2 Gempa Darat, 1 dari Laut Guncang Sukabumi Sepanjang Bulan Ini

Minggu, 22 Maret 2020 22:56 WIB

Ilustrasi gempa bumi

TEMPO.CO, Bandung - Tiga kali gempa mengguncang wilayah Sukabumi dan sekitarnya sepanjang Maret ini. Ketiganya berasal dari tiga sumber yang berbeda yakni Samudera Indonesia di selatan Pulau Jawa, Sesar Citarik di darat, dan yang terbaru Sesar Cimandiri juga didarat.

Gempa tektonik pada Minggu 22 Maret 2020, Pukul 10.48 WIB, mengguncang wilayah Pelabuhan Ratu dengan kekuatan 3,5 Manitudo. Sumber gempa di darat berjarak 44 kilometer barat daya Kota Sukabumi dari kedalaman dua kilometer.

Gempa yang tergolong dangkal itu menggetarkan wilayah Kecamatan Pelabuhan Ratu, Kecamatan Warung Kiara dan Kecamatan Simpenan dengan Skala Intensitas II MMI. Skala itu diilustrasikan getaran gempa dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

“Patut disyukuri bahwa guncangan gempa ini tidak menyebabkan terjadinya kerusakan,” ujar Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono lewat penjelasan tertulis Ahad malam, 22 Maret 2020.

Bersama penjelasannya itu, Daryono memastikan penyebab lindu dari aktivitas Sesar Cimandiri. Ini berbeda dengan sumber gempa M 5,1 yang menimbulkan kerusakan parah di Kalapanunggal dan sekitarnya pada 10 Maret 2020 lalu. Saat itu gempa darat berasal dari aktivitas Sesat Citarik.

Advertising
Advertising

Sesar Citarik dan Sesar Cimandiri, Daryono menjelaskan, punya mekanisme yang sama yaitu sesar geser atau mendatar mengiri (sinistral strike slip). Orientasi sesarnya pun hampir mirip.

Sesar Cimandiri memiliki orientasi timur timur laut-barat barat daya, memanjang dan tersegmentasi dalam 5 bagian mulai dari Pelabuhan Ratu sampai Gandasoli. Sedang Sesar Citarik berarah utara timur laut-selatan barat daya dengan garis patahannya memanjang namun tersegmentasi melalui Pelabuhan Ratu, Bogor, hingga Bekasi.

"Lokasi Sesar Citarik berada di sebelah barat Sesar Cimandiri," kata Daryono.

Sejarah gempa menunjukkan bahwa baik Sesar Cimandiri maupun Sesar Citarik sama-sama sudah beberapa kali memicu terjadinya gempa merusak di wilayah Kabupaten Sukabumi pada 1879, 1900, 1912, 1969, 1973, 1982, 2000, 2011, 2012, dan 2020.

Gempa yang terjadi pada 12 Juli 2000 berkekuatan 5,4 dan 5,1 M menyebabkan lebih dari 1.900 rumah rusak di Cidahu, Cibadak, Parakansalak, Gegerbitung, Sukaraja, Cikembar, Kududampit, Cicurug, Nagrak, Parungkuda, Sukabumi, Cisaat, Warungkiara, Kalapanunggal, Nyalindung, Cikadang, dan Kabandungan. Sementara Gempa Kalapanunggal pada 10 Maret 2020 dengan magnitudo 5,1 merusak lebih dari 760 rumah.

Daryono mengingatkan masyarakat yang tinggal di daerah rawan gempa agar bisa selamat saat terjadi gempa kuat maka perlu upaya penguatan mitigasi struktural dengan membangun rumah berstruktur kuat. “Jika upaya ini tidak dilakukan, maka sampai kapanpun setiap terjadi gempa kuat maka kerusakan bangunan akan terus terjadi,” ujarnya.

Selain dari kedua sesar, pada Senin 16 Maret 2020 gempa tektonik bermagnitudo 4,5 mengguncang sebagian wilayah Sukabumi dari laut. Sumbernya ada di kedalaman 28 kilometer di bawah laut berjarak 97 kilometer tenggara Kabupaten Sukabumi.

"Gempa akibat Zona Subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyelusup menunjam ke bawah Lempeng Eurasia," kata Hendro Nugroho Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang, saat itu.

Guncangan gempa tersebut dilaporkan dirasa di wilayah Tegalbuleud Kabupaten Sukabumi. Skala Intensitas gempanya II MMI atau getaran dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Berita terkait

BMKG Ingatkan Masyarakat NTT Potensi Kebakaran Lahan Akibat Angin Kencang Kering

5 jam lalu

BMKG Ingatkan Masyarakat NTT Potensi Kebakaran Lahan Akibat Angin Kencang Kering

BMKG ingatkan masyarakat NTT soal potensi kebakaran lahan akibat angin kencang yang bersifat kering hingga 13 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

BMKG Terbitkan Peringatan Gelombang Tinggi 2,5 Meter, Mencakup Jalur Penyeberangan Selat Bali

12 jam lalu

BMKG Terbitkan Peringatan Gelombang Tinggi 2,5 Meter, Mencakup Jalur Penyeberangan Selat Bali

BMKG mengingatkan dunia pelayaran, termasuk pengelola kapal nelayan dan kapal ferry, untuk memperhatikan peringatan dini gelombang 2,5 meter.

Baca Selengkapnya

Prakiraan Cuaca BMKG: Hujan Melanda Sejumlah Kota Besar Dipicu Bibit Siklon 91W, Waspadai Banjir Rob

17 jam lalu

Prakiraan Cuaca BMKG: Hujan Melanda Sejumlah Kota Besar Dipicu Bibit Siklon 91W, Waspadai Banjir Rob

Potensi awan hujan di sekitar bibit siklon tropis, sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi atau konvensi.

Baca Selengkapnya

Info Terkini Gempa M5,1 di Laut Guncang Bali dan NTB, Tidak Berpotensi Tsunami

18 jam lalu

Info Terkini Gempa M5,1 di Laut Guncang Bali dan NTB, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan di dalam lempeng.

Baca Selengkapnya

Jakarta Diperkirakan Cerah Berawan Rabu Pagi hingga Sore, kecuali Jakarta Selatan dan Timur

19 jam lalu

Jakarta Diperkirakan Cerah Berawan Rabu Pagi hingga Sore, kecuali Jakarta Selatan dan Timur

Cuaca diperkirakan masih cerah berawan pada siang hari, kecuali Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Bibit Siklon 91P, Besaran UKT Kedokteran, Mengaktifkan Kartu Telkomsel Mati

19 jam lalu

Top 3 Tekno: Bibit Siklon 91P, Besaran UKT Kedokteran, Mengaktifkan Kartu Telkomsel Mati

Topik tentang kota-kota besar diprakirakan hujan akibat tiga sirkulasi siklonik dan bibit siklon 91P menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.

Baca Selengkapnya

BMKG: Gempa Bumi di Pacitan Akibat Deformasi Batuan Lempeng Indo-Australia

1 hari lalu

BMKG: Gempa Bumi di Pacitan Akibat Deformasi Batuan Lempeng Indo-Australia

Dari analisis BMKG, gempa bumi dengan magnitudo M4.8 di Pacitan akibat deformasi batuan lempeng Indo-Australia.

Baca Selengkapnya

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

1 hari lalu

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

Bukan heatwave yang mengancam wilayah Indonesia. Simak hasil kajian tim peneliti BRIN berikut.

Baca Selengkapnya

Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter, BMKG Peringatkan Kapal Nelayan dan Tongkang

1 hari lalu

Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter, BMKG Peringatkan Kapal Nelayan dan Tongkang

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.

Baca Selengkapnya

Ada Bibit Siklon 91P, BMKG Prakirakan Hujan Guyur Mayoritas Kota Besar

1 hari lalu

Ada Bibit Siklon 91P, BMKG Prakirakan Hujan Guyur Mayoritas Kota Besar

Bibit siklon tropis 91P berdampak hujan sedang hingga lebat dan angin kencang di sekitar wilayah bibit siklon tersebut.

Baca Selengkapnya