pasien tanpa mengurangi akurasi pemngambilan sampel. Dengan bantuan dari Qingdao Pulee Medical Technology Co., desain mereka terwujud setelah beberapa penyesuaian melalui pencetakan 3D.

"Berdasarkan praktik kami dan saran dari pasien, perangkat baru itu dapat sangat mempersingkat waktu pengambilan sampel yang mulanya lebih dari 1 menit menjadi hanya sekitar 20 detik. Dan yang lebih penting, petugas medis kami menerima perlindungan yang jauh lebih baik," kata Pan Bo.

Alat ini sudah dipatenkan dan akan diproduksi massal dalam sebulan ini, kata pihak perusahaan, yang akan memproduksi alat uji swab virus corona ini.
ANTARA | XINHUA

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

9 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

10 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

10 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

14 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya