Gugus Tugas COVID-19 Rekomendasikan Tes Cepat Antigen

Reporter

Tempo.co

Editor

Erwin Prima

Minggu, 22 Maret 2020 12:54 WIB

Perwakilan Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Prof drh Wiku Adisasmito M.Sc, Ph.D menyampaikan perkembangan penanganan pandemi penularan SARS-CoV-2 di Gedung BNPB, Jakarta, Minggu (22/3/2020). ANTARA/Martha

TEMPO.CO, Jakarta - Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mengharapkan ketersediaan tes cepat antigen untuk menangani wabah corona virus COVID-19 dibandingkan yang berbasis antibodi.

"Rapid test berdasar pada antigen adalah yang diharapkan karena tingkat konfirmasi yang tinggi," ujar Perwakilan Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dalam konferensi pers yang disiarkan secara langsung dari Graha BNPB Jakarta, Minggu, 22 Maret 2020.

Menurut Wiku, tes cepat yang berbasis antibodi digunakan dalam rangka mengetahui antibodi yang ada pada seseorang dan perlu diulang apabila hasilnya negatif.

Adapun tata laksana penggunaan tes cepat, kata Wiku, akan dilaksanakan di fasilitas kesehatan yang ada.

“Sebenarnya laboratorium di Indonesia yang memiliki RT-PCR (Real-Time Polymerase Chain Reaction) cukup banyak dan itu disediakan dengan reagen yang tepat akan mampu melakukan pemeriksaan yang cepat," ujarnya.

Advertising
Advertising

Sebelumnya Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia (PDS PatKLIn) meminta semua pihak berhati-hati dalam deteksi dini Rapid Test Corona.

“Apabila untuk screening (deteksi dini), harus diinterpretasi dengan sangat hati-hati,” demikian keterangan tertulis PDS PatKLIn.

Perhimpunan Dokter Patologi menjelaskan, para ahli sebenarnya merekomendasikan tes menggunakan metode real time Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk mendeteksi virus SARS-CoV-2 sebagai penyebab Covid-19. Kemudian, tes dilanjutkan dengan sequencing untuk mengkonfirmasi diagnosis infeksi Corona.

Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik menuturkan urutan tingkat kepercayaan untuk deteksi berbagai patogen dari yang tertinggi adalah kultur, molekular (DNA atau RNA), antigen, dan yang terendah antibodi (IgM/IgG/IgA anti pathogen tersebut).

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

15 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

16 jam lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

21 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

8 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

12 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya